Sponsors Link

17 Jenis-Jenis Drama – Pengertian, Unsur, Struktur dan Contohnya

Jenis-Jenis Drama, Unsur, Struktur, dan Contohnya – Dewasa ini, demam K-Pop (Korean Pop) makin menjadi jadi di dunia, termasuk di Indonesia. Hasil karya dari industri hiburan Korea Selatan banyak digemari mulai dari muda mudi hingga segmen orang tua. Salah satu bentuk karya K-Pop yang paling banyak digemari adalah K-Drama (Korean Drama). Penggarapan yang apik dan terkesan ‘niat’, didukung dengan jalan cerita yang dianggap menarik, serta kemunculan aktris dan aktor dengan kemampuan akting yang mumpuni dengan tampang yang tampan dan cantik menjadikan drama Korea menjadi salah satu hiburan dengan jumlah penonton yang banyak serta selalu ditunggu tunggu setiap kemunculannya.

Namun, apakah yang sebenarnya dimaksud dengan seni drama itu sendiri? Untuk menjawab pertanyaan tersebut berikut ini artikel yang akan mengulas tentang pengertian drama beserta segala hal yang berhubungan dengannya seperti ciri ciri, jenis jenis, serta unsur di dalamnya.

Pengertian Drama

Seni drama diidentifikasi muncul pertama kali di Yunani sekitar abad kelima sebelum masehi. Pada zaman tersebut, isi cerita dari drama yang dipertunjukkan berkutat seputar persembahan kepada dewa dewi Yunani. Secara etimologi, kata ‘drama’ berasal dari bahasa Yunani, yakni ‘draomai’ yang berarti ‘berbuat’ atau ‘melakukan suatu tidakan atau aksi’. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah ‘drama’ (/dra.ma/) diartikan sebagai sebuah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentasikan. KBBI juga mendefinisikan istilah ‘drama’ sebagai cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.

Sedangkan definisi menurut ahli, Tjahyono (1998) dalam tulisannya mendefinisikan istilah drama sebagai salah satu bentuk seni yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak atau aksion dan percakapan atau dialog. Ahli lain yang mengemukakan pendapatnya, yakni Joseph T. Shipley dalam Satoto (2012) mendefinisikan istilah drama sebagai segala pertunjukan yang memakai mimik dalam pementasannya.

Istilah drama awalnya digunakan untuk merujuk kepada suatu cerita atau kisah yang dipentaskan atau dipertontonkan kepada masyarakat melalui seni pertunjukan di atas panggung. Seperti pada sekitar abad-18 di Perancis, drama berkembang menjadi seni pertunjukan yang elit yang dipentaskan di teater teater besar. Namun, dalam perkembangannya drama tidak hanya terbatas pada pertunjukan di atas panggung saja melainkan segala suatu bentuk tontonan atau pertunjukan lakon yang dipertontonkan di depan khalayak umum juga masuk dalam kategori drama.

Bahkan sekarang ini, istilah drama juga sering digunakan untuk merujuk pada suatu kejadian atau kisah yang menyedihkan. “Cambridge Dictionary” dalam pengertiannya, juga mendefinisikan istilah drama sebagai sebuah kejadian dalam kehidupan sehari hari yang tidak terduga yang menimbulkan rasa cemas berlebihan, maupun kesenangan, dan biasanya terdapat banyak tindakan serta argumen yang terjadi pada peristiwa tersebut.

Unsur-Unsur Drama

Dalam drama, hampir mirip seperti kebanyakan karya lainnya, memiliki dua unsur di dalamnya, yakni unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang terdapat pada struktur karya drama itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik dalam drama merupakan unsur unsur penyusun drama yang terletak di luar struktur karya sastranya.

A. Unsur Intrinsik

  1. Tema

Tema merupakan ide pokok yang mendasari jalan cerita suatu drama. Tema sendiri dapat diungkapkan secara langsung (eksplisit) maupun secara tidak langsung (implisit).

  1. Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa yang dirangkai secara seksama. Dalam rangkaiannya, alur memiliki tahapan tahapan yang menyusun cerita dalam drama menjadi sedemikian rupa. Tahapan tahapan tersebut antara lain :

  • Orientasi – Orientasi merupakan tahapan awal meliputi pengenalan latar dari cerita dari drama tersebut, baik latar waktu; latar tempat; serta latar suasana yang terjadi di dalam cerita.
  • Komplikasi – Tahapan ini berisi urutan kejadian-kejadian dalam drama yang sistematis yang dikembangkan dari hubungan sebab akibat. Pada bagian ini, tokoh tokoh yang terlibat dalam cerita mulai diperkenalkan, serta karakter masing  masing tokoh mulai dimunculkan. Selain itu pada tahapan ini konflik mulai sedikit dikenalkan.
  • Evaluasi – Tahapan ini merupakan puncak dari rangkaian alur.  Konflik cerita menjadi fokus utama pada bagian ini. Tahapan pada evaluasi terdiri dari pengenalan konflik lebih lanjut, klimaks, hingga penyelesaian konflik mulai sedikit diperkenalkan.
  • Resolusi – Yang menjadi fokus pada tahapan ini adalah penyelesaian konflik yang dihadapi tokoh utama. Pada tahapan resolusi  ini solusi – solusi dari konflik dimunculkan. Serta teka teki yang dimunculkan pada awal awal cerita akan terjawab pada tahapan ini.
  • Koda (Coda) – Pada bagian ini semua konflik sudah terselesaikan dan menjadi akhir dari suatu drama. Tahapan terakhir ini biasanya menyimpulkan kembali amanat, nilai, maupun pelajaran yang ingin disampaikan sepanjang pertunjukan drama.

Secara umum alur dibedakan menjadi dua, yakni alur maju (alur progresif)  serta alur mundur (alur regresif). Alur maju atau alur progresif merupakan rangkaian kejadian yang diceritakan maju atau menceritakan kejadian kejadian yang akan terjadi seiring berjalannya waktu. Sedangkan alur mundur atau alur regresif merupakan rangkaian kejadian yang diceritakan secara mundur atau menceritakan kejadian sekarang namun rangkaian lanjutannya merupakan kejadian kejadian yang sudah terjadi sebelumnya, sebelum kejadian sekarang. Dalam perkembangannya, dikenal pula alur maju mundur, yakni alur yang memiliki rangkaian cerita berupa kombinasi dari alur maju serta alur mundur.

  1. Penokohan

Penokohan merupakan penggambaran watak dari tokoh yang tergambar dari sikap, perilaku, ucapan, pikiran, dan pandangan tokoh tersebut dalam setiap situasi yang dihadapi dalam drama. Watak suatu tokoh dalam drama dapat diungkapkan melalui beberapa cara, mulai dari 1) Tindakan atau perbuatan, 2) Dialog atau ucapan, 3) Pikiran serta perasaan, 4) Penampilan.

Dalam beberapa drama, watak tokoh juga kadang diungkapkan lewat narasi dari narator. Berdasarkan pengungkapan watak tokohnya, penokohan terdapat dua metode penokohan sebagai yakni :

  • metode analitik, yakni diungkapkan secara langsung melalui narasi yang ada oleh narator
  • metode dramatik, yakni melalui tingkah laku, ucapan, perasaan, serta penampilan fisik tokoh.

Selain metode penokohan, berdasarkan perannya, tokoh dalam suatu drama dapat dibedakan menjadi tiga tokoh, yakni,

  • Protagonis : tokoh yang memiliki watak baik atau berperan sebagai orang baik.
  • Antagonis : tokoh yang memiliki watak kurang baik (tercela) atau berperan sebagai orang jahat.
  • Tritagonis : tokoh pembantu yang memiliki terkadang menjadi pendukung tokoh protagonis namun di sisi lain terkadang juga menjadi pendukung tokoh berwatak antagonis.

Jika dilihat dari kedudukan tokoh dalam cerita atau drama, tokoh dibedakan menjadi tokoh utama (sentral) serta tokoh bawahan (sampingan). Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki jalannya cerita, atau dalam kata lainnya jalannya cerita dalam drama tersebut berpusat pada sekitar tokoh utama. Sedangkan tokoh sampingan merupakan tokoh yang muncul dalam cerita  yang masih memiliki hubungan dengan tokoh utama, serta bukanlah sorotan utama jalannya cerita.

  1. Latar

Latar merupakan keadaan yang ingin digambarkan dalam drama yang meliputi tempat, waktu, serta suasana yang ingin ditampilkan, selain itu latar sosial seperti hubungan tokoh dengan lingkungannya juga masuk dalam unsur latar.

  • Aspek Ruang – Aspek ruang menggambarkan tempat kejadian dari suatu cerita atau babak dalam sebuah drama.
  • Aspek Waktu – Aspek waktu menggambarkan kapan suatu cerita atau babak dalam sebuah drama terjadi. Aspek ini sangat berpengaruh pada penyampaian alur yang akan dibawakan dalam drama.
  • Aspek Suasana – Aspek ini menggambarkan suasana yang terjadi dalam suatu cerita atau babak dalam sebuah drama. Biasanya hubungan antar tokoh juga dimasukkan dalam aspek ini karena hubungan suatu tokoh dianggap dapat menciptakan suasana yang akan dibangun dalam sebuah cerita.
  1. Amanat

Unsur amanat atau pesan merupakan unsur yang wajib ada dalam sebuah drama mapun karya sastra lainnya. Amanat atau pesan merupakan nilai didik yang ingin disampaikan oleh penulis naskah lakon kepada penonton melalui pertunjukan yang dipentaskan, baik secara eksplisit dan implisit. Nilai-nilai yang terkandung dapat berupa nilai agama, sosial, moral, dan budaya yang pada intinya memberikan suatu pelajaran hidup yang bermanfaat bagi penonton.

B. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik dalam drama merupakan unsur unsur pendukung jalannya sebuah drama yang berasal dari luar struktur sastra drama tersebut. Unsur unsur pendukung tersebut antara lain pimpinan produksi, sutradara, tim kreatif, penata rias dan kostum, penyandang dana, serta unsur unsur pendukung lainnya dalam pementasan suatu drama. Selain itu unsur ekstrinsik dapat berupa faktor faktor yang tengah berkembang dalam masyarakat, seperti perkembangan ekonomi, situasi politik, situasi sosial budaya, tingkat pendidikan, akses terhadap masyarakat, hal ini dikarenakan unsur unsur tersebut dapat mempengaruhi penulis dalam menentukan jenis cerita yang akan dipentaskan serta mempengaruhi bagaimana tanggapan penonton terhadap suatu pertunjukan drama. Selain itu faktor psikologis baik dari pemain, kru, maupun menonton juga termasuk dalam unsur ekstrinsik yang dapat mempengaruhi jalannya sebuah drama.

Struktur Drama

Suatu drama akan memiliki aliran cerita yang sering disebut lakon. Lakon dalam drama memiliki struktur yang jelas yang berkaitan satu sama lain sehingga membentuk suatu kesatuan yang padu. Berikut ini beberapa hal yang termasuk dalam struktur drama,

  1. Babak

Babak dalam naskah drama merupakan setiap bagian atau sesi adegan dalam drama. Babak merupakan rangkuman semua peristiwa yang terjadi di suatu latar tempat pada urutan waktu tertentu.

  1. Adegan

Adegan merupakan struktur yang meliputi cara seorang aktor atau aktris membawakan tokoh yang diperankannya dalam suatu drama. Adegan juga merupakan bagian dari suatu babak di mana batas dari suatu adegan ditentukan oleh perubahan peristiwa ataupun transisi datang perginya seorang tokoh dalam suatu babak drama.

  1. Dialog

Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa rangkaian percakapan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya. Penulisan dialog dalam naskah drama menggunakan tanda baca petik (“_”).

  1. Prolog

Prolog merupakan sebuah bagian yang menjadi pengantar naskah. Prolog dapat berisi satu atau beberapa keterangan maupun pendapat dari penulis naskah drama tentang cerita yang akan dipentaskan. Biasanya disampaikan oleh seorang narator.

  1. Epilog

Epilog merupakan bagian penutup dari suatu drama. Sama seperti prolog, bagian ini biasanya juga akan disampaikan oleh narator yang berisi tentang sekilas kisah balik maupun kesimpulan dari isi drama yang telah dipentaskan.

Jenis-Jenis Drama

Sama seperti karya sastra lain pada umumnya, drama juga dibedakan menjadi beberapa jenis. Dalam pembagiannya, digunakan tiga dasar untuk membagi jenis jenis drama, yakni 1) Penyajian lakon; 2) Sarana penyampaian drama; serta 3) Keberadaan naskah drama.

Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Lakon

  1. Tragedi

Tragedi merupakan jenis drama yang menyampaikan kisah kisah ataupun cerita  tentang kesedihan. Drama ini biasanya mengangkat tema tema ‘gelap’, seperti tentang kematian, bencana, serta penderitaan. Umumnya, tokoh protagonis dalam drama jenis ini akan memiliki kisah yang berakhir tragis. Salah satu contoh drama jenis tragedi antara lain “Oedipus Rex” karya Sophocles. Drama ini berkisah tentang seseorang yang membunuh ayah kandungnya sendiri, dan kemudian menikahi ibu kandungnya sendiri.

  1. Komedi

Komedi merupakan jenis drama yang sepanjang ceritanya berisi penuh dengan kelucuan. Drama jenis ini akan mendramatisir suatu kejadian lucu dengan tuju membuat penonton tertawa. Drama jenis ini biasanya memiliki akhir yang bahagia. Salah satu drama komedi terkenal adalahh “Much Ado About Nothing”. Drama ini bertemakan romantis – komedi yang mengisahkan tentang kisah cinta Hero dan Claudio. Dalam drama ini diceritakan jika Hero dan Claudio tidak pernah berkomunikasi sama sekali sebelum mereka akhirnya menikah. Drama ini juga menyuguhkan kisah tentang Benedick dan Beatrice yang sebelumnya saling membenci, namun kemudian mereka akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain.

  1. Tragekomedi

Drama ini merupakan perpaduan antara drama komedi dengan drama tragedi.

  1. Opera

Opera  merupakan jenis drama di mana dialog dalam drama tersebut disampaikan dengan cara dinyanyikan serta diiringi musik. Drama jenis ini berkembang pesat di daratan Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Opera  umumnya dimainkan oleh penyanyi dan diiringi orchestra lengkap. Salah satu contoh music opera  terkenal adalah “Le nozze di Figaro” (The Marriage of Figaro) karya dari Wolfgang Amadeus Mozart. Salah satu karya terkenal dari Mozart lainnya adalah Don Giovanni.

  1. Melodrama

Hampir mirip dengan opera, melodrama merupakan perpaduan antara seni peran dan musik. Yang membedakannya dialog pada melodrama diucapkan sebagaimana biasa hanya saja tetap diiringi dengan musik. “The Heiress” merupakan salah satu contoh melodrama terkenal yang adaptasi dari novel karya Henry James, “The Washington Square”. Drama ini mengisahkan tentang seorang putri seorang dokter kaya, Catherine, yang jatuh pada seorang pemuda, Morris Townsend. Salah satu contoh melodrama terkenal lainnya adalah drama yang bertajuk “Mamma Mia”.

  1. Farce

Drama jenis ini merupakan drama yang menyerupai dagelan, namun bukan sepenuhnya drama tersebut merupakan dagelan. Drama ini biasanya berisi tentang kejadian yang ditanggapi secara berlebihan (overeacts) serta humor humor slapstick. Salah satu contoh farce terkenal adalah drama karya Oscar Wilde yang berjudul “The Importance of Being Earnest”. Drama ini merupakan drama bergaya Victorian yang menceritakan tentang seorang pemuda yang menggunakan dua identitas berbeda  untuk menemui dua orang wanita yang berbeda.

  1. Tablo

Tablo merupakan jenis drama yang dalam penyajiannya lebih mengutamakan gerak gerik dari pemainnya. Pemain pemain tersebut tidak mengucapkan dialog namun menyampaikan pesan dari drama tersebut lewat gerakan.

  1. Sendratari

Sendratari merupakan jenis drama yang memadukan seni peran dengan seni tari. Aktris dan aktor yang memainkan drama ini mengucapkan dialog secara biasa, namun pada bagian bagian penting suatu drama (misal peperangan, adegan bermesraan) disampaikan lewat tarian. Sendratari yang terkenal di Indonesia salah satunya adalah Sendratari Ramayana yang dipentaskan di pelataran Candi Prambanan.

  1. Kolosal

Drama kolosal merupakan drama yang mengangkat kisah kisah tentang perjuangan, peperangan, maupun latar tentang zaman kerajaaan. Beberapa contoh drama kolosal seperti Angling Darma dan Mahabharata.

Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Sarana Penyampaiannya

  1. Drama Panggung merupakan drama yang dipentaskan secara langsung di atas panggung.
  2. Drama Radio merupakan drama yang diperdengarkan lewat radio, drama jenis ini dulu populer abad 20-an.
  3. Drama Televisi merupakan drama yang disiarkan lewat stasiun tv, drama ini sering berupa sinetron maupun ftv. Dalam pembuatannya, berbeda dengan drama panggung yang menuntut kesempurnaan pemainnya dalam mementaskan suatu drama, drama televisi dapat diulang pembuatannya jika terjadi kesalahan.
  4. Drama Film pembuatan mirip dengan drama televise, namun biasanya tema yang diangkat dan eksekusinya lebih spektakuler dan pertunjukannya diputar di bioskop.
  5. Drama Wayang merupakan drama yang penyajiannya mengunakan sarana wayang untuk menggantikan aktris dan aktor, di mana wayang wayang tersebut digerakkan oleh seorang dalang.
  6. Drama Boneka hampir mirip dengan drama wayang, hanya saja media yang digunakan dalam penyampaian cerita berupa boneka yang dapat dimainkan oleh satu atau beberapa orang.

Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Keberadaan Naskah (Ada atau Tidaknya Naskah)

  1. Drama Tradisional merupakan drama yang tidak menggunakan naskah, pemain biasanya hanya diberikan gambaran umum tentang jalan ceritanya saja (storyline) sedangkan setiap adegan yang dipentaskan merupakan hasil kreativitas antar pemainnya (improvisasi).
  2. Drama Modern merupakan drama yang menggunakan naskah.

Sekian artikel yang membahas tentang jenis jenis drama dan contohnya kali ini. Semoga bermanfaat 🙂

, , , , , , ,
Post Date: Friday 06th, January 2017 / 16:15 Oleh :
Kategori : drama