Dua di antara macam-macam majas yang ada adalah majas eufimisme dan majas disfemisme. Majas eufimisme adalah majas yang berfungsi untuk menghaluskan suatu pernyataan yang bersifat kasar. Hal itu dilakukan agar orang yang tidak tersinggung hatinya. Sementara itu, majas disfemisme adalah majas yang berfungsi untuk mengkasarkan suatu pernyataan yang bersifat halus.
Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui seperti apa contoh dari kedua majas tersebut. Contoh-contpoh dari kedua majas tersebut bisa disimak sebagaimana berikut ini!
A. Contoh Majas eufimisme
- Perusahaan itu telah merumahkan sejumlah karyawannya, akibat bangkrut.
- Merumahkan merupakan eufimisme atau penghalusan dari kata memecat.
- Pramusaji itu ramah sekali kepada tiap pelanggan.
- Pramusaji merupakan eufimisme dari pelayan restoran.
- Kedua orangtuanya telah berpulang sejak sepuluh tahun yang lalu.
- Berpuulang merupakan eufimisme dari kata meninggal.
- Kedua orangtuanya telah berpisah sejak sebulan yang lalu.
- Berpisah merupakan eufimisme dari kata bercerai.
- Bu inem resmi menjadi pramuwisma di rumah Bu Nancy.
- Pramuwisma merupakan eufimisme dari pembantu.
- Sedari tadi, dia terus saja mondar-mandir ke kamar mandi.
- Kamar mandi merupakan eufimisme dari wc.
- Sudah tiga tahun ini Yudha telah menjadi seorang tuna karya.
- Tuna karya merupakan eufimisme dari pengangguran.
- Sudah setahun belakangan, Agus telah menjadi tunawisma.
- Tuna wisma merupakan eufimisme dari gelandangan.
- Koruptor itu akhirnya berhasil dibawa ke hotel prodeo.
- Hotel Prodeo adalah eufimisme dari penjara.
- Sejak kecil, dia sudah menjadi seorang tunawicara.
- Tunawicara adalah eufimisme dari bisu.
- Penjahat itu telah dimasukkan ke jeruji besi oleh pihak kepolisian.
- jeruji besi merupakan eufimisme dari penjara.
- Dibanding dengan teman-temannya, Shahnaz merupakan anak yang mempunyai kepribadian yang berbeda.
- Kepribadian yang berbeda merupakan disfemisme dari kata aneh.
- Burhan adalah laki dari Arini.
- Laki adalah disfemisme dari kata suami.
- Arini sudah bukan lagi bininya Burhan.
- Bini merupakan disfemisme dari kata istri.
- Johan telah ditendang dari perusahaan ini dua minggu yang lalu.
- Ditendang merupakan disfemisme dari kata dipceat.
- Orang gila itu berak sembarangan.
- Berak merupakan disfemsime dari buang air besar.
- Anak kecil itu kencing sembarangan.
- Kencing merupakan disfemisme dari buang air kecil.
- Kucing betina itu tengah buntung.
- Bunting merupakan disfemisme dari hamil.
- Andini dan Raihan telah kwain minggu kemarin.
- Kawin merupakan disfemisme dari kata nikah.
- Bu Ningsih telah memberojolkan anaknya yang ketiga.
- Memberojolkan merupakan disfemisme dari kata melahirkan.
- Bocah-bocah itu begitu susah untuk diatur.
- Bocah-bocah merupakan disfemisme dari kata anak-anak.
- Tahi ayam itu tak sengaja terinjak olehnya.
- Tahi merupakan disfemisme dari kata kotoran.
- Lelaki itu adalah bekas pacarnya.
- Bekas merupakan disfemisme dari kata mantan.
- Kemarin, istri Pak Danar beranak di rumah sakit Jelita.
- Beranak merupakan disfemisme dari kata melahirkan.
Demikianlah beberapa contoh majas eufimisme dan disfemisme dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu memberi wawasan baru bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai majas khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan jika terdapat kekeliruan di dalam artikel kali ini. Terima kasih.
Jika pembaca ingin menambah referensi soal majas, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: contoh majas asidenton dan polisidenton; contoh majas anafora dan metafora; contoh majas litotes dan hiperbola; serta artikel contoh majas hiperbola dan majas personifikasi.