Frasa dan klausa merupakan dua diantara unsur-unsur bahasa yang ada, selain jenis-jenis kata, jenis-jenis kalimat, penggunaan tanda baca, dan jenis-jenis paragraf. Kedua unsur tersebut mempunyai karakteristik masing-masing yang membuat keduanya berbeda antara satu dengan lainnya. Adapun perbedaan antara kedua unsur tersebut akan dibahas khusus pada artikel kali ini, di mana pembahasan tersebut adalah sebagai berikut!
Frasa
Frasa merupakan suatu penggabungan dua contoh kata dasar yang tidak memiliki predikat dan tidak berpotensi menjadi kalimat. Meski begitu, frasa dapat dijadikan salah sau unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia, entah itu menjadi subjek, predikat, ataupun unsur kalimat lainnya. Pada artikel frasa dalam bahasa Indonesia, frasa dikatakan mempunyai sejumlah ciri, di mana ciri-ciri tersebut adalah:
- Terdiri atas dua kata ataupun lebih.
- Bersifat nonpredikatif atau tidak mengandung predikat di dalamnya.
- Mempunyai makna yang bersifat denotatif atau juga konotatif, tergantung dari jenis frasanya.
Untuk lebih memahami unsur ini, berikut ditampilkan beberapa contoh unsur ini dalam format kalimat yang ditampilkan di bawah ini!
- Anak kecil itu berlarian di taman ke sana kemari.
- Aldi merupakan anak kemari sore di kantor itu.
- Kemarin, aku melihat Alsa memakai kemeja lengan panjang.
- Pelaku telah dibawa ke meja hijau.
- Nathan merupakan anak emas di sekolahnya.
Klausa
Klausa merupakan penggabungan dua kata atau lebih yang salah satunya merupakan unsur predikat. Tidak seperti frasa, klausa dapat berpotensi menjadi suatu kalimat yang utuh. Hal ini disebabkan karena klausa mengandung unsur predikat yang merupakan unsur dasar dalam suatu kalimat. Adapun jika klausa itu hendak dijadikan suatu kalimat, maka klausa itu harus diakhiri dengan penggunaan tanda titik (.) di belakangnya. Menurut artikel klausa dalam bahasa Indonesia, disebutkan bahwa klausa mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
- Mempunyai sebuah predikat di dalamnya.
- Dapat atau berpotensi menjadi suatu kalimat.
- Jika dijadikan kalimat, maka klausa akan diberi tanda titik di belakangnya.
- Dapat menjadi salah satu unsur pada kalimat.
Untuk mengetahui seperti apa bentuk unsur ini, berikut ditampilkan beberapa contoh dari unsur ini dalam format kalimat!
- Ibu di dapur sedang memasak gulai ikan kakap.
- wanita itu bersedih menangisi kepergian anaknya yang masih bayi.
- Ayah di beranda sedang membaca koran.
- Kami tertawa mendengar lawakannya tersebut.
- Paman dari Yogya membawa oleh-oleh berupa bakpia dan gudeg kering.
Setelah kita mengetahui definisi, ciri, dan contoh dari kedua unsur di atas, maka kita bisa tarik kesimpulan bahwa perbedaan antara frasa dan klausa adalah:
- Frasa tidak mempunyai unsur predikat di dalamnya. Sementara itu, klausa mempunyai sebuah unsur predikat di dalamnya.
- Frasa tidak dapat dijadikan kalimat, namun frasa bisa menjadi salah satu unsur dalam kalimat. Di lain pihak, klausa dapat dijadikan kalimat dan dapat menjadi salah satu unsur dalam kalimat. Jika klausa hendak dijadikan kalimat, maka klausa mesti dibubuhi tanda titik (.) di belakangnya.
Dari pembahasan di atas, kita bisa ambil kesimpulan bahwa frasa dan klausa mempunyai dua perbedaan mendasar di dalamnya, yaitu kandungan unsur predikat di dalamnya, dan bisa tidaknya unsur tersebut dijadikan sebuah kalimat.
Demikianlah pembahasan mengenai perbedaan frasa dan klausa dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai frasa dan klausa, maupun mengenai bahasa Indonesia. Terima kasih.