Sponsors Link

8 Macam-Macam Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya

Macam-Macam Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya – Setelah sebelumnya kita mengetahui macam-macam puisi berdasarkan isinya, kali ini kita akan mengetahui macam-macam puisi berdasarkan bentuknya. Puisi sendiri merupakan suatu karya sastra seperti halnya jenis-jenis novel, macam-macam cerpen, jenis-jenis roman, dan jenis-jenis drama yang di dalamnya terkandung contoh makna stilistik, serta makna lugas dan makna kias beserta contohnya. Adapun macam-macam puisi baru berdasarkan bentuknya adalah sebagai berikut.

1. Distikon

Merupakan jenis-jenis puisi yang bentuknya dua seuntai atau puisi yang setiap baitnya terdiri atas dua baris. Misalnya:

Hutan Karet
Karya: Joko Pinurbo

-In Memoriam: Sukabumi

Daun-daun berserakan.
Berserakan di hamparan waktu.

Suara monyet di dahan-dahan.
Suara kalong menghalau petang.

Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan.
Berloncatan di semak-semak rindu.

Dan sebuah jalan melingkar-lingkar.
memebelit kenangan terjal.

Sesaat sebelum surya berlalu
masih kudengar suara beduk bertalu-talu

(1990)

2. Terzina

Adalah salah satu jenis-jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas tiga baris. Misalnya:

Aku Ingin
Karya: Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1989)

3. Kuatrain

Adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas empat baris. Contoh:

Pada Suatu Hari Nanti
Karya: Sapardi djoko Damono

pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

paada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatau hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari

(1991)

4. Kuint

Adalah puisi yang setiap baitnya terdiri atas 5 baris. Contoh:

Mampir
Karya: Joko Pinurbo

Tadi aku mampir ke tubuhmu
tapi tubuhmu sedang sepi
dan aku tak beranimengetuk pintunya.
Jendela di luka lambungmu masih terbuka
dan aku tak berani melongoknya

(2002)

5. Sektet

Adalah puisi yang setiap baitnya terdiri atas 6 baris. Misal:

Puasa
Karya: Joko Pinurbo

– untuk Hasan Aspahani

Saya sedang mencuci celana yang pernah
saya pakai untuk mencekik leher saya sendiri.
Saya sedang mencuci kata-kata
dengaan keringat yang saya tabung setiap hari.
Dari kamar mandi yang jauh dan sunyi
saya uapkan selamat menunaikan Ibadah Puisi.

(2007)

6. Septima

Merupakan puisi yang setiap baitnya berisi 7 bait. Contoh:

Indonesia Tumpah Darahku (Nukilan)
Karya: M Yamin

Duduk di pantai tanah yang permai
empat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung-gunung bagus rupanya
Dilingkari air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya

Lihatlah kelapa melambai-lambai
Berdesir bunyinya sesayup sampai
Tumbuh di pantai bercerai-cerai
Memagar daratan aman kelihatan
Dengarlah ombak datang berlagu
Mengejar bui ayah dan ibu
Indonesia namanya. Tanah airku

Pasundan, 26 Oktober 1926

7. Stanza/Oktaf

Adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 8 baris. Misal:

Kolam (Nukilan)
Karya: Rustam Effendi

Di tengah
kolam yang endah
tenang,
berenang
seekor gangsa.
Sayapnya putih
bulunya jernih,
jernih biji matanya

Bak pulai
leher semampai
junjang
memandang
bercermin air.
Renagnya hening
airnya hening,
hening
tidak berdesir

8. Soneta

Adalah puisi baru yang terdiri atas dua bait awal yang berisi 8 baris, dan dua bait akhir yang berisi 6 baris. Bila dijumlahkan, maka total baris pada puisi ini adalah 14 baris. Puisi ini sebetulnya berasal dari Italia yang kemudian dibawa oleh sejumlah sastrawan Indonesia. Contoh:

Pagi-Pagi
Karya: M Yamin

Teja dan cerawat masih gemilang,
Memuramkan bintang mulia raya;
Menjadi pudar pdam cahaya,
Timbul tenggelam berulang-ulang.

Fajar di timur datang menjelang,
Membawa permata ke atas dunia;
Seri-berseri sepantun mulia,
Berbagai warna, bersilang-silang.

Lambat laun serta berdandan,
Timbul matahari dengan perlahan;
Menyinari bumi dengan keindahan.

Segala bunga harumkan pandan,
Kembang terbuka, bagus gubahan;
Dibasahi embung, titik di dahan.

Demikian macam-macam puisi berdasarkan bentuknya. Terima kasih.

, , , , , , ,
Post Date: Wednesday 29th, November 2017 / 03:56 Oleh :
Kategori : Puisi