Salah satu di antara jenis-jenis sudut pandang dalam cerita adalah sudut pandang orang pertama sebagai [elaku utama. Dalam sudut pandang ini, si penulis menempatkan dirinya sebagai tokoh utama dalam cerita yang dia buat sendiri. Penggunaan kata aku atau saya menjadi ciri khas utama sudut pandang ini.
Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui seperti apa contoh sebuah cerita yang menggunakan sudt pandang ini. Adapun contoh tersebut adalah sebagai berikut ini!
Di Sebuah Halte
Seperti biasa, aku selalu menunggu di halte bus ini untuk menunggu bisa yang mengantarku pulang. Meski kini sudah ada kendaraan berbasis daring, aku masih tetap setia menaiki bus kota. Tak ada alasan spesifik mengapa aku masih suka menaiki bus kota. Kenyamanan. Mungkin itu adalah salah satu alasannya.
Seumur hidupku, aku tak pernah sekalipun naik bus kota bersama teman atau keluargaku. Teman-temanku semuanya sebagian sudah punya kendaraan sendiri, meski kendaraan yang mereka punya adalah pemberian orangtua mereka. Keluargaku juga sama. Mereka sudah punya kendaraan pribadi masing-masing. Toh, jika mereka malas naik kendaraan pribadi, mereka biasanya sering menaiki ojek daring.
Meski di halte dan bahkan di bus sesak oleh banyak orang, namun tak pernah sekalipun aku merasa di dalam keramian. Suasana di sekitarku memang bramai. Namun, jauh di sudut hatiku, aku merasa kesepian. Ingin rasanya aku punya teman yang bisa aku ajak bicara, entah di halte atau bahkan di bus.
Di tengah permenunganku, sesosok perempuan duduk di sampingku. Aku ingin seakali menanyainya. Tapi aku takut, takut dikira aku ada niat buruk dengannya. Dan di tengah rasa takut itu, perempuan itu justru berinisiatif mengenalkan dirinya padaku.
Namanya Gita. Dia seumuran denganku. Dia sedang menggu bus yang ternyata sejurusan denganku. Sebuah kebetulan? Ah, entahlah! Selepas perkenalan itu, kami pun berbincang-bincang secara intim. Banyak hal yang kami perbincangkan, mulai dari sekolah kami, hobi, hingga hal-hal yang membuat kami fobia.
“Wah, bus kita telah tiba,” ujarnya tatkala sebuah bus berwarna biru tua datang menghampiri halte kami. Kami pun menaikki bus itu. Aku dan dia duduk di sebelah kanan baris keempat. Setelah duduk, kami tak banyak berbincang. “Wah, gedung itu bagus ya, kalau dilihat dari sini, ” ucapnya memulai pembicaraan. “Wah, iya juga ya,” timpalku.
Singkat cerita, kami pun sampai ke halte tujuan kami. “Aku pulang duluan ya,” ujarnya dengan ramh kepaku. “Oke, hati-hati ya,” timpalku.
Setelah berpisah dengannya, hanya ada satu perasaan yang membuncah di dadaku: senang. Akhirnya, ada juga yang bisa kuajak berbincang, baik di halte maupun di bus.
Aku pun sampai di rumah. Tatkala aku memasuki ruang keluarga, aku melihat ayah sedang menonton berita di televisi. “Seorang gadis berusia 17 tahun tewas tertabrak sepeda motor saat hendak menyeberangi Jalan Kenangan,” ujar reporter berita itu.
Tungu, Jalan Kenangan? Bukankah itu jalan yang akan dilalui Gita setelah meniki bus tadi? Apakah gadis yang dimaksud reporter itu adalah Gita?
Semburat air mata pun mulai muncul di dua bola mataku.
Demikianlah contoh cerita sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Jika pembaca ingin menambah wawasan soal cerita, maka pembaca bisa membuka artikel contoh cerrita singkat, contoh cerita alur maju, contoh cerita pengalaman pribadi, contoh cerita rakyat Bali, contoh cerita rakyat Aceh, dan contoh cerita rakyat Bengkulu. Terima kasih.