60 Contoh Makna Stilistik dalam Kalimat

Contoh Makna Stilistik dalam Kalimat – Artikel pada kesempatan sebelumnya telah membahas tentang beberapa macam makna dari jenis jenis makna kata yang ada, antara lain makna kontekstual dan konseptual, contoh makna kias dan contoh makna asosiasi. Dan pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai contoh makna stilistik.

Apa itu Makna Stilistik?

Makna stilistik merupakan makna yang ditimbulkan akibat pemakaian bahasa. Efek pemakaian bahasa ini akan berdampak kepada emosi atau perasaan pembaca. Penggunaan jenis makna yang satu ini seringkali ditemukan dalam karya sastra. Dalam suatu karya sastra, gaya bahasa merupakan hal yang dominan digunakan. Karena sebab inilah makna stilistik berkaitan erat dengan karya sastra. Makna stilistik sendiri terdiri dari beberapa macam, yaitu makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa perbandingan, makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa pertautan, makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa perulangan, dan makna stilistik yang disampaikan dengan gaya bahasa pertentangan.

Contoh Makna Stilistik

Untuk lebih memahami kalimat seperti apa saja yang mengandung makna stilistik, berikut disajikan contoh-contoh kalimat yang memuat makna stilistik.

Contoh Makna Stilistik Perbandingan

1. Melakukan hal yang paling dibenci ibarat menelan duri.
2. Keinginan Rini untuk menemukan keberadaan ibunya selalu dianggap orang lain bagaikan pungguk merindukan bulan.
3. Jangan seperti air di atas daun talas karena orang-orang di sekitarmu akan meremehkanmu.
4. Kelakuan Mike sungguh menyayat hati kedua orang tuanya, perlakuannya mencerminkan air susu dibalas air tuba.
5. Jangan seperti kacang lupa kulitnya, kita harus selalu berterima kasih kepada siapa pun yang berbuat baik kepada kita.
6. Watak dan sifat kedua kakak beradik itu bagaikan bumi dan langit, tidak ada yang mengira keduanya lahir dalam keluarga yang sama.
7. Aku tidak bisa membedakan antara Yoga dan Yogi, kedua bagaikan pinang dibelah dua.
8. Teruslah rajin beribadah seakan-akan kau akan mati esok hari, dan teruslah menuntut ilmu seakan-akan kau masih akan hidup 100 tahun lagi.
9. Aku belum tidur 3 hari 3 malam, otak dan badanku seperti knalpot yang panas dan berasap.
10. Kasih sayang ibu kepada anaknya bagaikan surya menyinari dunia.
11. Anak itu seperti mesin kalkulator saja, ia dapat menghitung dengan cepat sekali.
12. Hidup tanpa agama bagaikan berjalan dalam kegelapan, tidak akan bisa menentukan arah tujuan hidup.
13. Jangan bertingkah layaknya setan, selalu mengganggu orang yang ingin beribadah dan berbuat baik.
14. Walaupun kembar, Anto dan Anton tidak pernah akur seperti kucing dan anjing saja.
15. Permasalahan hidupku sudah seperti benang kusut, aku bingung dari mana harus menyelesaikannya.

Contoh Makna Stilistik Pertautan

1. Ayah mendapat hadiah Honda dari keseriusannya bekerja selama 30 tahun.
2. Ayah dan Ibu terbang ke Mekkah naik Garuda.
3. Kehidupan Upin Ipin menarik bagi anak-anak.
4. Ayah selalu suka membeli Gudang Garam di kala pikiran sedang penat.
5. Indonesia beruntung mendapatkan investasi dari Arab Saudi, berapa pun nominalnya.
6. Perjuangan Kartini dalam menaikkan martabat perempuan selalu dikenang hingga sekarang.
7. MH307 masih belum ditemukan hingga sekarang, entah kemana sebenarnya perginya.
8. Negeri ini butuh Soekarno yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat, bukan kepentingan partai politiknya sendiri.
9. Aku merasa nyaman jika menulis dengan Pilot.
10. Kapal Api selalu menemaniku saat mengerjakan tugas-tugas kuliahku.
11. Kemarin ada Kijang yang menabrak pejalan kaki dan pengendara motor hingga menimbulkan korban tewas.
12. Ibu membeli Tiga Roda untuk mengusir nyamuk yang ada di rumah.
13. Rinso selalu menjadi pilihanku dalam mencuci pakaian.
14. Adik lebih senang mengkonsumsi Bendera dibandingkan Dancow.
15. Setiap bulan Ramadhan akan tiba, iklan Marjan selalu menghiasi layar kaca.

Contoh Makna Stilistik Perulangan

1. Aku akan tetap menunggumu walaupun berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun
2. Selamat jalan kekasihku, selamat jalan pujaanku, selamat jalan idolaku, semoga kau tenang berada di sisi-Nya.
3. Selalu saja aku, aku, dan aku yang disalahkan atas semua perkara yang muncul di rumah ini.
4. Yang kita harus lakukan adalah terus mencoba, mencoba, dan mencoba hingga semuanya berhasil.
5. Aroma wangi, aroma segar, dan aroma mistis bercampur baur dalam ruangan ini.
6. Dia terus saja mengigau menyebut ibu, ibu, dan ibu.
7. Aku selalu saja diprotes oleh bosku, kurang inilah, kurang itulah, kurang cekatan lah, kurang teliti lah, kurang perhatian lah, rasanya aku sudah tidak kuat bekerja di tempat itu.
8. Andai kau tahu rasa rindu ini sangat menggangguku, sangat menyakitkanku, dan sangat menggebu.
9. Sudah kuperingatkan untuk pergi, pergi, dan pergi dari tempat ini. Tetapi kau tetap saja berdiri diam di situ.
10. Cinta itu anugerah, cinta itu rahmat, cinta hadiah. Akan tetapi cinta dapat menjadi malapetaka jika kita tidak melandasinya dengan agama.
11. Risman mendapat hukuman karena selalu mengobrol saat pelajaran, selalu bermain hp saat pelajaran, dan selalu mengganggu teman saat pelajaran di kelas.
12. Kita hanya perlu berlatih, berlatih, dan berlatih lebih keras lagi. Jangan mudah putus asa dengan kegagalan yang pernah diperoleh.
13. Ibu adalah insan yang senantiasa berdoa, berdoa, dan berdoa untuk keselamatan keluarganya.
14. Tempe lagi, tempe lagi, tempe lagi, kenapa tidak ada lauk lain di rumah ini selain tempe?
15. “Kewajibanmu bukanlah bekerja, kewajibanmu bukanlah memikirkan hutang ayah, kewajibanmu bukanlah memikirkan kekuatan ayah ibu, tapi kewajibanmu hanyalah belajar dan terus belajar untuk dunia dan akhiratmu, Nak!” pesan Ayah kepada Joko.

Contoh Makna Stilistik Pertentangan

1. Rapi sekali tulisanmu, sampai aku bingung harus mulai membaca dari mana.
2. Bersih sekali kamar ini, tidak ada barang yang tertata dengan benar.
3. Cepat sekali kau datang, aku sampai tertidur menunggumu di sini.
4. Sedap sekali rasa masakanmu, setiap kunyahan hanya berasa garam.
5. Merdu sekali suara emasmu ini, aku sampai tidak kuat mendengarnya.
6. Aku selalu merasa kesepian di tengah kota yang ramai ini.
7. Hatiku merintih di tengah kebahagiaan semua keluarga.
8. Aku sangat kagum dengan wawasanmu yang luas, sampai-sampai setiap perkataanmu aku butuh waktu 1 jam untuk mencernanya.
9. Cuaca hari ini cukup menggetarkan hati, tiba-tiba panas, tiba-tiba hujan, tiba-tiba berangin.
10. Sopan sekali kau, buang gas ketika teman-teman sedang menikmati makanannya.
11. Doni adalah murid kesayangan guru, selama 8 tahun sekolah ia belum lulus juga.
12. Angel memang wanita yang irit, pakaiannya semasa TK pun rela ia gunakan sampai kuliah.
13. Sungguh sopan tutur katamu, setiap orang yang berbicara denganmu pasti merasa sakit hati.
14. Berat badanmu ideal sekali, hampir tiga kali berat badanku.
15. Teh ini sangat manis, pasti harga gula sekarang sedang melambung tinggi ya.

Sekian pembahasan mengenai contoh makna stilistik dalam kalimat. Semoga pemaparan materi dalam artikel ini mudah dipahami dan juga dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.