X

Cara Membedakan Objek dan Pelengkap dalam Kalimat

Penulisan berbagai jenis jenis karangan dalam Bahasa Indonesia tidak lepas dari penyusunan kalimat yang sistematis. Kalimat didefinisikan sebagai satuan bahasa yang terbentuk dari rangkaian kata yang berdiri sendiri dan memiliki makna. Sebuah rangkaian kata dikatakan sebagai kalimat jika sekurang kurangnya memiliki subjek dan predikat. Kalimat dengan tipe ini disebut dengan kalimat tidak sempurna. Namun penyusunan kalimat sering juga dilengkapi  dengan objek dan keterangan atau pelengkap. Inilah yang disebut kalimat sempurna. Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca dalam artikel contoh kalimat sempurna dan tidak sempurna dalam Bahasa Indonesia yang telah dibahas sebelumnya.

Pada kalimat sempurna, terkadang sulit untuk menemukan mana objek dan mana yang disebut pelengkap. Dalam artikel ini akan dibahas tentang pengertian, ciri ciri dan perbedaan dari objek dan pelengkap.

Objek

Objek dalam tata Bahasa Indonesia diartikan sebagai nomina yang melengkapi verba transitif dalam klausa. Objek juga diartikan sebagai penerima tindakan dari subjek melalui predikat. Letak objek tepat dibelakang predikat. Objek dalam kalimat berfungsi sebagai:

1. Membentuk kalimat dasar

Telah dibahas sebelumnya bahwa dalam sebuah kalimat terkadang objek tidak muncul. Objek muncul apabila predikat bersifat transitif. Biasanya predikat ini memiliki jenis konfiks me-i atau me-kan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang macam macam imbuhan konfiks dapat dibaca pada artikel sebelumnya.

2. Memperjelas makna kalimat

3. Membentuk kesatuan atau melengkapi kalimat

Untuk penjelasan no 2 dan 3 agar lebih mudah dipahami, perhatikan contoh kalimat berikut:

  • Ani memakan apel

Contoh kalimat diatas adalah salah satu contoh kalimat sempurna. Kata “Ani” berfungsi sebagai subjek, “memakan sebagai predikat, serta “apel” sebagai objek. Apabila objek dihilangkan dari kalimat, maka maknanya menjadi tidak jelas. Kalimat tersebut juga tidak memberikan penjelasan apa yang dilakukan oleh Ani. Berbeda jika ada kata Apel yang melengkapinya.

Contoh lain:

  • Sella melempar bola voli

Demikian pula dengan contoh kalimat ini. Kata “Sela” berfungsi sebagai subjek, “melempar” sebagai predikat, serta “bola voli” sebagai objek.  Apabila objek dihilangkan dari kalimat, maka maknanya menjadi kabur atau tidak jelas. Kalimat tersebut juga tidak memberikan penjelasan mengenai apa yang dilakukan oleh Sella. Beda halnya jika ada kata bola voli yang melengkapinya.

Ciri Ciri Objek

Tidak sulit untuk mengetahui apakah satu kata dalam kalimat berfungsi sebagai objek atau bukan. Objek memiliki beberapa kriteria yang membuatnya mudah dikenali. Ciri ciri objek antara lain:

  1. Letaknya berada mengikuti predikat – dalam susunan kalimat sempurna, letak objek selalu dibelakang predikat. Objek tidak pernah mendahului predikat dalam suatu kalimat.
  2. Dapat berubah menjadi subjek – objek dalam kalimat sempurna dapat berubah posisi menjadi subjek dalam kalimat pasifnya. Contohnya dalam kalimat “Ana memakan apel”. Kata apel disini berfungsi sebagai objek. Jika kalimat ini diubah dalam bentuk pasif maka menjadi “Apel dimakan oleh Ana”. Disini kata “apel” tidak lagi menempati fungsi objek namun menjadi subjek dalam kalimat pasif.
  3. Objek dapat ditambah dengan kata ganti kepunyaan – Objek dalam suatu kalimat biasanya berbentuk nomina atau frasa nomina. Sehingga objek dapat ditambahkan dengan kata ganti kepunyaan. Salah satunya dalam kalimat “Sela meminjam baju olahragaku”. Kata “baju olahragaku” merupakan objek dalam kalimat tersebut. Kata ini merupakan frasa nomina yang mendapatkan tambahan kata ganti kepunyaan -ku.

Pelengkap

Pelengkap atau sering juga disebut dengan komplemen, secara gramatikal diartikan sebagai kata atau frasa yang fungsinya untuk melengkapi kalimat. Pelengkap dan objek memiliki banyak kesamaan ciri ciri. Oleh karena itu banyak yang sulit membedakan keduanya. Namun pelengkap dapat dengan mudah dibedakan dari objek. Pada kalimat sempurna, objek dapat diubah menjadi subjek dalam kalimat pasifnya. Sedangkan pelengkap tidak bisa. Inilah perbedaan utama antara pelengkap dan objek. Pelengkap dalam kalimat berfungsi sebagai:

  • membentuk berbagai kalimat seperti kalimat dasar, tunggal, luas dan majemuk
  • memberikan penegasan pada makna kalimat
  • membentuk kesatuan pikiran
  • sebagai sebutan

Ciri Ciri Pelengkap

1. Predikat tidak bisa diubah menjadi subjek

Ciri ciri predikat ini adalah yang membedakannya dengan objek kalimat. Predikat tidak bisa diubah menjadi subjek meskipun kalimatnya diubah menjadi pasif. Sebagai contoh:

  • Ana membuatkan adiknya gaun pesta

Dalam contoh kalimat diatas kata “adiknya” berperan sebagai objek sedangkan “gaun pesta” berperan sebagai pelengkap. Kalimat diatas dapat diubah menjadi bentuk pasif sebagai berikut :

  • Adiknya dibuatkan Ana gaun pesta

Dalam kalimat bentuk pasifnya, kata “adiknya” berubah peran menjadi subjek sedangkan kata “Ana” diubah menjadi objek kalimat. Dapat dilihat bahwa kata “gaun pesta” yang berperan menjadi pelengkap masih menempati peran yang sama dalam kalimat pasifnya.

2. Posisinya ada dibelakang predikat

Ciri-ciri predikat yang kedua ini mirip dengan ciri-ciri objek dalam kalimat. Hal ini cukup menjebak apalagi jika objek dan predikat sama sama berbentuk nomina. Sebenarnya cara membedakannya cukup mudah. Tinggal melihat nomina mana yang bisa dijadikan subjek. Jika nomina tersebut bisa menjadi subjek maka kata tersebut adalah objek dan kata lainnya adalah pelengkap.

3. Unsur frasa dapat berupa nomina, frasa maupun klausa

Ciri selanjutnya adalah unsur frasa dapat berupa nomina, frasa, dan klausa. Berbeda dengan objek yang dapat berbentuk nomina atau frasa nomina. Untuk memperjelas, perhatikan contoh berikut:

  • Ibu sedang belajar menanam pohon mangga
  • Dia mengatakan bahwa baju ini punyaku
  • Botol ini berisi parfum

Berdasarkan ciri ciri dan contoh diatas, objek dan pelengkap dapat dibedakan dengan beberapa cara yaitu:

1. Mengecek kata dibelakang predikat.

Apabila kata dibelakang predikat berupa nomina atau frasa nomina maka kemungkinan besar itu adalah objek. Sebagai contoh:

  • Sila memakan buah anggur
  • Sila sedang menjual buah anggur berwarna hijau

dalam contoh pertama “buah anggur” merupakan nomina sehingga digolongkan menjadi objek, sedangkan contoh kedua “buah anggur berwarna hijau” merupakan klausa sehingga menempati peran sebagai pelengkap.

2. Jika kata dibelakang predikat adalah nomina atau frasa nomina, ubahlah menjadi kalimat pasif.

Cara kedua untuk membedakan antara objek dan pelengkap adalah dengan cara membuat kalimat pasif. Contoh:

  • Dina sedang memanen buah stroberi di kebun
  • Dina sedang belajar memanen buah stroberi

Dari dua kalimat tersebut, contoh pertama dapat dipasifkan menjadi “buah stoberi dipanen oleh dina” sedangkan kalimat kedua rancu bila dipasifkan.

Demikian cara membedakan objek dan pelengkap dalam kalimat. Semoga bermanfaat.

Categories: Kalimat
Ratna Sumarni S.Pd: