Paragraf argumentasi adalah salah satu jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya, selain paragraf narasi, paragraf deskripsi, dan contoh kalimat dan paragraf persuasi. Adapun isi dari paragraf ini adalah pendapat seorang penulis terhadap suatu tema yang diperkuat oleh sejumlah fakta dan data. Contoh-contoh dari jenis-jenis paragraf ini sudah pernah dibahas, diantaranya contoh paragraf argumenatsi tentang lingkungan sekolah, contoh paragraf argumentasi tentang sampah, contoh paragraf argumentasi tentang narkoba, dan contoh paragraf argumentasi tentang kesehatan. Artikel kali ini pun juga akan membahas contoh paragraf argumentasi, di mana tema yang terkandung pada contoh-contoh paragraf argumentasi kali ini adalah rokok.
Tanpa perlu berlama-lama lagi, berikut ditampilkan beberapa contoh paragraf argumentasi tentang rokok dalam bahasa Indonesia.
Contoh 1:
Banyak yang berasumsi bahwa merokok dengan menggunakan rokok mentol jauh lebih aman dibanding rokok jenis lainnya. Padahal, merokok dengan menggunakan jenis rokok sama bahayanya dengan rkokok lainnya, bahkan lebih berbahaya lagi. Menurut penelitian yang dilakukan Dr Marlin Foreman dari Morehouse School of Medicin Atalanta, Amerika Serikat, perokok yang mengkonsumsi rokok mentol ternyata sangat rentan mengalami pembusukan paru-paru yang lebih parah dibanding mengkonsumsi rokok biasa. Oleh karena itu, mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan merokok harus dilakukan, entah itu rokok biasa atau rokok mentol sekalipun. Sebab, apapun jenis rokoknya, semuanya tetap memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Contoh 2:
Dampak negatif rokok tak hanya bagi para perokok aktif saja. Namun, orang yang tergolong perokok pasif juga akan mengalami imbas negatif dari rokok. Menurut sumber terpercaya, dampak negatif yang dirasakan perokok pasif karena roko antara lain gangguan pernapasan, penyempitan pembuluh darah, gangguan pada janin, meningitis, imun tubub melemah, hingga kecanduan asap rokok. Oleh karena itu, sesegera mungkin jauhilah asap rokok dari para perokok aktif, agar tidak menjadi perokok pasif, dan agar terhindar dari dampak buruk akibat menjadi perokok pasif.
Contoh 3:
Jumlah anak-anak di Indonesia kian meningkat. Hal ini tentu mencerminkan bahwa penanganan masalah rokok di negara ini masih sangat kurang. Menurut sejumlah data, tercatat adanya peningkatan perokok muda di bawah usia 18 tahun sebanyak 7,2%-8,8% dalam 3-4 tahun terakhir. Bukan tidak mungkin jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya. Beberapa faktor daat mengakibatkan meningkatnya jumlah perokok muda tersebut, seperti orang tua yang merokok di depan anaknya, atau orang-orang di sekitar lingkungan mereka yang merokok dan menghasut mereka untuk melakukan hal yang sama.
Kebiasaan orang tua untuk menyuruh anaknya membelikan rokok, ternyata juga ikut membantu meningkatkan jumlah perokok muda di Indonesia. Kebiasaan tersebut secara langsung akan membuat si anak menjadi perokok suatu saat nanti. Oleh karena itu, menegah anak untuk tidak merokok sejak dini wajib dilakukan, agar jumlah perokok anak-anak dapat diminimalisir. Adapun beberapa kiat yang bisa dilakukan anatara lain tidak menyuruh anak membelikan rokok, tidak merokok di depan anak (bila perlu berhenti merokok selamanya), dan menghindarkan si anak dari lingkungan para perokok.
Pemerintah pun juga harus turut andil dalam mengurangi jumlah perokok anak-anak ini. Adapun cara yang bisa dilakukan pemerintah antara lain merehabilitasi anak-anak yang terbukti mengkonsumsi rokok, atau membatasi penjualan rokok, baik di kota maupun daerah. Dengan begitu, jumlah perokok anak-anak bisa dikurangi.
Demikian contoh paragraf argumentasi tentang rokok. Semoga bermanfaat.