3 Contoh Puisi Dramatik dalam Bahasa Indonesia
Beberapa contoh dari jenis-jenis puisi sudah pernah ditampilkan. Adapun beberapa diantaranya antara lain contoh puisi elegi, contoh puisi romance, contoh puisi ode, contoh puisi balada, contoh puisi epigram, contoh puisi lirik, contoh puisi naratif, contoh puisi satirik, dan contoh puisi deskriptif pendek. Artikel kali ini pun juga akan menampilkan contoh dari salah satu jenis puisi, di mana jenis puisi tersebut adalah puisi dramatik. Menurut Prihantini (2015:210), puisi dramatik adalah puisi yang menggambarkan perilaku seseorang secara objektif, baik itu gambaran perilaku seseorang, dialog, maupun monolog. Agar pembaca lebih paham, berikut ditampilkan beberapa contoh puisi dramatik yang diambil dari berbagai sumber.
Contoh 1:
Surat Seorang Istri*
Karya: WS Rendra
Suamiku yang merantau
Malam ini bulan pucat
Pohon-pohon kelabu
Berayun, di atas khayalan pucat.
Dan betapa pula kelabu wajah hatiku
kerna aku tahu, suamiku.
Hari Natal yang bakal datang
kau tidak bisa pulang.
Betapa hambarnya rumah
tanpa bau rokokmu
dan bila hujan berdesar
kurindu mendengar bisikmu
yang biasa kudengar
bila pipi kita beradu.
Sarung bantalmu sudah kucui
dan telah pula kubelikan
tembakau kesukaanmu.
Dan telah aku bayangkan
kau duduk di kursimu
menggulung rokok daun nipah
sementara di luar
hari bertambah tua.
Lalu datang suratmu
yang hanya membawa rindu
tapi bukan tubuhmu.
Aku menangis kecil, suamiku.
………………………………………….
Siasat, 30 April 1968
*Sumber: WS Rendra, Puisi-Puisi Cinta, (Yogyakarta, Penerbit Bentang:2015), hlm 32-33.
Contoh 2:
Di Bawah Kibaran Sarung*
Karya: Joko Pinurbo
Di bawah kibaran sarung anak-anak berangkat tidur
di haribaan malam. Tidur mereka seperti tidur
yang baka. Tidur yang dijaga dan disambangi
seorang lelaki kurus dengan punggung melengkung,
mata yang dalam dan cekung.
“Hidup orang miskin!” pekiknya
sambil membentangkan sarung.
“Hidup sarung!” seru seorang perempuan,
sahabta malam, yang tekun mendengarkan hujan.
Lalu ia mainkan piano, piano tua, di dada lelaki itu.
“Simfoni batukmu, nada-nada sakitmu,
musik klasikmu mengalun merdu
sepanjang malam,” hibur perempuan itu
dengan mata setengah terpejam.
……………………………………………..
(1999)
*Sumber: Joko Pinurbo, Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, (Jakarta, Gramedia:2016), hlm 43.
Contoh 3:
Di Tepi Danau*
Karya: Sitor Situmorang
Untuk Titi Djulham
Malam itu ia genap 30 tahun
Jalan di tepi danau, sangat rukun
Kata orang: “Ia telah keliling dunia
Rantau apa yang tak dijajah
Tapi kini kembali sudah?”
Hatinya: “Rantau apa yang tak dijajah
Dari cinta ke cinta
Hanya duka.”
Kini kembali sudah
Binatang tertembak
Membaun jejak
Ke tempat darah pertama tersimbah
(Matinya ditetapkan di lembah lain. Di benua lain)
Tapi tak ada yang tahu
Tak pun dielu-elu
Hanya air
Berdesir
Tahu dirinya penyair.
Dari danau nelayan berseru:
“Hei, pemuda di tepi pantai
Bagaimana harga benang?
di kota kini?
Kapan ke sana pulang?
Lampunya bercermin
Kuning dingin
di sisik danau
Antara lupa dan kepingin
ada duka, ada senja
Di lembah-lembah
gelap sudah.
Dari pantai terdengar di hati
nelayan bernyanyi
jauh sekali . . .
*Sumber: Sitor Situmorang, Dalam Sajak, (Bandung, Pustaka Jaya:2015), hlm 18-19.
Demikianlah beberapa contoh puisi dramatik dalam bahasa Indonesia yang diambil dari berbagai sumber. Dengan demikian pembahasan kali ini pun dicukupkan saja sampai di sini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan pembaca sekalian, baik itu di dalam ranah puisi khususnya, maupun ranah bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.