X

Pengertian Alur Cerita – Jenis – Tahapan dan Contohnya

Alur cerita – Sastra mengenal tiga ragam atau genre karya, yakni puisi, drama dan prosa fiksi. Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya  terikat oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait (KBBI). Drama merupakan prosa yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Sedangkan prosa fiksi merupakan karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah seperti halnya puisi (baca : jenis jenis puisi) (KBBI). Genre sastra prosa seperti naskah drama, novel, dan cerpen memiliki unsur pembangun. Unsur tersebut biasa kita kenal sebagai unsur intrinsik (Baca juga: Macam-macam cerpen). Salah satu unsur intrinsik prosa yaitu alur cerita. Apa yang dimaksud alur cerita? Apa saja jenis-jenisnya? dan bagaimana tahapannya dalam karya? kita akan membahasnya sebagai berikut.

Pengertian

Alur cerita menurut beberapa ahli, adalah sebagai berikut.

  1. Andri Wicaksono, dalam Menulis Kreatif Sastra (2014) menyatakan Alur merupakan konstruksi yang dibuat mengenai sebuah deretan peristiwa secara logik dan kronologik saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku.
  2. M. Antar Semi, dalam Anatomi Sastra (1988) menyatakan Alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi.
  3. Aminudin, dalam Pengantar Apresiasi karya sastra (2002) menyatakan bahwa Plot atau Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Alur adalah struktur cerita yang disusun oleh rentetan peristiwa, yang mana diakibatkan atau dialami oleh pelaku. Sederhananya, Alur atau juga bisa disebut plot merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita. Peristiwa-peristiwa dalam alur memiliki hubungan sebab akibat hingga menjadikannya sebuah cerita yang utuh. Misalnya, karena ada peristiwa 1 (orang tuanya meninggal) terjadilah peristiwa 2 (tokoh A putus sekolah). Hubungan tersebutlah yang dinamakan alur/plot.

Sebuah alur cerita harus membangkitkan rasa penasaran para pembacanya. Hal ini akan membuat pembaca terdorong untuk membaca cerita hingga selesai. Pembacaan juga bukan hanya sekedar membaca, tapi juga mendalami isi cerita.

Dalam drama, alur disajikan dalam urutan babak dan adegan. Pergantian babak ditandai dengan perubahan pada setting panggung. Biasanya dengan dimatikannya lampu utama.

Tahapan Alur

1. Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi)

Tahap pengenalan merupakan tahapan awal cerita yang digunakan untuk mengenalkan tokoh, latar, situasi, waktu, dan lain sebagainya.

2. Tahap pemunculan konflik (Rising action)

Tahap pemunculan konflik merupakan tahap dimunculkannya masalah. Tahap ini ditandai dengan adanya ketegangan atau pertentangan antar tokoh.

3. Tahap konflik memuncak (Turning point atau Klimaks)

Tahap konflik memuncak atau biasa disebut klimaks merupakan tahap di mana permasalahan atau ketegangan berada pada titik paling puncak.

4. Tahap konflik menurun (Antiklimaks)

Tahap konflik menurun atau biasa disebut antiklimaks merupakan tahap di mana masalah mulai dapat diatasi dan ketegangan berangsur-angsur menghilang.

5. Tahap penyelesaian (Resolution)

Tahap penyelesaian merupakan tahap di mana konflik sudah terselesaikan. Sudah tidak ada permasalahan maupun ketegangan antar tokohnya, karena telah menemukan penyelesaiannya.

Pola atau tahapan alur dapat dilihat sebagai berikut.

♦Tahap konflik memuncak

♦ Tahap konflik menurun

♦ Pemunculan konflik

♦ Tahap penyelesaian

♦ Pengenalan

Jenis Alur

Secara umum, alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pembagian ini didasarkan pada urutan waktu atau kronologisnya.

1. Alur Maju

Alur maju atau bisa disebut progresif adalah sebuah alur yang klimaksnya berada di akhir cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur maju berawal dari masa awal hingga masa akhir cerita dengan urutan waktu yang teratur dan beruntut.

Tahapan pada Alur maju adalah sebagai berikut.

Pengenalan → Muncul konflik → Klimaks → Antiklimaks → Penyelesaian

2. Alur Mundur

Alur mundur atau bisa disebut regresi adalah sebuah alur yang menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur mundur berawal dari masa lampau ke masa kini dengan susunan waktu yang tidak sesuai dan tidak beruntut.

Tahapan pada Alur mundur adalah sebagai berikut.

Penyelesaian → Antiklimaks → Klimaks → Muncul konflik → Pengenalan

3. Alur Campuran

Alur campuran atau bisa disebut alur maju-mundur adalah alur yang diawali dengan klimaks, kemudian menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap penyelesaian. Pada saat menceritakan masa lampau, tokoh dalam cerita dikenalkan sehingga saat cerita satu belum selesai, kembali ke awal cerita untuk memperkenalkan tokoh lainnya.

Tahapan pada Alur campuran adalah sebagai berikut.

Klimaks → Muncul konflik → Pengenalan→ Antiklimaks → Penyelesaian

Contoh Alur Cerita

Alur cerita terdapat pada karya sastra berbentuk prosa. Berikut disajikan beberapa contoh analisis plot  karya sastra.

Sinopsis cerpen 1: “Impian”

Rena hidup sebatang kara dengan neneknya di rumah peot yang berada di pinggir desa. Dia adalah anak yang pandai sehingga para guru di sekolahnya sangat menyanjungnya. Suatu hari dia telah lulus SMA. Dia sangat ingin melanjutkan sekolahnya di kota. Karena kepandaiannya dia berhasil masuk lewat jalur beasiswa di PTN ternama dikota terdekat. Neneknya yang sudah tua terpaksa dia tinggal. Karena rumahnya yang berada di tepi desa, dia tidak memiliki tetangga dekat.

Dia meminta izin kepada neneknya, namun neneknya tidak memberinya izin. Rena sangat marah pada neneknya yang menghalangi niatnya. Neneknya mencoba menjelaskan kepada Rena alasannya, namun Rena tidak menggubrisnya. Nenek mencoba merayu Rena, tapi Rena semakin merasa bahwa hidupnya tidak adil.

Selama beberapa hari Rena tidak berbicara pada neneknya. Rena merencanakan kabur dari rumah untuk menggapai cita-citanya. Dia tidak peduli lagi dengan neneknya yang dianggapnya telah menghalangi impiannya. Setelah sampai di Kota dia merasa terbebas dengan beban mengurus neneknya.

Sambil kuliah dia bekerja di rumah makan sebagai pelayan. Suatu malam ketika dia pulang kerja dia melihat pengemis renta yang masih menengadahkan tangannya. Dinginnya malam tidak membuat pengemis tersebut terhentak untuk pulang. Rena teringat pada nenek yang telah menjaganya saat kedua orang tuanya telah menghadap sang pencipta. Dia merasa terbebena dan berdosa. Dia mulai kalut dengan beribu macam pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Buat apa aku meraih impianku, jika orang yang seharusnya paling bahagia atas kesuksesanku menderita? Buat apa aku berada di puncak jika, syurgaku tak merasakan kenikmatan? Bagaimana aku tersenyum, jika yang terpenting di dunia ini merintih?

Setelah mematung cukup lama, Rena memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya malam itu juga. Dia sudah tidak sabar bertemu neneknya. Sampailah ia di rumah peot yang menjadi saksi kedewasaanya. Di lihatnya nenek yang masih menata barang dagangan yang diambil dari kebun tetangga, untuk dibawanya ke pasar. Tak kuasa dia menahan tangisannya lagi. Dia sebut dengan lantang sapaan tercinta, dan dia peluk tubuh keriput penuh peluh tersebut. Rena berjanji akan selalu berada di dekat neneknya.

Akhirnya Rena tidak melanjutkan studinya di kota. Dia habiskan waktunya untuk membantu mengajar anak-anak putus sekolah di desanya. Hidupnya sekarang lebih tenang dan bahagia dari pada saat dia menggapai impiannya tapi membuang muka terhadap apa yang ada di sekitarnya

TahapPeristiwa
PengenalanGadis bernama Rena hidup dengan neneknya di rumah peot, pinggiran desa
Muncul konflikRena telah lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliahnya di Kota. Rena mendapatkan beasiswa karena kecerdasannya.
KlimaksRena meminta izin untuk meninggalkan desa dan tinggal di kota untuk kuliah. Nenek Rena tidak mengizinkan sehingga membuat Rena marah dan memutuskan untuk melarkan diri dari rumah.
AntiklimaksSepulang dari kerja sambilannya Rena melihat pengemis renta. Hal ini mengigatkannya dengan neneknya di Desa. Rena mulai berpikir untuk apa studinya jika neneknya tetap menderita.
PenyelesaianRena memutuskan pulang untuk bertemu neneknya. Dia memutuskan keluar dari studinya, dan membantu anak-anak putus sekolah di desanya agar tetap dapat belajar.

Berdasarkan tahapan pada alur cerita cerpen “Impian” tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen (baca : macam macam cerpen) tersebut memiliki alur maju atau progresif.

Sinopsis Cerpen 2: “Air”

Langit begitu cerah. Burung-burung beterbangan ke sana kemari dengan riang gembira. Matahari belum cukup tinggi, Masyarakat sudah bergotong royong membersihkan sisa-sisa kekacauan tadi malam. Tadi malam, para masyarakat berkumpul mencari tempat yang lebih tinggi untuk berlindung. Para orang tua berbondong-bondong menggendong anaknya untuk dibawa ke balai desa, yang memiliki topografi tanah lebih tinggi.

Dalam waktu kurang dari satu jam, air telah masuk ke rumah warga. Barang-barang rumah tangga tidak sempat diselamatkan. Warga harus menanggung kerugian yang tidak sedikit. Banyak pula warga yang histeris melihat harta bendanya tenggelam. Anak-anak mulai merintih ketakutan dalam gelap malam dan rintik hujan yang tidak kunjung reda.

Hujan turun mulai dari pukul 5 sore hingga 8 malam. Dalam waktu tiga jam, tanggul sungai yang kokoh telah jebol. Sungai yang biasanya mengalir dengan ramah, terlihat sangat mengerikan. Air mengalir deras dari timur ke barat, menuju perumahan warga.

Desa lembayung merupakan desa yang dikelilingi oleh sungai besar. Sungai tersebut memiliki tanggul besar yang menjadi harapan warga saat musim kemarau datang untuk mengaliri sawah warga. Semakin bertambahnya penduduk, pinggiran sungaipun digunakan untuk perumahan. Akhirnya tepian sungai mulai menyempit. Sekarang Banjir dapat datang kapan saja. Air yang menjadi harapan ketika kemarau, kini menjadi bencana ketika musim penghujan tiba.

TahapPeristiwa
PenyelesaianLangit begitu cerah. Masyarakat bergotong-royong membersihkan sisa-sisa kekacauan tadi malam.
Anti klimaks Tadi malam, para masyarakat berkumpul mencari tempat yang lebih tinggi. Para orang tua berbondong-bondong menggendong anaknya untuk dibawa ke balai desa, yang memiliki topografi tanah lebih tinggi.
KlimaksDalam waktu kurang dari 1 jam, air telah masuk ke rumah warga. Barang-barang rumah tangga tidak sempat diselamatkan. Warga harus menanggung kerugian yang tidak sedikit. Banyak pula warga yang histeris melihat harta bendanya tenggelam.
Muncul konflikHujan yang turun dari pukul 5 sore hingga 8 malam, sudah cukup membuat tanggul sungai jebol.
PengenalanDesa Lembayung merupakan desa yang dikelilingi oleh sungai besar. Semakin bertambahnya penduduk, pinggiran sungai pun digunakan sebagai perumahan.

Berdasarkan tahapan pada alur cerita cerpen “Air” tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen tersebut memiliki alur mundur atau regresif.

Sinopsis Cerpen 3: “Menanti Kelahiran” karya Wisran Hadi

Lena yang sedang mengandung merasa asing dengan tingkah laku suaminya. Ia merasa tidak lagi diperhatikan oleh suaminya sehingga ia menyangka suaminya tidak lagi menyukainya karena ia tengah hamil. Suatu malam, Lena mengajak suaminya pergi berjalan-jalan. Ajakan itu hanyalah taktik untuk menguji apakah suaminya itu masih memperhatikannya. Namun, Haris (suami Lena) menanggapi tawaran itu dengan dingin sambil tetap membaca koran. Lena ingin memarahi Haris atas sikapnya itu, namun mengurungkan niatnya ketika ingat pada bayi yang dikandungnya.

Dua minggu yang lalu, Lena kedatangan seorang perempuan yang melamar jadi pembantu. Perempuan itu punya dua orang anak yang sangat menjijikkan karena amat dekil. Anak pertama bisu, sedangkan yang kedua masih bayi. Karena tidak ingin perasaannya mempengaruhi bayi yang dikandungnya, Lena memutuskan menerima mereka. Ia berusaha keras menyingkirkan rasa jijik, cemas, maupun pengalaman buruknya dengan pembantu sebelumnya. Lena berharap Haris akan memuji sikapnya yang mampu mengambil putusan sendiri.

Saat Lena dan Haris menikmati tempat-tempat yang menjadi kenangan masa pacaran, Haris melihat seorang bocah yang tengah dikerumuni para tukang becak. Anak itu sedang bercerita sambil memperagakan ceritanya dengan gerak tangan. Tukang becak berkeliling mendengarkan sambil tertawa-tawa. Haris mengajak Lena mendekatinya. Haris hampir tak percaya bahwa anak itu adalah anak pembantu rumahnya. Ternyata anak itu tidak bisu. Melihat hal itu, Lena merasa telah ditipu oleh pembantunya sehingga ia jatuh pinsan. Samar-samar Lena teringat pada harta bendanya di rumah. Jangan-jangan pembantu itu saat ini sedang mengemasi harta Lena dan bersiap-siap melarikan diri.

Ketika esoknya Lena sadar, ternyata ia terbaring di rumah sakit. Anaknya telah lahir. Tetapi ia sadar bahwa umur kandungannya belum sempurna untuk kelahiran normal. Lena merintih karena bayinya lahir prematur.

TahapPeristiwa
KlimaksLena mencurigai suaminya tidak menyukainya lagi karena hamil. Dia mengajak suaminya keluar, namun suaminya menanggapi ajakannya dengan dingin. Lena ingin memarahi suaminya, tetapi urung karena ingat pada bayi yang dikandungnya.
Muncul konflikDua minggu yang lalu, Lena kedatangan perempuan  yang memiliki dua orang anak untuk melamar menjadi pembantu. Lena merasa jijik dengan anak perempuan tersebut. Namun  Rena menerimanya agar perasaannya tidak mempengaruhi bayinya dan agar keputusannya dipuji suaminya.
PengenalanSaat Lena dan Suaminya mengenang masa pacaran, mereka melihat ternyata anak pembantunya tidak bisu. Dia sedang bercerita dengan para tukang becak.
AntiklimaksLena merasa ditipu pembantunya, jangan-jangan pembantunya itu saat ini sedang mengemasi harta Lena dan bersiap-siap melarikan diri.
PenyelesaianKeesokan harinya Lena berada di rumah sakit. Anak Lena telah lahir. Lena merintih karena bayinya lahir prematur.

Berdasarkan tahapan pada alur cerita cerpen “Menanti Kelahiran” tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen tersebut memiliki alur campuran atau maju-mundur.

Demikianlah pembahasan tentang alur cerita dan contohnya. Semoga beberapa penjelasan dan contoh dalam artikel ini bermanfaat.

Ratna Sumarni S.Pd: