Sponsors Link

10 Unsur-Unsur Syair dalam Bahasa Indonesia

Syair merupakan salah satu diantara jenis-jenis puisi lama, selain jenis-jenis pantun, contoh puisi lama mantra, contoh puisi lama seloka, gurindam – pengertian, ciri, jenis, dan contohnya, talibun, dan juga karmina. Seperti halnya puisi dan karya sastra pada umumnya, puisi juga mempunyai beberapa unsur yang terkandung di dalamnya. Dalam artikel macam-macam syair dan penjelasannya, disebutkan bahwa unsur-unsur syair dalam bahasa Indonesia terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur tersebut akan dibahas khusus pada artikel kali ini.

Untuk lebih jelasnya, bisa disimak pada pembahasan di bawah ini!

A. Unsur Intrinsik

Unsur ini merupakan unsur yang terdapat di dalam syair yang mempengaruhi terbentuknya sebuah syair. Secara garis besar, unsur intrinsik syair terdiri atas tema, perasaan, nada, dan amanat. Agar pembaca lebih mengerti keempat unsur tersebut, berikut penjelsan khusus dari empat unsur tersebut!

1. Tema

Merupakan unsur intrinsik dasar bagi terbentuknya sebuah syair. Tanpa tema, penulis syair akan kebingungan dalam membuat syair, karena tidak mengetahui tema yang hendak disampaikannya. Pada umumnya, tema-tema yang terkandung di dalam syair berkisar pada ajaran agama, ajaran akhlak, nasihat kehidupan, ataupun perasaan cinta.

2. Perasaan

Secara bahasa, syair berala dari kata syi’ru yang berarti perasaan. Dengan demikian, perasaan menjadi unsur intrinsik syair lainnya yang paling penting untuk diterapkan. Perasaan penulis syair yang dia tuangkan ke dalam syair bisa berupa perasaan gembira, sedih, ataupun perasaan-perasaan lainnya.

3. Nada atau Bunyi

seperti halnya jenis-jenis puisi lama lainnya, unsur nada atau bunyi juga mesti digunakan saat hendak menulis syair. Hal itu karena syair akan jadi lebih berirama atau terasa merdu saat dibacakan. Karena syair termasuk ke dalam jenis puisi lama, maka nada atau bunyi yang terkandung di dalamnya mesti diatur berdasarkan jumlah suku kata, jumlah baris di tiap baitnya, dan juga pola rima akhir yang harus digunakan di tiap akhir barisnya.

Syair sendiri terdiri atas 8 sampai 12 suku kata di tiap barisnya. Jumlah baris yang terkandung di tiap satu bait syair harus berjumlah 4 baris. Meski begitu, kadangkala jumlah baris pada satu bait syair bisa berjumlah 2, 3, atau bahkan 5 baris. Sementara itu, pola rima akhir yang mesti dipakai syair di tiap baitnya adalah a-a-a-a. Meski begitu, terkadang pola rima akhirnya bisa berbentuk a-b-a-b.

4. Amanat atau Pesan

Setelah tema ditentukan, biasanya seorang penulis syair akan mencari tahu pesan atau amanat apa yang mesti dia sampaikan lewat syair yang dia tulis. Adapun pesan atau amanat tersebut bisa disampaikan penulis secara lugas ataupun secara tersirat. Cara penyampaian pesan tersebut bisa dipilih sesuai dengan keinginan penulis syair atau berdasarkan tingkat pemahaman dari para masyarakat atau para pembaca syair.

B. Unsur Ekstrinsik

Unsur ini merupakan unsur yang ada di luar syair yang turut andil dalam mempengaruhi terciptanya sebuah syair. seperti halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri atas 4 aspek, di mana keempat aspek tersebut adalah:

  • Latar belakang kehidupan penyair atau penulis syair.
  • Latar belakang pendidikan si penulis syair atau penyair.
  • Latar belakang budaya atau sosial yang ada di sekitar penulis syair.
  • Adat, kebiasaan, atau norma yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari penulis syair atau yang berlaku di masyarakat luas saat itu.

Demikianlah penjelasan mengenai unsur-unsur syair dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui jenis dan contoh dari syair, pembaca bisa membuka artikel jenis-jenis syair, contoh puisi lama syair, contoh syair pendidikan dan maknanya, serta contoh nasihat 4 bait dan maknanya. Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

, , , , , , ,
Post Date: Wednesday 03rd, January 2018 / 04:55 Oleh :
Kategori : Syair