Teks Anekdot Singkat tentang Ekonomi dalam Bahasa Indonesia – Setelah mengetahui apa itu anekdot singkat beserta strukturnya, maka kali ini kita akan mengetahui apa saja contoh teks anekdot tersebut. Sebetulnya, contoh teks anekdot sudah dibuatkan artikelnya, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: contoh teks anekdot singkat tentang pendidikan, teks anekdot singkat tentang alam, dan 4 teks anekdot singkat tentang politik dalam bahasa Indonesia. Meski begitu, contoh teks anekdot tetap akan diberikan di artikel ini agar perbendaharaan contoh anekdot kian bertambah. Adapun contoh anekdot kali ini mempunyai tema khusus, yaitu ekonomi. Tema ini sendiri sudah dijadikan tema untuk beberapa arikel, seperti contoh paragraf campuran tentang ekonomi, serta contoh teks berita singkat yang bertema politik dan ekonomi. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat contoh-contoh di bawah ini.
1. Karyawan vs Pengemis
Di suatu sore, seorang karyawan yang pulang dari kantornya melihat seorang pengemis yang duduk di pinggir jalan. Sang pengemis terlihat seperti kelelahan akibat mengemis seharian. Sang karyawan pun menghampiri sang pengemis, dan percakapan diantara keduanya pun terjadi.
Karyawan: “Bapak habis kelelahan akbiat mengemis seharian ya?”
Pengemis: “Ya, begitulah. Tapi, meskipun lelah, penghasilan yang didapat juga lumayan besar.”
Karyawan: “Memang hari ini Bapak dapat berapa?”
Pengemis: “Alhamdulillah, hari ini saya dapat Rp. 1.200.000”
Karyawan: “Loh, kok bisa?”
Pengemis: ” Jadi ceritanya begini. Dalam sehari, saya mengemis selama 10 jam, mulai dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore. Tiap satu menit, saya bisa dapat uang Rp.2000. Bila di kali 60 menit (1 jam), maka hasilnya menjadi 120.000. Jika 12.000 dikali 10 jam, maka hasilnya Rp.1.200.000.
Karyawan: (dengan nada terheran-heran) Berarti dalam 10 hari, Bapak bisa dapat 12 juta dong?”
Pengemis: “Ya, begitulah.”
Karyawan: “Kalau begitu, saya besok akan menjadi pengemis seperti Bapak.”
2. Pengacara
Pada hari minggu yang lalu, Panji dan Galih bertemu di sebuah taman kota. Kebetulan mereka berdua habis berolahraga di sekitar taman kota tersebut. Keduanya pun bercakap-cakap soal pekerjaan mereka.
Panji: “Lih, kamu sekarang kerja di mana?”
Galih: “Aku sekarang kerja di perusahaan periklanan. Di sana, aku bekerja sebagai copywriter. Kalau kamu sendiri sekarang kerja di mana, Ji?”
Panji: “Aku sekarang di mana pun dan kapan pun; jadi pengacara.”
Galih: “Wih, hebat dong. Sudah berapa kasus yang telah kamu tangani?”
Panji: “Bukan pengacara itu yang aku maksud. Pengacara yang aku maksud itu adalah singkatan dari ‘pengangguran banyak acara.’ Jadi, meskipun aku menganggur, aku rajin mengikuti berbagai acara, mulai dari acara konser, buka puasa bersama, acara pernikahan teman atau kerabat, sampai acara job fair sekalipun aku datangi. Bagaimana, keren kan pekerjaanku?”
Galih pun menarik nafas panjang dan berlalu dari wajah Panji.
3. Disunat
Saban hari kemarin, Pak Asep yang merupakan seorang buruh termenung sendiri di beranda rumahnya. Melihat hal itu, Bu Lilis yang merupakan istri Pak Asep pun menghampiri suaminya dan bertanya, “Pak, kenapa akhir-akhir ini Bapak termenung terus? Apakah ada yang mengganjal di pikiran Bapak? Kalau iya, tolong ceritakan ke Ibu.” “Maaf Bu, Bapak tidak bisa cerita. Takutnya Ibu malah ikut termenung seperti Bapak.” Meski Pak Asep menolak untuk bercerita, Bu Lilis tidak menyerah dan terus membujuk Pak Asep untuk bercerita. Setelah dibujuk beberapa kali, Pak Asep pun akhirnya menceritakan apa yang akhir-akhir ini menganjal di pikirannya. “Begini Bu, gaji Bapak bulan ini dipotong lagi oleh pihak perusahaan. Katanya sih untuk menutupi biaya pengeluaran perusahaan. Padahal, uang tersebut tadinya mau dipakai buat biaya sunat anak kita. Kalau begini, bukannya anak kita yang disunat, malah gaji Bapak yang disunat.” Mendengar hal itu, Bu Lilis pun ikut termenung bersama Pak Asep.
Demikianlah beberapa teks anekdot tentang ekonomi dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.