Sponsors Link

28 Jenis Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia dan Contohnya

Hidup manusia tidak akan terlepas dari 1 “kata” pun. Sebuah “kata” tidak hanya sekedar alat komunikasi belaka, namun ia dapat menjadi perantara manusia mengungkapkan konten pikirannya. “Kata” menjadi representasi dari pikiran untuk menyingkapkan keinginan manusia. Manusia tanpa “kata” ibarat seorang bayi yang baru terlahir, tidak dapat dipahami secara konkret.

Kata merupakan satuan paling besar dari morfologi, sekaligus satuan paling kecil dalam sintaksis. Dimana ilmu morfologi berarti ilmu tentang bentuk kata, sedangkan sintaksis berarti ilmu tentang tata kalimat.

Berdasarkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adalah unsur bahasa yang dituliskan atau diucapkan yang merupakan manifestasi kesatuan perasaan dan pikiran serta digunakan dalam berbahasa.

Klasifikasi Kelas Kata Menurut Bahasawan

Para ahli bahasa (bahasawan) berbeda – beda dalam mengklasifikasikan kata.

1. Menurut Aristoteles kelas kata meliputi :

  • Onoma
  • Rhema
  • Syndeimoi

2. Sedangkan di Belanda untuk menentukan adanya kelas kata, digunakan kriteria valensi morfologis dan valensi sintaksis.

  • Valensi morfologis adalah kemampuan satu morfem dengan morfem lain yang saling melekat sehingga membentuk suatu kata
  • Valensi sintaskis adalah kemampuan suatu kata bergabung dengan kata lain sehingga menghasilkan satu kelompok berupa keseluruhan kalimat.

3. Ramlan, menentukan kelas kata dengan memakai kriteria makna, sintaksis, morfologi dan gabungan tiga kriteria tersebut.

4. Alisyahbahana menyampaikan bahwa secara tradisional kata diklasifikasikan ke dalam kelas verba, ajektiva, nomina, adverbial, numerilia, kongjungsi, preposisi, pronominal, interjeksi, artikula.

5. Selain tersebut di atas pendapat tentang pembagian jenis atau kelas kata dalam kaidah bahasa Indonesia, Sutan Muh. Zain mengklasifikasikan kata-kata dalam bahasa Indonesia terdiri dari 9 Jenis, meliputi

  • kata kerja
  • kata benda
  • kata pengganti dan kata penujuk benda
  • kata bilangan
  • kata sifat
  • kata tambahan
  • kata perangkai
  • kata penghubung
  • kata seru atau kata lukisan rasa.

6. Peliknya perbedaan pendapat tentang klasifikasi kata telah dimulai lama yang berawal dari pendapat filosof-filosof asal Yunani

7. Pembagian jenis atau kelas kata di dalam bahasa pada umumnya di dunia, termasuk bahasa Indonesia, terbagi atas sepuluh jenis atau kelas kata, meliputi :

  • Nomina (Kata benda)
  • Verba (Kata kerja)
  • Kata sifat (adjektiva)
  • Promina (Kata ganti)
  • Adverbia (Kata keterangan)
  • Numeralia (Kata bilangan)
  • Konjungsi (Kata sambung)
  • Artikel (Kata sandang)
  • Interjeksi (Kata seru)
  • Perposisi (Kata depan)

8. Moeliono berpendapat lain mengenai pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia. Pendapat ini dianggap paling mutakhir. Ia mengemukakan bahwa kata diklasifikasikan ke dalam lima jenis, yaitu

  • kata kerja
  • kata sifat
  • kata keterangan
  • rumpun kata benda yang memiliki anggota kata benda, kata bilangan, kata ganti
  • rumpun kata tugas yang memiliki anggota kata depan, kata seru, kata sambung, partikel dan kata sandang.

Pembagian kelas atau jenis jenis kata yang dilakukan para bahasawan (ahli bahasa) di atas tentu telah didasari dan dipertimbangkan dengan matang serta didukung dengan argumen yang kuat. Dalam kaidah bahasa Indonesia, jenis jenis kata di atas telah dikenal secara luas.

1. Kelas Nomina (Kata Benda)

Nomina, bahasawan menyebutnya kata benda merupakan kata yang mengacu pada suatu benda (baik konkret maupun abstrak). Kata benda harus dikenali karena akan berperan sebagai subjek, objek, keterangan dan pelengkap dalam kalimat.

Untuk membedakan jenis atau kelas kata benda, dapat mengujinya dengan cara berikut:

  • Aturan I menambahkan kata “yang + kata sifat” diletakkan setelah kata yang diuji.
  • Aruran II menambahkan kata “yang sangat + kata sifat” diletakkan setelah kata yang diuji.

Kata-kata seperti pohon, buku, kekasih, orang, pengetahuan dan pikiran termasuk sebagai nomina (kata benda) karena bisa diikuti oleh kedua kombinasi di atas. Berikut contoh petunjuk menentukan suatu kata yang tergolong kelas nomina dengan menggunakan pembuktian di atas.

pohon + yang besar (menguji dengan aturan I)

buku + yang sangat murah (menguji dengan aturan II)

kekasih + yang setia (menguji dengan aturan I)

orang + yang sangat baik (menguji dengan aturan II)

pengetahuan + yang luas (menguji dengan aturan I)

pikiran + yang sangat cemerlang (menguji dengan aturan II)

Selain kata-kata tentang benda yang sudah nyata-nyata berasal dari nama suatu benda, terdapat dua macam jenis kata lain yang juga termasuk nomina (kata benda), yaitu promina kata ganti (promina) dan numeralia (kata bilangan). Promina (kata ganti) merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan kata benda lain. Sedangkan numeralia merupakan kata yang digunakan untuk menghitung jumlah orang, barang atau binatang.

Contoh promina tunggal persona pertama  : aku, saya, beta, daku, -ku

Contoh promina tunggal persona kedua : kamu, engkau, anda, kau, -mu, dikau

Contoh promina tunggal persona ketiga  : dia, ia, beliau, -nya

Contoh promina jamak persona pertama : kami, kita

Contoh promina jamak persona kedua : kalian, anda sekalian, kamu sekalian

Contoh promina jamak persona ketiga : mereka

2. Kelas Verba (Kata Kerja)

Verba, bahasawan menyebutnya kata kerja merupakan kata yang menyatakan tindakan, keadaan dan proses yang bukan termasuk kata sifat. Pada umumnya kata kerja berperan sebagai predikat dalam kalimat. Kita dapat mengetahui suatu kata tergolong kata kerja dengan mengujinya dengan metode berikut:

  • Aturan I, Menambahkan kata “dengan + kata benda” diletakkan setelah kata yang diuji.
  • Aturan II, Menambahkan “dengan + kata sifat” diletakkan setelah kata yang diuji.

Kata-kata seperti bersih, tulis, pergi, tangkap, bicara, lihat, aduk, berpergian, berbicara, usap, melihat termasuk kata kerja (verba) karena ketika digabung dengan format kedua kontruksi penguji di atas akan memunculkan makna yang jelas. Perhatikanlah penggabungan kata-kata berikut ini.

Membersihkan + dengan sapu (menguji dengan aturan I)

Tulis + dengan spidol (menguji dengan aturan I)

menulis + dengan lambat (menguji dengan aturan II)

Pergi + dengan kakak (menguji dengan aturan I)

berpergian + dengan senang (menguji dengan aturan II)

Bicara + dengan guru (menguji dengan aturan I)

berbicara + dengan lancar (menguji dengan aturan II)

Lihat + dengan penglihatan (menguji dengan aturan I)

Tangkap + dengan tangan (menguji dengan aturan I)

Aduk + dengan sendok (menguji dengan aturan I)

Contoh tesebut di atas menunjukkan bentuk verba ada dua jenis yaitu :

  • Verba asal, yaitu verba (kata kerja) yang bisa berdiri sendiri pada suatu kalimat tanpa afiks (imbuhan)
  • Verba turunan yaitu verba (kata kerja) dengan memakai afiks. Berikut penjelasan verba turunan dalam tabel.

Tabel Afiks pada Kata Kerja 

BentukImbuhanContoh
Prefiksdi-dipakai, dibawa, dipukul, ditiup, dibaca
ber-bertemu, berkarya, bergulat, berlayar
per-perpindah, perkuat, perkecil, perbaik
ter-tersenyum, tertawa, ternoda, terbawa
me-membawa, melatih, mendengar, membaca
Sufiks-inamai, tandai, gulai
-kancamkan, maafkan, antarkan, matikan
Konfiksber- + -anberpelukan, berlarian, berpergian
ber- + -kanberselimutkan, beralaskan
di- + -idipengaruhi, dicintai, diselimuti
di- + -kandiambilkan, dibuatkan, dibacakan
ke- + -ankedatangan, kejatuhan, kemasukan
memper-memperindah, memperjelas, mempermudah, mempercantik
memper- + -kanmempertemukan, mempertanyakan, memperhatikan
me- + -kanmembuatkan, meluruskan, mendatangkan

Selain beberapa bentuk verba di atas, terdapat pula bentuk verba (kata kerja) yang lainnya, diantaranya :

  • Verba (kata kerja) reduplikasi atau verba atau kata kerja berulang baik dengan afiks (imbuhan) atau tanpa afiks. Misalnya batuk-batuk, makan-makan, tembak-menembak, berlari-lari.
  • Verba (kata kerja) majemuk, yaitu verba atau kata kerja yang formasinya melalui langkah penggabungan suatu kata dengan kata lainnya, tetapi hasil penggabungan tersebut bukan menjadi idiom. Misalnya : temu wicara, terjun payung, tatap muka, siap tempur.
  • Verba (kata kerja) berpreposisi, yaitu verba atau kata kerja intrasitif yang selalu dibarengi preposisi tertentu. Misalnya berdiskusi tentang, tahu akan, cinta pada, terdiri dari, tergolong sebagai, sejalan dengan, menyesal atas.
  • Verba (kata kerja) trasitif, yaitu verba yang memerlukan objek. Misal: makan, minum, angkat.
  • Verba (kata kerja) intrasitif, yaitu verba yang tidak memerlukan objek Misalnya maju, mundur, terbang, pulang, pergi.

3. Kelas Adjektiva (Kata Sifat)

Adjektiva, bahasawan menyebutnya kata sifat adalah kata yang menunjukkan sifat, watak, keadaaan, tabiat seseorang, suatu benda atau binatang. Di dalam sebuah kalimat, sifat kata umumnya berperan untuk memperjelas subjek, perdikat, serta objek. Berdasarkan bentuknya kata sifat atau ajektiva dibedakan menjadi dua macam, meliputi kata sifat atau ajektiva berbentuk tunggal dan ajektiva berimbuhan.

Ajektiva berbentuk tunggal meiliki ciri-ciri berikut :

  • ajektiva berbentuk tunggal, terdapat keterangan pembanding seperti kurang, lebih, dan paling. Misalnya kurang bagus, lebih baik, paling pintar.
  • Ajekitva berbentuk tunggal bisa ditambah keterangan penguat seperti amat, sangat, benar, teralu berat, sedikit sekali.
  • Ajektiva berbentuk tunggal bisa diingkari menggunakan kata tidak seperti tidak sehat, tidak benar.

Berdasarkan karakteristik kata sifat di atas, kata-kata yang dikelompokkan ke dalam kelas kata sifat diantaranya baik, indah, maha, sedikit, pandai, senang, berat, benar, sehat, luas

Ajektiva berbentuk tunggal bisa dihimpun dan dipilah ke dalam 5 kelompok, meliputi :

  • Situasi / Keadaan; misalnya aman, kacau, tenang, gawat
  • Warna; misalnya hijau, ungu, biru, merah,
  • Ukuran; misalnya ringan, berat, tinggi, besar,
  • Perasaan; misalnya sedih, malu, bahagia, heran.
  • Indra / Cerapan; misalnya manis, harum, terang, jelas

Mayoritas ajektiva berimbuhan (afiks) dibentuk dengan prefiks, sufiks, infiks, konfiks yang diserap dari bahasa Arab dan bahasa Inggris dan bahasa asing lain yang produktif dalam bahasa Indonesia, seperti sufiks -i, –al, -iah, -ik, -if, is, –iw, -er. Selain sufiks tersebut, terdapat dua kombinasi afiks yang juga membentuk ajektiva yaitu konfiks se- + -nya dan ke- + -an, tetapi bentuk dasarnya harus mengalami pengulangan atau reduplikasi.

Secara detil, contoh ajektiva berimbuhan atau berafiks dapat diamati dalam tabel di bawah ini.

Tabel Afiks pada Kata Sifat 

BentukImbuhanSampel
Sufiks-al, -iah, -I,  -if, -is, -ik, -er, -winasional, formal, abadi, alamiah, alami, hewani, aktif, fiktif, reaktif,, praktis, magnetif, elektronik, anarkis, parlementer, egois, komplementer, manusiawi, surgawi, kimiawi.
KonfiksKe-an (dengan reduplikasi)kekanak-kanakan, keinggris-inggrisan
Se-nya (dengan reduplikasi)Sepandai-pandainya, sebaik-baiknya

4. Kelas kata Konjungsi (penghubung)

Konjungsi, bahasawan menyebutnya kata penghubung merupakan kata yang fungsinya menghubungkan dua kalimat atau dua kata, konjungsi berperan sebagai kata sambung, penghubung yang biasa disebut dengan istilah konjungtor. Berikut contoh konjungtor yang banyak digunakan dalam kalimat.

…. antara siang dan malam

…. anda akan sukses kalau berusaha keras

…. oleh Ayah atau Ibunya

…. ilmunya terbatas karena malas membaca

…. bukan Desi, tetapi Desmin

Pelajaran telah dimulai ketika kita tiba

…. dihalangi oleh mobil lain sehingga rapat tertunda

…. bersikaplah sopan agar menjadi orang mulia.

Selain sebagai penghubung kata, konjungtor juga digunakan untuk menyambungkan satu kalimat dengan kalimat lain dengan cara menggunakan konjungtor di awal kalimat kedua.

Contoh konjungtor antar kalimat sebagai berikut :

Pak Jokowi menderita radang hati. Selain itu, ia juga mengidap penyakit diabetes.

Situasi telah mereda. Akan tetapi, semua orang harus tetap waspada.

Anak saya bersekolah di SD Grobogan. Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke Jakarta.

Ibu tidak akan setuju dengan pendapatmu. Walaupun begitu, ia akan membebaskan pilihanmu.

Kata konjungsi antara kalimat kalimat satu dengan lainnya tidak selalu seperti sampel di atas. Sampel lain konjungsi antarkalimat, baik satu kata maupun lebih diantaranya selanjutnya, meskipun demikian, tambahan pula, walaupun begitu, kecuali itu, kemudian, dengan demkian, namun, setelah itu, tetapi oleh, karena itu, bertalian dengan itu.

Selain konjungsi di atas, masih banyak lagi jenis-jenis konjungsi. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian, jenis dan contoh konjungsi. silahkan lihat pada artikel sebelumnya. Konjungsi – Pengertian, Jenis dan Contohnya.

5. Kelas Kata Interjeksi

Interjeksi, bahasawan menyebutnya kata seru merupakan kata yang dapat digunakan untuk mengungkapkan seruan perasaan meliputi rasa kagum, heran, sedih dan jijik. Kata seru digunakan dalam kalimat pernyataan atau kalimat perintah.

Contoh kata interjeksi :

ayo, raih ilmu sebanyak mungkin.

aduh, kakiku sakit sekali.

ih, bau sekali hewan itu.

sial, buru-buru naik motor gurunya tidak masuk.

astaga, dia tidak jadi belajar malah keluyuran.

wah, rejekinya mengalir begitu deras.

6. Kelas Kata Artikulus

Kata artikulus, bahasawan menyebutnya kata sandang merupakan kata yang berperan sebagai penentu suatu nomina, ajektiva, atau kelas kata lain. Artikulus yang terdapat pada bahasa Indonesia adalah sang dan si.

Berikut sampel kata sandang dalam kalimat.

si pencuri sandal itu dipenjara selama satu tahun, sedangkan si koruptor lolos dari aparat. (si digunakan untuk menyandang kata bermakna negatif)

sang raja bersikap adil terhadap rakyatnya. (sang digunakan untuk menyandang kata bermakna positif)

7. Kelas Kata Partikel

Kata partikel berarti unsur kecil pada suatu benda. Kata partikel berfungsi membentuk kalimat pertanyaan, kalimat pernyataan dan kalimat perintah. Kata partikel meliputi –kah, –tah dan –lah yang digunakan dalam kalimat pernyataan dan kalimat perintah serta –pun yang hanya digunakan dalam kalimat pernyataan.

Kah : apakah, kemanakah, bagaimanakah.

Lah : apalah, pergilah, ambilah.

Tah : apatah, siapatah.

Pun : kilah pun, apa pun, siapa pun.

Sebuah “Kata” sengaja dibentuk untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bayangkan saja jika tidak ada penggagas aksara bahkan “kata”, kesulitan mengungkapkan maksud hati akan susah. Semoga artikel jenis jenis kata dalam bahasa Indonesia ini memperkaya wawasan anda.

,
Post Date: Wednesday 16th, November 2016 / 03:45 Oleh :
Kategori : Kata Kata