Sebelumnya, kita sudah melihat beberapa contoh puisi baru distikon dan terzina. Kali ini, kita juga akan meilhat dan mengetahui seperti apa contoh puisi baru lainnya, di mana jenis puisi yang akan ditampilkan contohnya tersebut adalah quatrain dan juga quint. Quatrain merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Sementara itu, quint merupakan puisi baru yang satu baitnya terdiri atas lima jenis.
Adapun beberapa contoh dari kedua puisi tersebut, bisa dilihat sebagaimana berikut ini!
A. Contoh Puisi Baru Quatrain*
Contoh 1:
Sajak-Sajak Empat Seuntai
Karya: Sapardi Djoko Damono
/1/
Kukirim padamu beberapa patah kata
yang sudah langka–
jika suatu hari nanti mereka mencapaimu,
rahasiakan, sia-sia saja memahamiku.
/2/
ruangan yang ada dalam sepatah kata
ternyata mirip rumah kita:
ada gambar, bunyi, gerak-gerik di sana —
hanya saja kita diharamkna menafsirkannya
/3/
bagi yang masih percaya pada kata”
diam pusat gejolaknya, padam inti kobarnya —
tapi kapan kita pernah memahami laut?
memahami api yang tak hendak surut?
/4/
apakah yang kita dapatkan di luar kata:
taman bunga? ruang angkasa?
di taman, begitu banyak yang tak tersampaikan
di angkasa, begitu hakiki makna kehampaan
/5/
apa lagi yang bisa ditahan? beberapa kata
bersikeras menerobos batas kenyataan —
setelah mencapai seberang, masihkah bermakna,
bagimu, segala yang ingin kusampaikan?
/6/
dalam setiap kata yang kaubaca selalu ada
huruf yang hilang —
kelak kau pasti akan kembali menemukannya
di sela-sela kenangan penuh ilalang
(1989)
Contoh 2:
Di Restoran
Karya: Sapardi Djoko Damono
Kita berdua saja, duduk. Aku memesan
ilalang panjang dan bunga rumput —
kau entah memesan apa. Aku memesan
batu di tengah sungai terjal yang deras —
kau entah memesan apa. Tapi kita berdua
saja, duduk. Aku memesan rasa sakit
yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
memesan rasa lapar yang asing itu
(1989)
B. Contoh Puisi Baru Quint**
Embun Hutan Jati
Karya: Candra Malik
Hujan jati menunggu janji,
sepanjang hari yang sepi,
ketika ulat-ulat melingkari.
Jemari-jemarinya yang tinggi
memekarkan matahari.
Pekarangan luas semesta
adalah telapak tangannya.
Menengadah angkasa raya,
minta embun dan air mata
membasahi kelopak bunga.
Terlalu lama dalam gelap.
sepi beramai-ramai menetap,
angin mengepung senyap,
dan terik menolak lenyap,
tunas-tunas bersedekap.
Lidah ular tedung menjulur,
sakat pandan telah berumur,
bertandan-tandan intan sanur,
merah dan kuning membaur,
mengalungi hutan leluhur.
Kutulis di tanah kemarau,
gugusan daun berderau-derau,
patahan reranting masa lalu,
di sini, kau akan kutunggu
sampai ujung waktuku.
Malang, 2016
*Semua contoh puisi quatrain di artikel ini disadur dari buku puisi ” Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono.
**Semua contoh puisi quint pada artikel kali ini disadu dari buku “Asal Muasal Pelukan” karya Candra Malik.
Demikianlah beberapa contoh puisi baru quatrain dan quint dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi baru khususnya, maupun materi pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan jika terdapat kekeliruan di dalam artikel kali ini.
Jika pembaca ingin mengetahui beberapa contoh puisi lainnya, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: contoh puisi 3 bait tentang pahlawan, contoh puisi 3 bait tentang guru, contoh puisi 3 bait tentang alam, contoh puisi lama mantra, contoh puisi kontemporer mbeling, serta contoh puisi kontemporer tipografi. Sekian dan terima kasih.