7 Tata Cara Penulisan Kata Turunan yang Benar dalam Bahasa Indonesia
Tata Cara Penulisan Kata Turunan yang Benar dalam Bahasa Indonesia – Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata diartikan sebagai satuan bahasa terkecil yang berdiri sendiri dan mempunyai morfem, entah itu morfem tunggal maupun morfem gabungan. Kata mempunyai beberapa jenis-jenis kata. Contoh kata dasar dan kata turunan adalah dua diantaranya. Kata dasar merupakan kata yang belum diberi jenis-jenis imbuhan, entah itu macam-macam imbuhan perfiks, ataupun macam-macam imbuhan konfiks. Kebalikan dari kata dasar, kata turunan adalah kata yang telah diberi imbuhan, entah itu imbuhan awalan, akhiran. awalan-akhiran, dan sisipan. Nama lain dari kata turunan adalah kata berimbuhan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No. 46 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, penulisan kata turunan atau kata berimbuhan harus ditulis sebagai berikut:
1. Kata turunan harus ditulis serangkai jika:
a. Kata dasarnya diberi imbuhan awalan, akhiran, atau sisipan. Contoh :
- Bertarung
- Menyamar
- Menangis
- Mencongkel
- Gemerlap
- Gemuruh
- Lukisan
- Balasan
- Duniawi
- Surgawi
- Inderawi
- Tulisan
- Tangisan
- Rintihan
- Butiran
- Penyair
- Penyihir
- Pesuruh
- Ditebas
b. Kata dasarnya merupakan kata asing atau kata singkatan yang diberi imbuhan dan tanda hubung (-). Contoh :
- Di-upload
- Di-hack
- Di-PHK-kan
- Di-SBMPTN-kan
- Ter-capslock
- Download-an
- Di-SOP-kan
- Di-like
- Di-Share
- Men-download
- Men-share
- Meng-upload
- Me-retweet
- Di-endorse
- Meng-endorse
- Di-search
- Di-reject
- Ter-delete
- Di-repost
2. Jika kata dasar adalah gabungan kata dan diberi imbuhan awalan atau akhiran, maka salah satu kata yang diberi imbuhan harus ditulis serangkai dengan imbuhan tersebut. Contoh :
- Bermuka dua
- Bermain api
- Bersuka cita
- Bersenandung ria
- Teriris pisau
- Bersenda gurau
- Mencaci maki
- Dicaci maki
- Bertepuk tangan
- Bertegur sapa
- Harta duniawi
- Nikmat surgawi
- Saling menyapa
- Saling mencinta
- Duka terdalam
- Malam mingguan
- Putar balikkan
- Alih fungsikan
- Alih bahasakan
- Hancur leburkan
3. Jika kata dasar gabungan itu diberi imbuhan awalan dan akhiran sekaligus, maka penulisannya harus serangkai. Contoh :
- Pertanggungjawabkan
- Pengalihfungsian
- Kesukacitaan
- Kedukacitaan
- Kekurangajaran
- Dialihfungsikan
- Dialihbahasakan
- Dijungkirbalikkan
- Diputarbalikkan
- Dihinadinakan
- Dininabobokkan
- Dijualbelikan
- Mengantarjemputkan
- Menjualbelikan
- Menggembargemborkan
- Meluluhlantahkan
- Memutarbalikkan
- Dihancurleburkan
- Dipadupadankan
- Dilipatgandakan
4. Jika kata dasar digabung dengan kombinasi kata, maka keduanya harus ditulis serangkai. Contoh :
- Swafoto (kombinasi kata: swa)
- Narahubung (kombinasi kata: nara)
- Adiluhung (kombinasi kata: adi)
- Multifungsi (kombinasi kata: multi)
- Prasejarah (kombinasi kata: pra)
- Inkonsistensi (kombinasi kata: in)
- Dasadharma (kombinasi kata: dasa)
- Pascaperang (kombinasi kata: pasca)
- Dehumanisasi (kombinasi kata: de)
- Dwilogi (kombinasi kata: dwi)
- Tritura (kombinasi kata: tri)
- Tetralogi (kombinasi kata: tetra)
- Nawacita (kombinasi kata: nawa)
- Antarpulau (kombinasi kata: antar)
- Nonpartisan (kombinasi kata: non)
- Semifinal (kombinasi kata: semi)
- Subjudul (kombinasi kta: sub)
- Saptanada (kombinasi kata: sapta)
- Purnawaktu (kombinasi kata: purna)
Baca : penulisan partikel per yang benar dalam bahasa indonesia – contoh kata majemuk yang penulisannya harus dipisah – contoh kata majemuk yang penulisannya harus dirangkai
Selain 4 cara di atas, masih ada beberapa tata cara penulisan kata turunan yang benar dalam bahasa Indonesia, yaitu:
5. Jika kata dasar merupakan kata berawalan huruf kapital yang dibubuhi kata terikat, maka diantara keduanya mesti dihubungkan dengan tanda hubung (-). Contoh :
- se-Indonesia
- pro-Demokrasi
- pos-Kolonialsime
- pan-Islamisme
6. Jika kata Maha bertemu dengan kata turunan atau kata berimbuhan, maka keduanya harus ditulis terpisah dan huruf depan kata turunan itu harus huruf kapital. Sebab, kata Maha merupakan kata yang merujuk pada Tuhan. Contoh :
- Maha Pengasih
- Maha Penyayang
- Maha Penyantun
- Maha Pengampun
7. Jika kata dasar bertemu dengan kata Maha, maka keduanya harus ditulis serangkai, kecuali kata kuasa. Contoh :
- Maha Kuasa
- Mahatahu
- Mahacinta
- Mahasuci
Baca : cara penulisan daftar pustaka – contoh imbuhan di dan ke yang salah penulisannya – penulisan angka dan bilangan – tata cara penulisan gelar – tata cara penulisan catatan kaki – penggunaan huruf kapital – penggunaan huruf miring – penggunaan huruf tebal – penggunaan tanda baca
Demikianlah tata cara penulisan kata turunan yang benar dalam Bahasa Indonesia. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan sekaligus memberi manfaat untuk pembaca sekalian. Terima kasih.