Berdasarkan bentuknya, puisi baru terdiri atas beberapa macam. Adapun bentuk yang dimaksud adalah jumlah baris di setiap baitnya. Salah satu diantara macam-macam puisi baru berdasarkan bentuknya tersebut adalah terzina. Puisi ini merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris. Untuk mengetahui seperti apa bentuk puisi ini, berikut ditampilkan beberapa contoh puisi terzina dalam bahasa Indonesia!
Contoh 1:
Aku Ingin*
Karya: Sapardi Djoko Damono
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(1989)
*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, hlm 105.
Contoh 2:
Dongeng Kucing*
Karya: Sapardi Djoko Damono
Lengking klakson dan rem mobil itu
meninggalkan jejak asap knalpot, debu,
dan seekor kucing yang sekarat.
Di dalam rumah, tangis seorang gadis kecil,
lalu suara menghibur seorang ibu
menyelundupkan ajal ke negeri dongeng.
Jalan memang dibangun untuk mobil,
manusia, dan juga–tentu saja–kucing;
tak boleh kita mencurigai campur-tangan-Mu, bukan?
*Sumber: Sapardi Djoko Damono, Melipat Jarak, hlm 29.
Contoh 3:
Pokok Kayu*
Karya: Sapardi Djoko Damono
“suara angin di rumpun bambu
dan suara kapak di pokok kayu,
adakah bedanya, Saudaraku?”
“jangan mengganggu,” hardik seekor tempua
yang sedang mengerami telur-telurnya
di kusut rambut Nuh yang sangat purba
*Sumber: ibid, hlm 38.
Contoh 4:
Hanya*
Karya: Sapardi Djoko Damono
hanya suara burung yang kaudengar
dan tak pernah kau lihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana
hanya desir yangin yang kaurasa
dan tak pernah kaulihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu
hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kaulihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu
*Sumber: ibid, hlm 124.
Contoh 5:
Masih Pagi*
Karya: Sapardi Djoko Damono
Masih pagi begini kamu mau ke mana?
Kemarin kamu bilang sakit,
sekarang pagi-pagi malah sudah bangun.
dan siap-siap pergi.
Wajahmu tampak pucat,
coba saja lihat di cermin.
Kamu tak takut lagi lihat cermin, bukan?
Cermin tidak pernah bermaksud
menakut-nakuti,
sekadar memberi tahu
bahwa kita sudah sampai
di ruas tertentu.
Ya, ketika galur-galur di wajah kita
tampak tambah tegas.
Apa kamu bilang? Tanda sudah tua?
Tentu saja, tapi apa
hubungannya dengan makam?
Siapa yang berhenti?
Maksudku, siapa yang menyuruhmu
berhenti lekas-lekas?
Dan sekarang kamu malah mau pergi.
Ini kan masih pagi. Benar,
katamu cermin semakin menyakitkan,
suka cerewet dan memeri tahu kita
macam-macam yang sebenarnya
tidak kita pahami benar
tetapi yang membuat kita jengkel
sehingga tidak begitu suka lagi bercermin.
Tapi, apa pula urusannya?
Ini masih pagi, kamu mau ke mana?
*Sumber: Ibid, hlm 133-134.
Demikianlah beberapa contoh puisi terzina dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa contoh puisi lainnya, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: contoh puisi 3 bait tentang alam, contoh puisi 3 bait tentang pahlawan, contoh puisi 3 bait tentang guru, contoh puisi romance, contoh puisi elegi, contoh puisi himne, dan contoh puisi balada. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi khususnya, maupun mengenai bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.