Beberapa contoh penggunaan tanda baca sudah ditampilkan di beberapa artikel. Adapun artikel-artikel tersebut antara lain contoh penggunaan tanda koma dalam kalimat, contoh penggunaan tanda seru dalam kalimat, contoh penggunaan tanda tanya dalam kalimat, contoh penggunaan titik koma dalam kalimat, dan penggunaan tanda titik yang benar pada singkatan. Artikel kali ini pun juga akan menampilkan contoh penggunaan dari suatu tanda baca, dimana tanda baca tersebut adalah tanda petik dua atau (” “).
Tanda baca tersebut sudah pernah dijelaskan penggunaannya dalam artikel penggunaan tanda petik dan petik tunggal. Pada artikel tersebut, dijelaskan bahwa tanda (” “) digunakan untuk petikan langsung yang ada di dalam naskah, dialog ataupun sejenisnya; digunakan untuk judul karangan, bab buku, karya sastra ataupun seni yang ada di dalam suatu kalimat; serta untuk istilah ilmiah yang kurang populer di kalangan masyarakat awam.
Untuk lebih memahami penggunaan tanda baca tersebut, berikut ditampilkan beberapa contoh penggunaan tanda petik dua dalam kalimat bahasa Indonesia!
- “Hei, apa kabar hari ini? Kamu masih mengingatku, ‘kan?” ujarnya kepadaku pada suatu sore.
- “jangan percaya kata-katanya, dia hanya berdusta belaka!” ujarya kepada kami.
- “Dasar payah! Sudah saya jelaskan beberapa kali, kamu masih saja terus berbuat kesalahan. Apa kamu mau saya pecat sekarang juga?” bentak pak manajer kepadaku.
- “Maaf mas, tapi Non Bunganya sedang tidak ada di rumah,” ujar pembantu di rumah Bunga kepadaku saat aku bertamu ke rumahnya.
- Dalam pidato tersebut, Pak Kades berkata, “kita selaku bagian dari desa ini, mesti terus menjaga kebersihan desa ini setiap harinya.”
- Santana (2005:12) menyatakan, “feature menjadi orisinal dikarenakan pula oleh muatan isinya yang mengandung nilai-nilai human interest.“
- Bab “Apa Itu Penulisan Feature” pada buku karya Saptiawan Santana K tersebut akan mengantarkan pembaca untuk mengenal lebih dekat seputar feature.
- “Aku Ingin” merupakan salah satu puisi Sapardi Djoko Damono yang terkenal, serta telah dimusikalisasikan oleh duo Ari Reda.
- “The Persistent of Memory” adalah lukisan Salvador Dali yang paling dikenal khalayak luas.
- “Bilang Begini Maksudnya Begitu” adalah buku nonfiksi karya Sapardi Djoko Damono yang ditujukan sebagai panduan untuk mengapresiasi sebuah puisi.
- Sejumlah stasiun televisi telah melakukan proses”afiliasi” dengan stasiun televisi lainnya, bahkan dengan media lain seperti radio dan koran.
- Kerja paksa merupakan salah satu bentuk “dehumanisasi” yang pernah dialami oleh rakyat bangsa ini.
- Kata turunan adalah kata yang telah “terafiksasi” oleh sejumlah macam “afiks.”
- Masyarkat hendaknya tidak sembarangan dalam melakukan “stigmatisasi.”
- “Oryza sativa” adalah nama ilmiah dari pada tumbuhan padi.
- “Felis catus” adalah nama ilmiah dari hewan kucing.
- Berita palsu atau hoax seringkali berisi berita atau pernyataan yang tidak “akuntabel”
- Setiap anggota organisasi mesti memiliki sifat “komplementer.”
- Setiap jengkal bangunan itu dia ukur dengan sangat “presisi.”
- “Stereotip” yang menyatakan bahwa anak autis tidak bisa sukses mesti segera dihapuskan.
- Kenaikan harga yang tidak menentu membuat roda perekonomian masyarakat mengalami “turbulensi.”
- Bangunan-bangunan bersejarah yang hampir roboh mesti “direstrukturisasi” agar struktur bangunannya menjadi lebih kokoh.
- Performanya akhir-akhir ini begitu “fluktuatif” sekali.
Demikianlah beberapa contoh penggunaan tanda petik dua dalam kalimat bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai tanda baca khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.