Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang mengandung pikiran dan perasaan, serta mengandung unsur bunyi dan irama di dalamnya. Puisi sendiri mempunyai berbagai jenis-jenis puisi, di mana diantaranya telah dicontohkan di artikel-artikel sebelumnya, seperti contoh puisi fisikal, platonik, dan metafisik, contoh puisi subjektif dan objektif, contoh puisi romance, contoh puisi dramatik, contoh puisi epik, dan contoh puisi naratif. Artikel kali ini pun juga akan menampilkan beberapa contoh dari suatu jenis puisi, di mana jenis puisi yang akan ditampilkan contohnya kali ini adalah puisi didaktif.
Menurut laman id.termwiki.com, puisi didaktif atau puisi didaktik adalah puisi yang berisi pelajaran etika, moral, ataupun agama. Puisi ini kurang lebih sama dengan contoh puisi epigram. Agar pembaca lebih memahami seperti apa puisi didaktif, berikut ditampilkan beberapa contoh puisi didaktif dalam bahasa Indonesia yang diambil dari berbagai macam sumber.
Contoh 1:
Syair Perahu*
Karya: Hamzah Fansuri
Inilah gambaran suatu madah,
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di snalah itikat diperbetuli sudah.
Wahai muda, kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perhamu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.
Pertengah jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahu itu.
Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal janganlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.
Perteguh jua alat perahumu,
muara sempit tempatnya lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikan pun banyak,
di sanalah perahumu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak,
ke atas pasir kamu tersesak.
*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Bilang Begini Maksudnya Begitu, (Jakarta, Gramedia:2016), hlm 53-54.
Contoh 2:
Gurindam Duabelas*
Karya: Raja Ali Haji
Fasal 1
barang siapa tidak memegang agama
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
barang siapa yang empat
maka yaitulah orang yang makrifat
barang siapa mengenal Allah
suruh dan tegaknya tiada menyalah
barang siapa mengenal diri
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
barang siapa mengenal dunia
tahula ia barang yang terperdaya
barang siapa mengenal akhirat
tahulah ia dunia mudharat
Fasal 2
barang siapa mengenal yang tersebut
tahulah ia makna takut
barang siapa meninggalkan sembahyang
seperti rumah tiada bertiang
barang siapa meninggalkan puasa
tidaklah mendapat dua termasa
barang siapa meninggalkan zakat
tiada hartanya beroleh berkat
barang siapa meninggalkan haji
tiadalah ia menyempurnakan janji
Fasal 3
apabila terpelihara mata
sedikitlah cita-cita
apabila terpelihara kuping
khabar yang jahat tiadalah damping
apabila terpelihara lidah
niscaya dapat daripadanya faedah
bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
daripada berta dan ringan
apabila perut terlalu penuh
keluarlah fi’il yang tiada senonoh
anggota tengah hendaklah ingat
di situlah banyak orang yang hilang semangat
hendaklah peliharakan kaki
daripada berjalan yang membawa rugi
………………………………………
*Sumber: Gurindam Duabelas, http://www.rajaalihaji.com/id/works.php?a=SEovUnMvVw%3D%3D= (diakses pada 26 Desember 2017 pukul 15.20)
Demikianlah beberapa contoh puisi didaktif dalam bahasa Indonesia yang diambil dari berbagai sumber. Dengan demikian, maka pembahasan kali ini pun selesai sampai di sini saja. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu di dalam ranah puisi khususnya, maupun di ranah bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.