Ketika kita membaca berita di surat kabar atau portal berita akan kita temui beragam permasalahan yang menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat misalnya pro kontra vaksin imunisasi MR, pro kontra ganjil genap, pro kontra motor masuk tol, pro kontra kotak suara kardus di Pemilu 2019, pro kontra RUU Permusikan, dan lain-lain. Pro kontra timbul karena ada dua perbedaan pendapat yang masing-masing didukung data, fakta, pengalaman, serta referensi yang valid. Untuk menjembatani pro kontra yang ada atau menawarkan suatu solusi, penulis, baik perorangan atau media, menuangkannya ke dalam bentuk teks yang memaparkan pro kontra yang ada disertai dengan argumen yang mendukung kedua pendapat tersebut. Teks yang berisi pro kontra suatu permasalahan dan dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan atau kesepahaman inilah yang disebut dengan teks diskusi. Lalu apakah yang dimakud dengan teks diskusi?
Pengertian
Teks diskusi dalam bahasa Indonesia adalah teks yang berisi dua pendapat yang berbeda mengenai suatu isu atau permasalahan tertentu yang menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Teks diskusi memiliki ciri-ciri kebahasaan antara lain menggunakan konjungsi perlawanan atau konjungsi pertentangan seperti tetapi, sedangkan, tidak … tetapi, bukan … melainkan; menggunakan kohesi leksikal dan kohesi gramatikal; mengawali dengan kalimat tanya; dan menggunakan modalitas. Teks diskusi biasa kita temukan di surat kabar atau media lainnya.
Jenis
Diskusi sejatinya adalah salah satu kegiatan wicara yang menitikberatkan pada pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan. Tujuan diskusi adalah untuk mencapai kesepakatan dan kesepahaman gagasan atau pendapat. Terdapat berbagai macam diskusi antara lain seminar, sarasehan, simposium, diskusi panel, kongres, mukamar, dan lokakarya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimakud dengan seminar, sarasehan, simposium, diskusi panel, kongres, mukamar, dan lokakarya adalah sebagai berikut.
- Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dan lain sebagainya).
- Sarasehan adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat (prasaran) para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu.
- Simposium adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama.
- Diskusi panel adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang disebut panel) yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak, pendengar (radio), atau penonton (siaran televisi), khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat.
- Kongres adalah pertemuan besar para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai pelbagai masalah.
- Muktamar adalah konferensi, kongres, rapat perundingan, pertemuan.
- Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya.
Struktur
Sebagaimana teks ulasan, teks eksempulum, dan teks prosedur dalam bahasa Indonesia, teks diskusi pun memiliki struktur teksnya sendiri. Adapun struktur teks diskusi dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
- Isu atau masalah. Di dalam teks diskusi, isu atau masalah mengulas tentang masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut. Biasanya, masalah-masalah yang diulas adalah masalah yang menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
- Argumen. Di dalam teks diskusi, argumen berisi pendapat-pendapat baik pendapat yang mendukung maupun pendapat yang menentang. Pada bagian ini, penulis memaparkan dengan jelas pendapat yang mendukung atau yang menolak dengan menggunakan data, fakta, pengalaman, dan referensi penulis yang berkaitan dengan permsalahan yang dibahas.
- Simpulan/saran. Pada bagian ini, penulis menyimpulkan dan merekomendasikan posisi atau pendapat akhir penulis mengenai isu yang akan dibahas. Sebaiknya penulis mengambil jalan tengah agar simpulan yang dibuat tidak menimbulkan kontroversi baru.
Contoh
Pada kesempatan yang lalu, kita telah mengulas tentang beberapa contoh teks diskusi dalam bahasa Indonesia di antaranya adalah contoh teks diskusi tentang teknologi, contoh teks diskusi tentang pendidikan, contoh teks diskusi tentang kesehatan, contoh teks diskusi tentang lingkungan, contoh teks diskusi tentang narkoba, dan contoh teks diskusi tentang kenakalan remaja.
Berikut adalah contoh teks diskusi singkat dalam bahasa Indonesia dengan tema kesehatan berjudul Pro Kontra Imunisasi MR yang dikutip dari laman Jurnal Medika tanggal 30 September 2018 dengan perubahan seperlunya.
Pro Kontra Imunisasi MR* |
---|
Imunisasi MR adalah Vaksin MR yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus meales (campak) dan rubella (campak jerman). Penyakit campak disebabkan oleh virus RNA. Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai ganda berpilin dan termasuk dalam family Paromyxavirus. Virus ini menyebar melalui udara sehingga dapat dengan mudah menyerang orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, belum pernah terkena campak, dan belum pernah mendapatkan vaksin campak. Kemudian virus ini akan menyebar ke seluruh pembuluh darah dan menginfeksi tubuh 2 – 3 hari setelah tubuh terpapar virus. Sebagaimana halnya penyakit campak, penyakit rubella juga disebabkan oleh virus RNA. Bedanya, virus yang menyebabkan penyakit rubella adalah virus berantai tunggal yang berasal dari genus Rubivirus. Virus jenis ini umumnya menyerang anak-anak usia 3-10 tahun melalui udara dan ditularkan oleh ibu kepada janinnya. Saat virus menginfeksi tubuh, virus akan masuk ke sel-sel tubuh dan menetap di sana untuk sementara waktu. Ketika daya tahan tubuh melemah, virus akan kembali aktif. Jika virus menyerang anak perempuan dan ia tidak menyadari memiliki virus rubella hingga dewasa, secara otomatis ia akan menularkan virus itu kepada janinnya saat ia hamil nantinya. Adapun bayi yang dikandungnya akan lahir dalam kondisi congenital rubella syndrome (sindrom rubella kongenital). Oleh karena itu, pencegahan harus dilakukan sejak dini dengan memberikan vaksin rubella. Hingga kini, belum ada obat yang efektif mengobati penyakit campak maupun penyakit rubella. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan pencegahan sedini mungkin yakni dengan memberikan vaksin MR yang terbukti sangat efektif untuk mencegah penyakit campak dan rubella. Sejak ditemukannya vaksin MR pada tahun 60an hingga kini, tercatat lebih dari 141 negara telah menggunakan vaksin campak dan rubella. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella atau congenital rubella syndrome (CRS) pada tahun 2020. Sasaran pemberian imunisasi MR adalah seluruh anak dengan usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun di seluruh Indonesia. Pemberian imunisasi MR ini dilakukan tanpa melihat satus imunisasi maupun riwayat penyakit campak dan rubella sebelumnya. Pelaksanaan imunisasi masal MR dibagi dalam dua fase, yakni fase pertama pada tahun 2017 dilaksanakan di seluruh pulau Jawa dan fase kedua pada tahun 2018 untuk wilayah luar pulau Jawa. Menurut Kementerian Kesehatan RI, vaksin MR yang digunakan di Indonesia sudah mendapat rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan izin edar dari Badan POM. Jadi, vaksinasi MR aman dilakukan. Mengapa Indonesia perlu melakukan imunisasi MR? Data Kementerian Kesehatan RI mencatat pada Januari sampai dengan Juli 2017, terdapat suspek campak rubella sebanyak 8099 suspek (2535 positif campak dan 1549 positif rubella). Apabila dibandingkan dengan laporan kasus pasca pelaksanaan imunisasi massal di pulau Jawa, laporan kasus mengalami penurunan menjadi 1045 suspek campak rubella (38 positif campak dan 176 positif rubella). Selama empat tahun terakhir hingga Juli 2018 data rumah sakit di seluruh Indonesia mencatat 1660 kasus CRS telah terjadi. Biaya minimal yang dibutuhkan untuk anak penderita CRS mencapai Rp 395 juta per orang. Dana itu termasuk untuk penanaman koklea pada telinga operasi jantung dan mata. Biaya itu belum termasuk biaya perawatan kecacatan seumur hidup. Namun, upaya pemerintah untuk mengeliminasi serta mencegah penyakit campak dan rubella dengan cara pemberian vaksin MR ini tidaklah mudah. Hal ini disebabkan banyaknya penolakan dari masyarakat terkait dengan halal tidaknya vaksin yang digunakan. MUI pun mengeluarkan fatwa “tidak halal” terhadap vaksin MR. Walaupun belakangan MUI menyatakan “boleh” untuk dilakukan pemberian vaksin MR, faktanya masih banyak masyarakat yang menolak untuk dilakukan pemberian vaksin MR. MUI menyatakan bahwa vaksin MR ini tidak halal dikarenakan menggunakan enzim babi dalam proses pembuatannya. Namun demikian, vaksin ini tetap boleh diberikan karena terdapat beberapa kondisi. Seperti, dampak bahaya yang ditimbulkan jika tidak dilakukan pemberian vaksin dan belum adanya alternatif vaksin lain yang halal yang di dunia yang dapat diberikan. Penolakan terhadap vaksin MR banyak dilakukan di berbagai daerah. Di Riau, hingga hampir satu bulan pelaksanaan imunisasi MR, baru 14 persen anak yang telah mendapatkan imunisasi MR. Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengungkapkan bahwa rendahnya cakupan imunisasi MR di Riau tidak terlepas dari dikeluarkannya fatwa MUI. Pemerintah mencanangkan pemberian imunisasi MR semata-mata untuk mengeliminasi penyakit MR di Indonesia. Hal ini mengingat tingginya kasus MR yang terjadi di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang tidak mempedulikan adanya fakta ini. Hal ini semakin diperparah dengan beredarnya berita hoax terkait imunisasi MR di masyarakat sehingga membuat masyarakat resah. Oleh karena itu, tenaga kesehatan memiliki peranan yang sangat penting untuk membeirkan informasi yang benar kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan untuk mencapai eradikasi penyakit campak dan rubella di tahun 2020. |
Demikianlah ulasan singkat tentang teks diskusi dalam bahasa Indonesia terkait dengan pengertian, jenis, struktur disertai dengan contoh.