X

Contoh Puisi Prosais dalam Bahasa Indonesia

Puisi prosais merupakan puisi yang ditulis tidak dalam format larik atau baris, melainkan ditulis dengan format paragraf laiknya pada sebuah karya prosa. Gaya penulisan puisi prosais sendiri sudah lazim dipakai sejak lama oleh para penyair, baik itu penyair muda ataupun penyair yang sudah senior.

Sekilas, puisi prosais sulit untuk dibedakan dengan prosa, mengingat bentuknya yang begitu mirip. Namun, sebetulnya keduanya bisa dibedakan secara sederhana, di mana perbedaan antara kedua karya sastra itu bisa dilihat dari dua aspek, yaitu penokohan dan juga alur/plot cerita. Pada puisi prosa, kehadiran tokoh dan juga alur sama sekali tidak ada di dalam karya sastra ini. Sementara itu, karya prosa seperti cerpen dean novel justru mempunyai kedua aspek tersebut dan malah menjadikan keduanya sebagai aspek utama dalam pembentukan suatu prosa.

Pada Artikel kali ini, kita akan mengetahui seperti apa beberapa contoh dari jenis puisi ini. Adapun contoh-contoh tersebut bisa disimak di bawah ini!

Contoh 1:

Sejak itu Aku Tak Tahu*
Karya: Candra Malik

Aku waktu yang kau tempuh untuk kemudian kau sangkal. Jejak perjalanan menuju yang telah lampau ternyata percuma kita jadikan penjuru. Perjumpaan yang kesekian lagi-lagi menegaskan perpisahan. Laki-laki macam aku tidak membutuhkan yang selain kehadiran. Kau boleh mempunyai seribu pertemuan dengan yang lain, aku tak melarang. Tapi yang di dadamu itu aku: sepi yang menunggu kau kecup dan seduhkan kopi.

Rindu terlalu jauh untuk mendekatkan kita. Menyayangimu serupa sajak yang tak mampu kutuliskan judul di atasnya. Kubaca berulang-ulang lalu kuhapus sejak tak kutemukan rasa selain bimbang dan guguran-guguran daunan. Terjerembab sendiri ke tanah karena letih dan menunggu angin.

Seenaknya kau melenggang dengan seluruh ingatan yang kau rampok dari akalku dan rindu yang kau rampas dari hatiku. Kini yang kupunya hanya lupa. Aku waktu yang kau tempuh hanya untuk kau sangkal. Terakhir kau di sini, aku sedang kau lelapkan lantas kau mengendap-endap pergi. Sejak itu aku tahu apakah kau padaku pernah mencintaiku.

Yogyakarta, 26 November 2015

Contoh 2:

Liburan Sekolah**
Karya: Joko Pinurbo

(1)
Liburan sekolah telah tiba, sepeda merahku melonjak gembira. Sambil ngebut di jalan pulang ia meminta, “BEsok ajak aku piknik ya, bang. Aku jenih tiap hari mengantarmu pergi pulang sekolah. Aku ingin jalan-jalan ke bukit dan lembah.”

Kuremas gagang stangnya yang kusam, kuberi ia sepotong janji: “tentu aku akan mengantarmu tamasya ke tempat yang seindah mimpi. Tapi kau tak boleh nakal. Tak boleh menabrak pantat orang. Tak boleh nyelonong ke jurang. Dan kalau belok harus pelan-pelan, jangan malah menabrak kecepatan.”

Ah sepeda merahku. Rodanya yang tak pernah baru kadang menggelinding ke halaman tidurku.

…………………………………………………………………………………

Demikianlah beberapa contoh puisi prosais dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin melihat beberapa contoh puisi lainnya, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: contoh puisi baru distikon dan terzina, contoh puisi baru quatrain dan quint, contoh puisi baru stanza dan sonet, contoh puisi lama syair, contoh  puisi lama mantra, contoh puisi kontemporer mbeling, dan contoh puisi kontemporer multilingual. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.

*Disadur dari buku “Asal Muasal Pelukan” karya Candra Malik.

**Disadur dari buku “Selamat Menunaikan Ibadah Puisi” karya Joko Pinurbo.

Categories: Puisi
Ratna Sumarni S.Pd: