X

Ciri-Ciri dan Unsur Sastra Melayu Klasik dan Contohnya

Sastra melayu klasik adalah sastra lama yang lahir dari masyarakat lama atau tradisional. Yang dimaksud dengan masyarakat lama atau tradisional adalah masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat serta belum mendapat pengaruh dari dunia Barat. Berbagai jenis karya sastra yang lahir di era ini adalah mantra, pantun, syair, gurindam, dan lain sebagainya.

Ciri-ciri

Sastra Melayu klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Anonim. Sebagian besar karya sastra Melayu klasik yang berkembang di tengah masyarakat tidak diketahui nama penciptanya.
  • Pralogis. Cerita-cerita yang termasuk sastra Melayu klasik banyak diwarnai oleh hal-hal gaib dan tidak masuk akal.
  • Menggunakan bahasa Melayu klasik. Karya-karya sastra Melayu klasik banyak menggunakan bahasa Melayu klasik seperti konon, alkisah, sahibul hikayat, dan lain sebagainya.
  • Istana sentris. Kejadian atau peristiwa yang diceritakan dalam karya-karya sastra Melayu klasik sebagian besar tentang kehidupan istana seperti raja-raja, putri, pangeran, pahlawan, dan tokoh-tokoh mulia lainnya.
  • Berkembang secara lisan. Karya-karya sastra Melayu klasik disebarluaskan secara lisan atau dari mulut ke mulut karena belum adanya media massa pada saat itu.
  • Komunal. Cerita-cerita yang dikisahkan dalam sastra Melayu klasik merupakan milik bersama.
  • Kurang dinamis. Dipandang dari masyarakat kekinian, perubahan yang terjadi dalam sastra Melayu klasik sangat lamban.
  • Didaktis. Dari berbagai jenis sastra Melayu klasik sebagian besar bersifat didaktis atau memberikan pendidikan kepada pembacanya, baik moral maupun religius.
  • Simbolis. Peristiwa-peristiwa dalam berbagai karya sastra Melayu klasik disajikan dalam bentuk lambang.
  • Tradisional. Sastra Melayu klasik bersifat tradisional atau mempertahankan adat kebiasaan setempat.
  • Imitatif. Sastra Melayu klasik bersifat imitatif atau meniru yang diwariskan secara turun temurun.
  • Universal. Dalam arti, sastra Melayu klasik berlaku kapan pun, dimanapun, dan bagi siapa pun. Biasanya hal ini terkait dengan isi pesan yang ingin disampaikan.

Unsur

Selain memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan sastra modern, karya-karya sastra Melayu klasik juga dibentuk oleh beberapa unsur intrinsik. Unsur-unsur ini umumnya terdapat pada karya sastra berupa prosa seperti hikayat. Adapun unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra Melayu klasik adalah sebagai berikut.

  • Tema merupakan pokok cerita yang menjadi dasar penyusunan cerita.
  • Alur cerita atau plot merupakan rangkaian jalannya kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat dan logis. Terdapat beberapa jenis alur yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
  • Penokohan adalah pewatakan tokoh-tokoh dalam cerita.
  • Latar merujuk pada waktu, tempat, dan keadaan terjadinya suatu peristiwa.
  • Amanat mengacu pada pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Contoh

Sastra Melayu klasik terdiri dari beberapa jenis di antaranya adalah mantra, pantun berkait, talibun, pantun kilat, gurindam, syair, peribahasa, teka-teki, fable, legenda, dan hikayat.

1. Mantra 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mantra diartikan sebagai susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.

2. Pantun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biaanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi. Terdapat jenis-jenis pantun yaitu pantun jenaka, pantun persahabatan, percintaan, pantun nasihat, dan pantun teka-teki. Berikut adalah contoh pantun singkat yang dikutip dari laman Rumah Belajar Kemendikbud.

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian adat
Apa guna orang berpantun
Untuk memberi petuah amanat

3. Pantun berkait atau pantun berantai

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantun berkait atau pantun berantai adalah rangkaian pantun yang sambung-menyambung, misalnya larik kedua dan keempat bait pertama muncul lagi sebagai larik pertama dan ketiga bait berikutnya.  Pantun berkait dan contohnya dalam bahasa Indonesia dikutip dari laman Rumah Belajar Kemendikbud :

Manggistan namanya kayu
Daunnya luruh menelentang
Mahkota Raja Melayu
Turun dari bukit Seguntang 

Daunnya luruh menelentang
Daun puan diraut-raut
Turun dari bukit Seguntang
keluar dari dalam laut

Pulau Pandan jauh ke tengah
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik dikenang juga

Gunung Daik bercabang tiga
Tampak jauh dari seberang
Budi yang baik dikenang juga
Khidmat bakti disanjung orang

4. Seloka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seloka adalah jenis puisi yang mengandung ajaran (sindiran dan sebagainya), biasanya terdiri atas 4 larik yang berima a-a-a-a, yang mengandung sampiran dan isi. Contoh puisi lama seloka empat baris :

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

5. Talibun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, talibun adalah bentuk puisi lama dalam kesustraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari 4, biasanya antara 16-20, serta mempunyai persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga seperti pantun, dengan jumlah baris genap, seperti 6, 8, atau 12 baris).  Contoh pantun talibun 6 baris :

Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu

6. Karmina atau pantun kilat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karmina atau pantun kilat adalah pantun dua seuntai, baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi berupa sindiran dengan rumus rima a-a, misalnya kayu lurus dalam lalang, kerbau kurus banyak tulang. Contoh pantun karmina :

Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu preman sekarang ustadz

7. Gurindam atau sajak peribahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat (misalnya baik-baik memilih kawan, salah-salah bisa jadi lawan). Contoh gurindam yang paling terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Aja Aji Haji yang terdiri dari dua belas pasal. Berikut kutipan Gurindam Dua Belas Pasal 1 :

Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka dia itulah orang yang ma’rifat

8. Syair

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia syair adalah satu di antara jenis-jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Ciri-ciri syair lainnya adalah jumlah kata per baris adalah 4-6 perkataan, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, tidak memiliki sampiran, dan isi berupa cerita. Adapun jenis-jenis syair di antaranya adalah syair agama, syair kiasan, syair panji, syair romantis, dan syair sejarah. Contoh syair misalnya Syair Singapura Dimakan Api yang merupakan syair sejarah.

9. Peribahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susuanannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan). Peribahasa juga diartikan sebagai ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku. Satu di antara kumpulan peribahasa dalam bahasa Indonesia beserta artinya adalah sebagi berikut :

  • Ada gula ada semut.  Arti dari peribahasa tersebut adalah di mana ada banyak kenikmatan, di situ banyak orang yang berdatangan.
  • Bagai pungguk merindukan bulan. Arti dari peribahasa tersebut adalah mengharapkan sesuatu yang sangat sulit untuk diwujudkan.

10. Teka-teki

Menurut Kosasih (2008 : 16), teka-teki adalah cerita pendek yang menuntut jawaban sama halnya dengan soal cerita. Hanya saja, dalam teka-teki peranan nalar sering kali diabaikan. Hal yang dipentingkan adalah kemampuan si penebak dalam memahami arti kiasan atau ibarat yang dikemukakan dalam cerita. Ciri lainnya adalah dalam penyusunan teka-teki haruslah memerhatikan keindahan bahasanya. Dengan karakteristik seperti inilah, teka-teki bisa digolongkan ke dalam jenis sastra. Contoh teka-teki :

Dari kecil berbaju hijau, sudah besar berbaju merah. Luarnya surga, dalamnya neraka.

Jawaban dari teka-teki di atas adalah cabe.

11. Fabel atau cerita binatang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Contoh dongeng fabel singkat misalnya Si Kancil.

12. Legenda

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Secara garis besar cerita asal-usul terbagi menjadi tiga jenis yaitu cerita asal-usul tumbuhan, dunia binatang, dan terjadinya suatu tempat. Contoh legenda singkat misalnya Legenda Rawa Pening.

13. Hikayat

Hikayat merupakan salah satu dari jenis-jenis prosa lama dalam kesusastraan Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh hikayat Melayu misalnya Hikayat Hang Tuah, Hikayat Perang Palembang, dan Hikayat Seribu Satu Malam.

Demikianlah ulasan singkat tentang ciri-ciri dan unsur sastra Melayu klasik dan contohnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Categories: Pelajaran Umum
Ambar: