Imbuhan merupakan bubuhan yang dibubuhkan pada suatu kata dasar yang membuat kata dasar itu berubah menjadi kata turunan atau kata berimbuhan. Imbuhan sendiri terdiri dari beberapa macam, di mana macam-macam imbuhan tersebut terdiri atas macam-macam imbuhan prefiks, macam-macam imbuhan konfiks, macam-macam imbuhan sufiks, dan imbuhan infiks.
Semua imbuhan tersebut tidak sepenuhnya berasal dari bahasa Indonesia. Terdapat pula beberapa imbuhan yang diserap dari berbagai bahasa asing, salah satunya bahasa Sansekerta. Dari bahasa ini, terdapat tiga imbuhan yang diserap ke bahasa Indonesia, yaitu -man, -wan, dan -wati. Menurut Nababan (2008:35), ketiga imbuhan serapan dari bahasa Sansekerta tersebut mempunyai sejumlah makna, di mana makna dari ketiganya adalah:
1. Bermakna ‘Orang yang Ahli’
Makna ini terbentuk oleh imbuhan -man dan -wan yang dibubuhkan pada jenis-jenis kata benda. Adapun kata benda yang yang mesti digunakan untuk membentuk makna ini adalah kata benda abstrak yang berhubungan dengan dunia keilmuan, seperti sejarah, budaya, seni, dan sebagainya. Adapun beberapa contoh diantaranya adalah:
- Seniman (seni + imbuhan -man): orang yang ahli di bidang atau di dunia seni.
- Budayawan (budaya + imbuhan –wan): otang yang ahli di bidang atau di dunia budaya.
- Sejarawan (sejarah + imbuhan -wan): orang yang ahli di bidang sejarah.
2. Bermakna ‘Orang yang Bersifat’
Seperti pada makna yang pertama, makna ini hanya bisa dibentuk oleh imbuhan -man dan -wan saja. Adapun makna ini sendiri dapat terbentuk jika kedua imbuhan tersebut dibubuhkan pada jenis-jenis kata sifat yang mempunyai makna sifat yang dimiliki manusia, seperti derma, budi, cendekia, dan lain sebagainya. Adapun contoh dari ketiga kata yang telah diimbuhi -man dan -wan adalah:
- Dermawan (derma + imbuhan -wan): orang yang mempunyai sifat derma/suka memberi.
- Budiman (budi + imbuhan -man): orang yang mempunyai sifat budi/baik.
- Cendekiawan (cendekia + imbuhan -wan): orang yang mempunyai sifat cendekia/cerdas.
3. Bermakna ‘Orang yang Mempunyai Pekerjaan’
Tak seperti dua makna sebelumnya, makna ini bisa dibentuk oleh imbuhan -wan dan -wati saja. Makna ini sendiri dapat terbentuk apabila kedua imbuhan tersebut dibubuhkan pada kata benda abstrak yang mempunyai makna nama pekerjaan atau profesi, seperti usaha, warta, kerja, dan lain sebagainya. Jika kata yang dimaksud dibubuhi oleh imbuhan -wan, maka bisa dipastikan bahwa makna kata tersebut adalah laki-laki yang mempunyai pekerjaan tersebut. Sementara itu, jika kata tersebut dibubuhi imbuhan -wati, maka kata tersebut akan bermakna perempuan yang mempunyai pekerjaan tersebut. Contoh:
- Usahawan (usahawan + imbuhan -wan): laki-laki yang mempunyai pekerjaan di bidang usaha.
- Wartawan (warta+ imbuhan -wan): laki-laki yang mempunyai pekerjaan di bidang warta/berita.
- Wartawati (warta + imbuhan -wati): perempuan yang mempunyai pekerjaan di bidang warta/berita.
Dari pemamaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa imbuhan -man, -wan, dan -wati mempunyai tiga makna, yaitu bermakna orang yang ahli di suatu bidang, orang yang mempunyai sifat tertentu, serta orang (laki-laki atau perempuan) yang mempunyai pekerjaan di bidang tertentu. Ketiga makna tersebut bisa terbentuk bila imbuhan-imbuhan tersebut dibubuhkan pada suatu jenis-jenis kata tertentu.
Demikianlah pembahasan mengenai makna imbuhan serapan -man, -wan, -wati dalam bahasa Indonesia. Semoga mampu memberi manfaat dan juga mampu menambah wawasan para pembaca sekalian, baik itu mengenai makna suatu imbuhan khususnya, maupun mengenai bahasa Indonesia pada umumnya. Terima kasih.