Beberapa jenis majas sebelumnya sudah pernah dibahas, antara lain majas paradoks, majas repetisi, contoh majas hiperbola, contoh majas litotes, contoh majas asosiasi, contoh majas metonimia. Nah sekarang akan dipaparkan mengenai majas simbolik. Selamat belajar.
Pengertian Majas Simbolik
Majas simbolik termasuk dalam salah satu kategori majas perbandingan. Sesuai dengan namanya, majas simbolik merupakan gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan simbol lain, dapat berupa lambang, tokoh, hewan, ataupun benda. Simbol yang digunakan dalam majas ini mempunyai makna tertentu yang mewakili suatu hal yang ingin disampaikan.
Fungsi Majas Simbolik
Fungsi penggunaan majas simbolik adalah untuk memperhalus makna sesungguhnya yang ingin disampaikan serta memberikan efek yang menarik bagi pendengar. Majas simbolik dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan, mengkritik atau beropini terhadap suatu hal atau seseorang. Dengan kata lain, majas simbolik digunakan untuk menyampaikan pesan secara tersirat atau implisit. Simbol yang digunakan merupakan simbol yang sudah umum digunakan. Baik pembicara maupun lawan bicara sudah mengetahui tentang simbol yang digunakan.
Contoh Majas Simbolik
Berikut disajikan beberapa penggunaan majas simbolik dalam kalimat:
- Warna putih adalah warna kesukaan ibu karena melambangkan kesucian.
- Warna merah pada bendera negara Indonesia melambangkan keberanian.
- Anton selalu saja menjadi kambing hitam ketika ada permasalahan yang muncul dalam keluarganya. (kambing hitam = orang yang disalahkan)
- Pertikaian itu tidak kunjung selesai juga walaupun sudah dibawa ke meja hijau. (meja hijau = pengadilan).
- Laki – laki hidung belang itu sudah menipu banyak wanita di kampung ini. (hidung belang = suka mempermainkan wanita)
- Sejak ayah sakit-sakitan, ibu yang menggantikan peran ayah menjadi tulang punggung keluarga. (tulang punggung = yang bertanggung jawab terhadap keluarga)
- Tenaga pemadam kebakaran tidak sanggup mengatasi kekuatan si jago merah. (si jago merah = api)
- Rajna dijuluki kembang desa di kampung Sarinaga karena banyak pemuda yang tergila-gila padanya. (kembang desa = gadis tercantik)
- Lilitan hutang dari lintah darat membuat Pak Jarwo tidak bisa menabung untuk membangun rumah.
- Miko tidak dijauhi oleh teman-teman perempuannya karena sudah terkenal sebagai buaya darat di kampusnya. (buaya darat = suka menggoda wanita)
- Ayah selalu menjemput kakak ketika pulang kerja agar kakak tidak menjadi korban bajing loncat yang sedang merajalela di kampungnya. (bajing loncat = perampok)
- Ibu selalu berpesan agar tidak menjadi bunglon karena tidak akan disukai banyak orang. (bunglon = tidak berpendirian)
- Mata bulatnya yang seperti bola ping pong justru menarik bagi siapa saja yang melihatnya. (bola ping pong = bulat dan kecil)
- Narkoba dan seks bebas seperti lingkaran setan yang akan menjerumuskan siapa saja yang memasukinya. (lingkaran setan = area yang merugikan dan berbahaya)
- Lorenzo dan Rossi sudah mempersiapkan kuda besi mereka masing-masing dengan kekuatan prima. (kuda besi = motor)
- Anak-anak harus selalu diawasi ketika mulai mengenal cakrawala dunia. (cakrawala dunia = internet).
- Seluruh pendukung pemimpin sudah buta oleh janji-janji yang digaungkan selama ini. (buta = tidak mau melihat yang lain)
- Pemimpin itu melancarkan semua akal bulusnya untuk memenangkan pemilu ini. (akal bulus = tipu muslihat)
- Memang sudah watak Robingu adalah seorang mata keranjang, tak bisa diam ketika melihat wanita cantik walaupun ia sudah beristri 4. (mata keranjang = mudah tergoda oleh wanita)
- Pelecehan terhadap burung garuda akan mendapat hukuman yang berat, terutama dari masyarakat. (burung garuda = lambang negara)
- Sepulang sekolah aku terkejut karena melihat bendera kuning terpasang di depan rumahku. (bendera kuning = penanda ada orang meninggal)
- Profesinya sebagai kupu-kupu malam membuatnya diusir dari rumah dan kampungnya sendiri. (kupu-kupu malam = pekerja seks komersial)
- Didung lelah selalu dianggap sebagai benalu di dalam keluarganya. (benalu = orang yang merugikan)
- Akibat kata-kata kasarnya, Riko mendapat bogem mentah dari ayahnya. (bogem mentah = pukulan)
- Entah siapa yang mengajarinya, Rani kini pintar bersilat lidah dengan orang tuanya. (bersilat lidah = memutarbalikkan kata-kata)
- Kelakuan kasar Anjali terhadap orang tuanya menjadi buah bibir orang sekampung. (buah bibir = topik pembicaraan)
- Ayah sudah banting tulang setiap hari, tapi Rini tetap saja tidak pernah menghargainya. (banting tulang = kerja keras)
- Semenjak usahanya gulung tikar, Pak Dodi mulai menjauh dari pergaulan. (gulung tikar = bangkrut)
- Ibu diam seribu bahasa ketika ayah menuduh dan membentak dengan suara keras. (diam seribu bahasa = tidak berkata sepatah kata pun)
- Sepertinya ia gigit jari dengan hasil musyawarah kali ini. (gigit jari = kecewa)
- Rumah besar itu ternyata rumah gula-gula seorang pejabat tinggi di institusi Alfabe. (gula-gula = simpanan)
- Nenek Iyem sudah sebatang kara semenjak 30 tahun yang lalu. (sebatang kara = hidup sendiri)
- Kakak selalu saja menjadi tangan kanan ayah sejak kecil. (tangan kanan = orang kepercayaan)
- Riska memang wanita yang tebal muka di hadapan siapa pun. (tebal muka = tidak mempunyai rasa malu)
- Ibu tidak mau menerima uang panas dari ayah. (uang panas = uang tidak halal)
- Akibat tidak lulus SD, Tikno selalu dijuluki si otak udang. (otak udang = bodoh)
- Sejak kecil Andre memang mata duitan, dan hal ini selalu dimanfaatkan untuk mendorongnya rajin belajar. (mata duitan = suka dengan uang)
- Ayah dan ibu hanya ingin bicara empat mata, kami disuruh keluar dahulu dari kamar. (empat mata= berdua saja)
- Pak Prapto adalah orang yang ringan tangan kepada siapa saja. (ringan tangan = suka memukul)
- Tidak ada yang memberitahu ibu kalau Wicak sangat ringan mulut saat di sekolah. (ringan mulut = usil)
- Ayah sudah banyak makan garam tentang kehidupan. (makan garam = banyak pengalaman)
- Kemiskinan membuatnya gelap mata hingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. (gelap mata = hilang kesabaran)
- Ayah sudah angkat tangan menghadapi kelakuan kakak sulung kami. (angkat tangan = menyerah)
- Hati-hati jika bergaul dengan orang yang besar mulut. (besar mulut = suka membual)
- Semenjak pindah ke rumah besar, ia menjadi tinggi hati. (tinggi hati = sombong)
- Kata orang-orang, Pak Dibyo masih keturunan darah biru. (darah biru = ningrat)
- Lelaki mata keranjang itu selalu main mata setiap ada wanita cantik. (main mata = melirik)
- Semua yang dikatakannya hanya omong kosong saja. (omong kosong = bualan)
- Arifin mantap memilih Aisyah sebagai tulang rusuknya. (tulang rusuk = pasangan)
- Kepergiannya selama ini ternyata karena tinggal di hutan prodeo. (hutan prodeo = penjara)
- contoh kalimat imperatif
- kalimat imperatif deklaratif dan interogatif
- kalimat definisi dan kalimat deskripsi
- ciri ciri kalimat pasif
- penggunaan tanda titik
- penggunaan tanda kurung dan tanda kurung siku
- penggunaan tanda petik dan petik tunggal
- macam macam imbuhan konfiks
- jenis jenis imbuhan
- ciri ciri kata baku dan tidak baku
Demikianlah pembahasan mengenai 50 contoh majas simbolik dalam kalimat. Semoga materi yang dijelaskan pada kesempatan kali ini mudah dipahami dan bermanfaat untuk belajar. Terima kasih.