3 Contoh Puisi Himne dalam Bahasa Indonesia
Beberapa contoh puisi sudah pernah diperlihatkan sebelumnya. Adapun contoh-contoh tersebut antara lain contoh puisi singkat, contoh puisi 3 bait tentang Ibu, dan contoh puisi 3 bait tentang sahabat. Kali ini, kita juga akan memperlihatkan beberapa contoh puisi lainnya dari jenis puisi tertentu, di mana jenis puisi tersebut adalah himne. Puisi tersebut merupakan puisi yang berisi pujian kepada Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Himne sendiri termasuk ke dalam salah satu macam-macam puisi baru berdasarkan isinya, selain contoh puisi epigram dan contoh puisi balada.
Adapun contoh puisi himne dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
Contoh 1:
Adaku Tiada¹
Karya: Candra Malik
Allah, aku kesepian.
Dalam sendiriku, yang ada Engkau saja,
Di mana aku, tak perlu lagi ditanya.
Di mana Engkau, tak usah lagi dijawab
Sepiku Sendiri-Mu, Sepi-Mu sendiriku.
Allah, aku sunyi.
Dalam diamku, tiada ucapan selain Nama-Mu.
Tak ada yang sentuh heningku, jangkau Sepi-Mu.
Aku dalam selaput Rahasia Dikau.
Allah, aku sedih.
Dalam pedihku, perpisahan kuratapi.
Dalam perihku, perjumpaan kudambai.
Duka ini abadi, luka ini semakin jadi.
Kurindu rindu-Mu, kucinta Cinta-Mu.
Allah, aku binasa.
Daku tiada ada selain sirna.
Diriku lenyap, Diri-Mu senyap.
Musnah sudah segala wajah.
Maha Agung Engkau Paduka,
Zat Yang Awal Kekal Ada.
Solo, 22 Januari 2009.
¹Candra Malik, Asal Muasal Pelukan, (Yogyakarta, Bentang Pustaka:2016), hlm 84-85.
Contoh 2:
Tak Pernah Pergi²
Karya: Candra Malik
Hanya namamu kupanggil.
Cinta dan Rindu menggigil.
Engkau adlah jiwa itu sendiri,
engkau bagiku badan ruhani.
Segala yang t’lah kuserahkan,
menjelma sebagai kesunyian.
Darimu aku belajar tentang sepi,
darimu aku belajar menyendiri.
Derita dan bahagia adalah kini,
terasa sama saja di dalam hati.
Hidup adalah tentang sekarang,
tentang datang, tentang pulang.
Engkau t’lah menanam dasar,.
Biarlah ini yang kugenggam tegar.
Engkau tak pernah pergi,
selalu hadir dengan wujud suci.
Bagiku tiada yang tiba-tiba,
dan bagiku Dia Maha Seketika.
Perjalanan adalah pengasuhan,
dan engkau adalah pengalaman
Surabaya, 2013
²Ibid, hlm 105-106.
Contoh 3:
Dipenogoro³
Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan Banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
MAJU
Ini barisan tak tak bergenderan-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti.
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa ditindas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
Februari, 1943
³Chairil Anwar, “Dipenogoro”, Kakilangit (Horison), April 2016, hlm 3.
Demikianlah beberapa contoh puisi himne dalam bahasa Indonesia yang bisa diperlihatkan pada artikel kali ini. Jika pembaca ingin mengetahui contoh-contoh dan jenis-jenis puisi lainnya, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu contoh puisi lama syair, contoh puisi lama seloka, contoh puisi lama mantra, contoh puisi kontemporer supra kata, contoh puisi kontemporer mbeling, contoh puisi kontemporer tipografi, contoh puisi kontemporer multilingual, jenis-jenis puisi lama, jenis-jenis puisi baru, dan macam-macam puisi baru berdasarkan bentuknya. Untuk pembahasan kali ini dicukupkan saja sampai di sini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu di dalam ranah puisi khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.