Sponsors Link

Contoh Teks Anekdot Singkat tentang Pendidikan dalam Bahasa Indonesia

Teks Anekdot Singkat tentang Pendidikan dalam Bahasa Indonesia – Anekdot merupakan suatu karangan cerita singkat yang lucu dan menarik. Meski begitu, anekdot juga bisa disajikan secara lebih serius tanpa ada unsur humor di dalamnya. Selain sebagai hiburan, anekdot juga bisa menjadi sarana untuk mengkritisi fenomena sosial yang ada di sekitar kita. Dalam penulisannya, anekdot mempunyai suatu struktur yang khas, yaitu:

  • Abstraksi: merupakan bagian awal sebuah anekdot yang berisi gambaran umum dari isi anekdot yang hendak disampaikan.
  • Orientasi: diletakkan setelah Abstraksi dan mempunyai fungsi sebagai pengantar teks anekdot. Adapaun isi dari Orientasi ini adalah latar belakang dari isi anekdot yang akan disampaikan.
  • Event: merupakan rangkuman dari peristiwa atau fenomena yang ditulis di dalam anekdot.
  • Krisis: adalah bagian yang berisi permasalahan yang hendak dimunculkan.
  • Reaksi: berisi upaya penyelesaian masalah yang muncul dalam Krisis.
  • Koda: Bagian akhir anekdot yang berisi kesimpulan.

Baca: jenis-jenis noveljenis-jenis romancontoh cerpen singkat tentang lingkungan alammacam-macam cerpenjenis-jenis esaijenis-jenis drama

Tema apapun bisa dibuat menjadi anekdot, termasuk salah satunya adalah pendidikan. Di bawah ini, terdapat beberapa contoh teks anekdot singkat tentang pendidikan yang bisa dipelajari guna memahami anekdot.

1. Perkalian

Suatu hari, Bu Guru mengajarkan perkalian kepada murid-muridnya. Setiap murid ditanyai soal-soal perkalian, tak terkecuali Sani. Saat giliran Sani tiba, Bu Guru pun bertanya, “Sani, kalau 2×2 sama dengan berapa?” “Dua ribu, Bu,” ujar Sani dengan lantang. Bu Guru pun kaget seraya bertanya, “loh, kata siapa kalau  2×2=2000?” “Kata tukang cetak foto, Bu,” jawab Sani dengan polosnya. Dan Bu Guru pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

  • Abstraksi: Suatu hari, Bu Guru mengajarkan perkalian kepada murid-muridnya.
  • Orientasi: Setiap murid ditanyai soal-soal perkalian, tak terkecuali Sani.
  • Krisis: Saat giliran Sani tiba, Bu Heni pun bertanya, “Sani, kalau 2×2 sama dengan berapa?” “Dua ribu, Bu,” ujar Sani dengan lantang.
  • Reaksi: Bu Guru  pun kaget seraya bertanya, “loh, kata siapa kalau 2×2=2000?” “Kata tukang cetak foto, Bu,” ujar sani dengan polosnya.
  • Koda: Dan Bu Guru pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

2. Berjualan

Suatu hari, Pak Guru yang baru memarkirkan motornya langsung beranjak ke ruang kelas yang akan diajarnya hari ini. Setibanya di kelas, dia terkaget karena melihat siswa-siswanya menaruh berbagai macam barang di meja kelas seraya berkata, “mari Pak, dibeli barangnya. Masih bagus loh Pak.” Pak Guru pun kaget seraya bertanya, “loh, apa yang kalian lakukan ini? Berjualan? Kalian pikir kelas ini sebuah pasar, hah?” Para murid pun lalu menjawab, “Bapak sendiri kan sering berjualan di kelas. Masa kami tidak boleh berjualan?” “Memangnya Bapak berjualan apa?” Tanya Pak Guru. “Masa Bapak tidak ingat? Bapak kan sering berjualan buku karya Bapak sendiri di kelas. Mana mahal lagi harganya. Karena buku Bapak harganya mahal, uang saku dari orang tua kami jadi habis, Pak. Oleh karena itu, kami berjualan barang-barang ini agar uang saku kami yang habis bisa kembali lagi.” Dan Pak Guru pun menundukkan kepalanya.

  • Abstraksi: Suatu hari, Pak Guru yang baru memarkirkan motornya langsung beranjak ke ruang kelas yang akan diajarnya hari ini.
  • Orientasi: Setibanya di kelas, dia terkaget karena melihat siswa-siwanya menaruh berbagai macam barang di mejad kelas seraya berkata, “mari Pak, dibeli barangnya. Masih bagus loh Pak.”
  • Krisis: Pak Guru pun kaget seraya berkata, “loh, apa yang kalian lakukan ini? Berjualan? Kalian pikir ini sebuah pasar, hah?”
  • Reaksi: Para murid pun menjawab, “Bapak sendiri kan berjualan di kelas. Masa kami tidak boleh berjualan?”
  • Koda: “Memangnya Bapak berjualan apa?” Tanya Pak Guru. “Masa Bapak tidak ingat? Bapak kan sering berjualan buku karya Bapak sendiri di kelas. Mana mahal lagi harganya. Karena buku Bapak harganya mahal, uang saku dari orang tua kami jadi habis, Pak. Oleh karena itu, kami berjualan barang-barang ini agar uang saku kami yang habis bisa kembali lagi.” Dan Pak Guru pun menundukkan kepalanya.

Baca: alur ceritacontoh ungkapan beserta maknanyacontoh cerpen singkat tentang lingkunganjenis-jenis prosa barucontoh karangan narasi tentang pendidikancontoh paragraf deduktif tentang pendidikancontoh karangan persuasi tentang pendidikancontoh pidato tentang pendidikancontoh paragraf induktif tentang pendidikan

Demikian beberapa teks anekdot singkat tentang pendidikan dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.

, , , , , , ,
Post Date: Friday 17th, November 2017 / 12:38 Oleh :
Kategori : Anekdot