Menurut laman kbbi.web.id, resensi diartikan sebagai ulasan tentang sebuah buku. Adapun hal-hal yang diulas dalam resensi biasanya adalah seputar keunggulan ataupun kekurangan suatu buku. Resensi sendiri termasuk ke dalam jenis-jenis karangan, selain karangan eksposisi, karangan argumentasi, karangan deskripsi, dan karangan narasi. Selain itu, resensi juga termasuk ke dalam salah satu jenis-jenis karangan semi ilmiah selain jenis-jenis esai.
Dalam penulisannya, resensi mesti ditulis dalam sejumlah langkah tertentu. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:
- Buatlah judul yang menarik.
- Tuliskan data seputar buku yang akan diresensi, mulai dari judul, penulis, cetakan/tahun terbit, dan jumlah halaman.
- Tuliskan sinopsis singkat dari hbuku tersebut dengan gaya bahasa kita.
- Ulaslah semua kelebihan dan kekurangan dari buku yang diresensi.
- Memberikan kesimpulan di bagian akhir resensi terkait buku yang diulas, apakah layak untuk dibaca ataukah tidak.
Buku-buku yang bisa diresensi bisa jenis buku apa saja, baik itu fiksi, non fiksi, maupun buku pelajaran. Pada artikel kali ini, kita akan melihat seperti apa contoh sebuah resensi dari buku non fiksi. Adapun contoh resensi non fiksi dalam bahasa Indonesia tersebut adalah sebagai berikut!
Belajar Mengapresiasi Puisi Bersama Pak Sapardi
Judul Buku: Bilang Begini Maksudnya Begitu
Penulis: Sapardi Djoko Damono
Cetakan: 2016
Penerbit: Gramedia
Jumlah Halaman: 138
“Puisi adalah mahkota dari bahasa,” demikianlah ujar Pak Sapardi Djoko Damono. Menurut beliau, puisi dianggap sebagai mahkota bahasa karena puisi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang yang telah mampu menguasai dan bermain-main dengan bahasa yang dia punya. Ketika seseorang bisa bermain dengan bahasanya, maka seseorang tersebut bisa mengutak-ngatik kosa kata yang disediakan oleh bahas, bahkan mampu memberikan makna baru bagi kosa kata tersebut. Maka tak heran, jika kata-kata yang ada di dalam puisi seringklai mengandung makna konotatif atau tidak sebenarnya.
Untuk memahami makna kata tersebut, kita selaku pembaca puisi mesti mengetahui alat kebahasaan apa saja yang digunakan oleh penyair dalam membentuk makna tersebut. Untuk itu, Pak Sapardi coba memperkenalkan alat-alat kebahasaan tersebut dalam bukunya yang berjudul “Bilang Begini Maksudnya Begitu” ini.
Buku setebal 138 halaman ini menjabarkan alat-alat kebahasaan apa saja yang digunakan penyair dalam menggubah puisinya. Semua alat-alat kebahasaan tersebut dijelaskan secara runtut dan juga dijelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Dengan begitu, buku ini terasa ringan dan mampu dipahami oleh siapapun, bahkan oleh orang yang awam sastra sekalipun. Buku non fiksi karya Pak Sapardi ini juga dilengkapi dengan sejumlah contoh-contoh puisi, mulai dari puisi-puisi dari para penyair lokal, hingga contoh-contoh puisi dari penyair luar negeri yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Karena buku ini bukan buku teori sastra ataupun kritik sastra, maka teori-teori sastra yang kadang sukar dipahami khalayak awam tidak tersaji di dalam buku ini. Meski begitu, buku ini justru terasa lebih ringan dibaca dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Dengan demikian, buku ini sangat layak untuk dibaca siapapun, terutama bagi para pembaca yang hendak memahami dan mengapresiasi sebuah puisi.
Demikianlah contoh resensi non fiksi dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu di dalam ranah resensi khususnya, maupun dalam ranah bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.