X

Contoh Novel Singkat dalam Bahasa Indonesia

Menurit laman kbbi.kemendikbud.go.id, novel didefinisikan sebagai karangan prosa yang yang panjang dan di dalamnya mengandung cerita kehidupan seorang dan lingkungannya. Tokoh dalam novel biasanya akan ditonjolkan watak dan sifatnya. Dibanding dengan cerpen, isi novel cenderung lebih panjang dibanding cerpen karena novel menceritakan kisah yang jauh lebih luas dan rumit dibanding cerpen. Dari segi isi cerita, novel tak hanya menceritakan kehidupan seseorang, melainkan lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal ini berbeda dengan cerpen yang hanya menceritakan kehidupan seorang tokoh saja secara khusus dan detail.

Untuk mengetahui seperti apa isi sebuah novel, maka di artikel ini akan ditampilkan salah satu contoh bagian novel yang ditampilkan secara singkat, di mana contoh tersebut adalah sebagai berikut ini!

Para Priyayi (Bab Lantip)*

Karya: Umar Kayam

Nama saya Lantip. Ah, tidak. Nama saya yang asli sangatlah dusun–ndeso–Wage. Menurut embok (ibu) saya, nama itu diberikan karena saya dilahirkan pada hari Sabtu Wage. Nama Lantip itu saya dapatkan kemudian waktu saya mulai tinggal di rumah keluarga Sastrodarsono, di Jalan Setenan, kota Wanagalih. Sebelumnya, saya tinggal bersama embok saya di Desa Wanalawas yang hanya beberapa kilometer saja dari kota Wanagalih. Menurut cerita, Desa Wanalawas itu adalah desa cikal bakal kota Wanagalih, terutama saat Mataram melihat daerah ini sebagai wilayah yang strategis. Madiun diperintahkan oleh Mataram untuk mengembangkan kawasan itu menjadi kawasan yang ramai. Maka bedol desa atau pemindahan desa pun diperintahkan oleh Mataram untuk mengisi kawasan tersebut, di mana desa Wanalawas adalah salah satu desa yang dijebol untuk menjadi bagian Wanagalih.

Dari salah satu desa yang lumayan besar, Desa Wanalawas pun menciut menjadi desa yang kecil. Salah satu dari keluarga-keluarga yang tinggal di Wanalawas adalah nenek moyang embok saya. Menurut embok saya, mereka adalah orang-orang desa yang bertani padi, palawija, dan sedikit tembakau. Sawahnya tidak seberapa besar; hanya satu atau dua bau saja. Itu pun sawah tadah hujan, karena letak sawah itu jauh dari sungai yang dapat mengairi sawah itu.

Selain bersawah, keluarga moyang saya adalah juga keluarga pembuat tempe. Ayah saya… wah, saya tidak ingat pernah mengenalnya. Embok selalu mengatakan ayah saya pergi jauh untuk mencari duit. Hanya bertahun-tahun kemudian pada waktu saya sudah menjadi bagian dari rumah tangga Sastrodarsono, saya sedikit mendapat bayangan siapa ayah saya sewaktu saya sering kena bentak embah guru kakung (kakek). Meskipun orangnya baik dan adil, embah guru kakung juga keras dan bila marah suka membentak sembari misuh (mengumpat)….

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Demikianlah sebuah contoh novel singkat dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin menambah referensi soal novel dan juga prosa, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: jenis-jenis novel, contoh novel terjemahan, contoh resensi buku novel, contoh sinopsis novel, jenis-jenis prosa, jenis-jenis prosa lama, serta artikel jenis-jenis prosa baru.

Adapun pembahasan aartikel kali ini, dicukupkan saja sampai di sini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan baru bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai novel pada khususnya, maupun materi pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan jiika terdapat kesalahan pada artikel kali ini. Sekian dan terima kasih.

*Umar Kayam, Para Priyayi, (Jakarta: Grafiti, 2012), hlm 10-11. Pada artikel ini, terdapat beberapa bagian tulisan yang diubah dari teks aslinya supaya lebih mudah untuk dibaca.

Categories: prosa
Ratna Sumarni S.Pd: