Dalam bahasa Indonesia, penggunaan setiap tanda baca telah diatur di dalam suatu kaidah bahasa. Pengaturan penggunaan tanda baca dilakukan agar tanda baca dapat dipakai secara baik dan benar, serta sesuai dengan fungsinya. Salah satu tanda baca yang diatur penggunaannya adalah tanda baca petik tunggal atau yang biasa disimbolkan dengan (‘ ‘).
Secara umum, fungsi dari penggunaan tanda baca ini adalah untuk mengapit suatu kata atau kalimat laiknya tanda petik dua (” “). Namun, secara spesifik, penggunaan tanda baca ini tentu berbeda dengan tanda baca petik dua. (” “). Adapun fungsi spesifik atau khusus dari tanda baca ini antara lain sebagai pengapit petikan yang ada di dalam suatu petikan, mengapit suatu kata atau ungkapan yang mengandung makna konotatif, serta mengapit makna dari suatu istilah bahasa asing ataupun bahasa daerah. Untuk mengetahui secara rinci ketiga fungsi tesebut, berikut uraian dari fungsi penggunaan tanda petik tunggal dalam bahasa Indonesia beserta dengan contoh-contohnya.
1. Mengapit suatu Kutipan yang Ada di Dalam Suatu Kutipan
Penggunaan tanda petik tunggal yang pertama ini dilakukan jika ada suatu kata atau ungkapan penting yang ada didalam suatu kutipan. Fungsi petik tunggal yang pertama ini biasanya dapat ditemukan di dalam kalimat percakapan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini sudah ditampilkan beberapa contoh diantaranya!
- “Kata Pak Ustaz, ‘kita itu harus saling tolong menolong satu sama lain.’ Mengerti tidak?” Ujar Febri kepada temannya, Hendri.
- “Hai teman-teman, kalian mendengar suara ‘auuu…. auuu….’ tidak?” ujar Hermansyah kepada teman-temannya.
2. Mengapit Kata atau Ungkapan Konotatif
Penggunaan tanda petik tunggal yang kedua ini dilakukan di dalam suatu kalimat yang mengandung suatu kata atau ungkapan konotatif atau yang mempunyai makna tidak sebenarnya. Kata atau ungkapan tersebut diapit dengan tanda petik tunggal untuk menegaskan kepada pembaca bahwa kata atau ungkapan tersebut adalah kata atau ungkapan konotatif. Untuk lebih jelasnya, berikut ditampilkan beberapa contoh diantaranya!
- Nathan adalah ‘anak emas’ sekolah kita.
- Permasalahan itu akan diselesaikan melalui ‘meja hijau.’
3. Mengapit Makna Istilah Bahasa Asing atau Istilah Bahasa Daerah
Sama seperti penggunaan tanda petik tunggal yang kedua, penggunaan tanda petik tunggal yang terakhir ini juga berfungsi sebagai penegas suatu kata atau ungkapan. Hanya saja, pada fungsi ini, kata atau ungkapan yang dipertegas dengan tanda baca ini adalah makna atau terjemahan dari istilah asing ataupun dari bahasa daerah yang biasanya diletakkan di samping sitilah tersebut. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada contoh-contoh di bawah ini!
- Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, pendaftar bisa menghubungi contact person ‘narahubung’ berikut ini!
- Tulang ‘paman’ Butet akhirnya pulang kampung juga, setelah lama merantau ke Ibukota.
Demikianlah pembahasan mengenai penggunaan tanda petik tunggal dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui pembahasan seputar penggunaan tanda baca lainnya, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: penggunaan tanda tanya dan tanda seru, penggunaan tanda titik dua, penggunaan tanda kurung dan tanda kurung siku, penggunaan tanda titik, penggunaan tanda koma, penggunaan tanda garis miring, penggunaan huruf tebal, penggunaan tanda hubung, serta penggunaan garis bawah yang benar. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan para pembaca sekalian, baik itu mengenai penggunaan tanda baca khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.