Sponsors Link

Contoh Legenda Singkat dalam Bahasa Indonesia

Menurut id.wikipedia.org, legenda merupakan cerita prosa rakyat yang dianggap seolah-olah nyata terjadi. Legenda biasanya disampaikan secara lisan dari satu orang ke lain orang dan dari satu keturunan ke keturunan lainnya. Selain itu, legenda juga biasanya berisi asal-usul terbentuknya sebuah wilayah. Legenda sendiri termasuk ke dalam jenis-jenis prosa lama, jenis-jenis karangan non ilmiah, serta salah satu jenis dari macam-macam dongeng. Hampir di setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai legendanya sendiri. Salah satu diantaranya akan ditampilkan di artkel kali ini. Adapun contoh legenda yang akan ditampilkan di artikel ini adalah legenda tentang kota Salatiga yang dilansir dari laman dongeng.web.id dan juga laman dongengrakyat.com.

Untuk selengkapnya contoh legenda singkat dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut!

Legenda Salatiga

Suatu hari di daerah Padanaran, hiduplah seorang Ki Ageng yang dikenal sebagai bupati di wilayah itu. Ki Ageng dikenal sebagai seorang pemimpin Padanaran yang terkenal serakah dan selalu menindas rakyatnya. Dia selalu menindas rakyatnya dengan cara memberi tarif pajak yang tinggi bagi rakyatnya, sehingga rakyatnya kelimpungan untuk membayar tarif pajak tersebut.

Suatu hari, Ki Ageng bertemu dengan seorang tukang potong rumput yang membawa rumput-rumput hasil sabitannya. Dengan congkaknya, Ki Ageng meminta rumput-rumput tersebut dari si tukang potong rumput. Awalnya, tukang rumput tersebut menolak permintaan Ki Ageng. Namun, Ki Ageng terus membujuk dan malah mengiming-imingi si tukang rumput itu sejumlah si tukang rumput agar mau menyerahkan rumput-rumput miliknya.

Dengan berat hati, si tukang potong rumput pun menyerahkan rumput-rumputnya kepada Ki Ageng. Dan sesuai janji, Ki Ageng pun menyerahkan sejumlah uang sebagai imbalan kepada si tukang potong rumput tersebut. Si tukang rumput tersebut menerima uang tersebut. Namun, uang itu tidak dibawanya pulang, melainkan diselipkan ke rumput-rumput yang akan diserahkannya kepada Ki Ageng.

Beberapa hari setelahnya, Ki Ageng masih terus meminta rumput-rumput hasil potongan si tukang potong rumput. Dan selama itu pula, si tukang potong rumput selalu menyelipkan uang pemberian Ki Ageng di sela-sela rumput yang dia berikan ke Ki Ageng.

Suatu hari, Ki Ageng mulai menyadari perbuatan yang dilakukan oleh si tukang potong rumput tersebut. Ki Ageng pun lantas menghampiri si tukang potong rumput dan kemudian memarahinya.

“Dasar orang miskin tidak tahu diri! Apa maksudmu menyelipkan uang pemberianku ke dalam rumput-rumputmu? Kau tak suka dengan uang pemberianku?” ujar Ki Ageng kepada si tukang potong rumput dengan nada marah.

Seketika itu juga, si tukang potong rumput tersebut merubah wujudnya menjadi Sunan Kalijaga. Rupanya, Sunan Kalijaga sengaja menyamar menjadi si tukang potong rumput untuk menguji Ki Ageng. Melihat hal itu, Ki Ageng pun merasa malu dan meminta maaf kepada Sunan Kalijaga.

“Mohon maafkanlah kehilafan saya, Ki Sunan,” ujar Ki Ageng.

“Baiklah, engkau aku maafkan. Namun, sebagai hukumannya, kau harus mengikutiku mengembara dan meninggalkan seluruh harta bendamu,” ucap Sunan Kalijaga kepada Ki Ageng.

Ki Ageng pun mengikuti perintang Sang Sunan Kalijaga untuk ikut mengembara. Tanpa sepengetahuan Sunan Kalijaga dan Ki Ageng, istri dari Ki Ageng ternyata  mengikuti keduanya untuk pergi mengembara. Celakanya, istri dari Ki Ageng tersebut justru membawa sebuah tongkat yang berisi emas dan berlian.

Di tengah perjalanan, Sunan Kalijaga dan Ki Ageng dicegat oleh sekawanan perampok yang hendak menjarah harta mereka . Namun, dengan tenangnya, Sunan Kalijaga berujar, “Jikalau kalian ingin merampok, rampoklah wanita yang tengah berjalan di belakang kami. Dia membawa sebuah tongkat yang berisi berlian dan emas.” Wanita yang dimaksud oleh Sunan Kalijaga tak lain adalah istri dari Ki Ageng. Rupanya, Sunan Kalijaga telah mengetahui apa yang telah dilakukan istri Ki Ageng melalui mata batinnya.

Tanpa menunggu lama, para perampok itu pun langsung menghampiri istri Ki Ageng dan merampas tongkat yang dibawanya. Istri Ki Ageng tidak kuasa ‘tuk melawan dan akhirnya dia pun haris merelakan tongkatnya dirampas oleh para perampok.

Seketika itu juga, istri Ki Ageng menangis dan berlari menuju ke tempat suuaminya serta Sunan Kalijaga berada. Di sana, dia menceritakan apa yang telah dialaminya. Mendengar hal itu, Sunan Kalijaga pun berseru, “apa yang telah kau alami itu merupakan kesalahanmu. Dan karena sebab itulah, aku akan menamai tempat ini dengan nama Salah Tiga. Sebab, di sini ada tiga pihak yang telah melakukan kesalahan, yaitu kau, suamimu, dan para perampok itu. Kelak, tempat ini akan menjadi sebuah kota yang ramai.”

Sejak saat itu, tempat itu pun mempunyai nama Salah Tiga yang kemudian hari menjadi Salatiga. Dan sesuai dengan ucapan Sang Sunan Kalijaga, tempat itu pun menjadi suatu kota yang ramai.

Demikianlah contoh legenda singkat dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui contoh-contoh dari jenis-jenis dongeng atau prosa lama lainnya, pembaca bisa membuka artikel contoh dongeng fabel singkat, contoh fabel pendek beserta strukturnya, contoh hikayat melayu, dan kumpulan hikayat pendek. Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

, , , , , , ,
Post Date: Monday 08th, January 2018 / 13:24 Oleh :
Kategori : Karangan