Kalimat Retorik dalam Bahasa Indonesia – Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contohnya – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat diartikan sebagai kesatuan ujar atau perkataan yang mengungkapkan suatu konsep pemikiran dan perasaan. Kalimat juga diartikan sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan terdiri atas klausa, baik secara aktual maupun potensial. Kalimat sendiri mempunyai banyak jenis. Salah satu jenis-jenis kalimat yang akan dibahas kali ini adalah kalimat retorik. Jenis kalimat ini akan dibahas mulai dari pengertian, ciri, hingga contoh-contohnya.
Baca: kalimat pasif – kalimat aktif intransitif – kalimat aktif transitif – contoh kalimat aktif transitif dan intransitif – jenis-jenis kalimat aktif
Pengertian Kalimat Retorik
Kalimat retorik adalah sebuah kalimat tanya yang ditujukan bukan untuk menanyakan sesuatu. Pertanyaan ini hanya berbentuk pernyataan yang tidak butuh respon atau jawaban dari orang yang dikenai pertanyaan retorik ini. Adapun tujuan atau isi kalimat retorik ini adalah untuk memberikan semangat, motivasi, penegasan, kritik, ataupun gagasan. Biasanya kalimat ini digunakan saat orasi maupun pidato.
Ciri-Ciri Kalimat Retorik
Kalimat retorik sendiri mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
- Tidak memerlukan jawaban dari yang ditanya.
- Berbentuk pertanyaan yang berisi penegasan.
- Bisa menggunakan kata tanya ataupun tidak.
- Penanya dan yang ditanya sama-sama mengetahui jawaban dibalik kalimat retorik.
Baca: jenis-jenis kalimat pasif – kalimat aktif dan kalimat pasif – ciri-ciri kalimat pasif – contoh kalimat aktif ekatransitif – kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
Contoh Kalimat Retorik
Untuk lebih paham, berikut disajikan beberapa contoh kalimat retorik dalam bahasa Indonesia.
- Siapa yang tak mengenal Kota Yogyakarta.
- Apakah semuanya harus sampai di sini saja?
- Apakah kau ingin menyerah sampai di sini?
- Kalau begini terus, kapan bisa kayanya?
- Apakah kita hanya diam saja ketika situasi buruk seperti ini?
- Apa kau tega jika saudaramu sendiri kesusahan, sedangkan kau malah bersenang-senang di tempat ini?
- Bagaimana bisa kita menyuruh orang lain berbuat baik, sedangkan kita sendiri tidak pernah berbuat baik?
- Apakah kalian tega melihat saudara-saudara kita kelaparan di sana, sedangkan kita di sini masih bisa makan enak?
- Tak malukah kau berbuat seperti itu?
- Sungguh aku tak mengerti, mengapa semua ini bisa terjadi begitu saja.
- Mau sampai kapan kita begini terus?
- Apa bisa kita menuntut hak kita, sedang kewajiban kita saja tidak dilaksanakan?
- Masih adakah hati nurani di dalam diri kalian?
- Apa mungkin sebuah perubahan terjadi hanya dalam satu detik?
- Apakah kita harus mengalami kesusahan terlebih dahulu, agar kita dapat memahami kesusahan yang mereka alami?
- Apakah kita hanya duduk terdiam menunggu bantuan tiba?
- Apakah dengan menangis, orang kau cintai akan hidup kembali?
- Siapa yang tak mau hidupnya dalam bahagia?
- Relakah kalian, jika tanah air kita diusik dan direnggut oleh penjajah?
- Bagaimana mungkin engkau sukses, sedangkan kau masih saja terus mengeluh.
- Maukah kalian, jika kalian hidup terus menerus dalam penderitaan?
- Mau sampai kapan kita berdiam diri di sini?
- Masihkah ada harapan yang tersisa?
- Apa kau mau jika kau disuruh untuk memakai bangkai saudaramu sendiri?
Berdasarkan pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa kalimat retoris adalah jenis-jenis kalimat tanya dan contohnya yang tidak membutuhkan jawaban dari pihak yang ditanya. Hal ini disebabkan kalimat retorik bertujuan untuk memotivasi, menegaskan, mengkritisi, dan memberi gagasan kepada pihak yang ditanya. Pihak yang ditanya tidak perlu menjawab karena sudah mengetahui jawaban tersebut.
Baca: pengertian kalimat langsung – kalimat imperatif deklaratif dan interogatif – macam-macam kalimat interogatif – contoh kalimat interogatif – berikan contoh kalimat tanya dimana
Demikianlah pembahasan kalimat retorik kali ini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah waasan bagi para pembaca sekalian, khususnya dalam ranah berbahasa Indonesia. Terima kasih.