X

Penggunaan Tanda Petik dan Petik Tunggal yang Benar sesuai EYD

Di artikel sebelumnya sudah pernah di bahas mengenai penggunaan tanda baca. Beragam jenis tanda baca yang di ulas di dalam bahasan tersebut. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari lebih detail mengenai Penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar dalam kalimat.

Tanda petik sering juga disebut sebagai tanda kutip. Tanda petik (memuat tanda petik dan tanda petik tunggal) merupakan salah satu tanda baca yang digunakan secara berpasangan. Tanda petik dan tanda petik tunggal mungkin merupakan hal yang simpel dalam tata kalimat. Akan tetapi penggunaan tanda petik dan tanda petik tunggal akan berkaitan dengan makna dari kalimat itu. Oleh karena itulah pemahaman tentang penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar sesuai EYD sangat diperlukan.

Baik tanda petik maupun tanda petik tunggal lebih sering ditemui pada penulisan dialog. Penggunaan tanda petik dan tanda petik tunggal  yang benar ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No.46 Tahun 2009. Peraturan Menteri ini membahas tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Lalu bagaimana sebenarnya aturan dalam penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar ? Berikut ulasannya. Selamat menyimak.

Penggunaan Tanda Petik (“…”)

Jenis pertama dari tanda petik adalah petik ganda, tetapi lebih familiar disebut tanda petik. Tanda petik dapat digunakan dalam beberapa situasi. Berdasarkan pedoman EYD, tanda petik digunakan untuk mengapit:

1. Petikan langsung dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Contoh:

  • “Ayah tidak mengijikanku pergi,” kata Irish.
  • Kepala desa berkata, “Semua warga harus gotong royong membangun kembali jembatan yang roboh akibat kelebihan muatan.”
  • Surat ibu menyatakan,”Kalian harus peduli satu sama lain setelah ibu tidak ada lagi di rumah ini.”
  • Undang Undang Sisdiknas Tahun 2003 menyatakan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

2. Judul karangan, bab buku, atau syair yang dipakai dalam kalimat.

Contoh:

  • Sebaiknya kalian membaca dengan seksama “Penggunaan Tanda Baca” dalam web dosenbahasa.com.
  • Makalah “Indonesia Merdeka” mampu membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme para hadirin.
  • Bab “Refleksi Diri Melalui Hati” dalam buku Refleksi membuat saya terkenang semua kekhilafan di masa lalu.

3. Istilah ilmiah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal oleh masyarakat umumnya.

Contoh:

  • Penelitian itu dilakukan dengan “trial and error” berulang kali.
  • Beberapa partai politik membentuk “aliansi” untuk memperkuat posisi di pemerintahan.
  • Pemain “naturalisasi” dalam tim nasional mendapat sorotan karena prestasinya.

Selain penggunaannya dalam kalimat, tata penulisan tanda petik juga harus diperhatikan. Catatan tentang tata penulisan tersebut adalah:

1. Tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Contoh:

  • “Cepat lari keluar rumah!”, teriak Rahmat. (tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda seru)
  • Ayah bertanya, “Kenapa semua orang di dalam rumah ini tidak bergerak cepat untuk menangani masalah ini?” (tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda tanya)
  • Ani berkata,”Jangan kau pedulikan omongan orang di sekitarmu.” (tanda petik penutup diletakkan di belakang tanda titik)

2. Tanda baca penutup kalimat ditempatkan di belakang tanda petik pada ujung/bagian kalimat. Tanda petik dalam kalimat ini mengapit kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh:

  • Karena kecerdasannya, Andi sering dijuluki “Si Cabe Rawit”.

(tanda baca titik merupakan tanda baca penutup kalimat sehingga diletakkan di belakang tanda petik)

  • Rianty selalu dipanggil sebagai “bule desa”; entah apa makna yang tersirat di dalamnya.

3. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup (dalam satu pasangan) ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

4. Tanda petik dapat digunakan untuk pengganti keterangan idem (sama dengan di atas) dalam bentuk daftar.

Contoh:

1.abjadbukanabjat
2.antre    “antri
3.bus    “bis
4.cendekiawan    “cendikiawan
5.gizi    “gisi

Penggunaan Tanda Petik Tunggal (‘…’)

Jenis tanda petik yang kedua adalah tanda petik tunggal. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit:

1. Petikan yang terdapat di dalam petikan lain

Contoh:

  • Bagus berkata,”Semua orang berteriak ‘Tolong..tolong..’, tapi semua sibuk mengurus keselamatan diri mereka sendiri”.
  • “Ustadz menjelaskan bahwa ‘sholat adalah hal yang pertama kali akan dihisab di akhirat kelak‘,” ujar Randy.
  • “Pencuri itu menangis sambil mengatakan ‘saya terpaksa mencuri obat ini’, seketika itu amarahku langsung sirna,” cerita Tono.

2. Makna suatu kata atau ungkapan

Contoh:

No.Kata/ UngkapanMaknaKalimat
1.terbaikpaling baikKarya ilmiah tim SD Sukses Jaya dinobatkan menjadi ‘karya terbaik’ se-kabupaten.
2.anak emasanak kesayanganMawar selalu memimpikan menjadi ‘anak emas’ seperti kakaknya.
3.hilir mudikbolak balikSetiap orang di pasar tekstil ‘hilir mudik’ mencari barang yang cocok dan murah.
4.tebal mukatak punya maluTidak seperti kakaknya, Audrey tumbuh menjadi anak yang ‘tebal muka’.
5.meja hijaupengadilanJalan damai tidak dapat menyelesaikan masalah, maka Pak Bambang mengambil langkah penyelesaian masalahnya di ‘meja hijau’.

3. Mengapit makna atau terjemahan dari kata atau ungkapan yang merupakan bahasa asing atau bahasa daerah

Contoh:

No.Kata/ UngkapanMaknaKalimat
1.backgroundlatar belakangPemilihan pekerja untuk pendidikan harus mempertimbangkan background ‘latar berlakang’.
2.best-sellersangat larisRashmita memimpikan novelnya bisa menjadi best-seller ‘sangat laris’.
3.causa primasebab yang pertamaPolisi terus mencari causa prima ‘sebab yang pertama’ dari kasus makar ini.
4.character buildingpembinaan watakSekarang banyak PAUD yang sudah mengedepankan character building ‘pembinaan watak’ pada semua muridnya.
5.pabicarajuru bicaraSetiap kerajaan selalu menunjuk pabicara ‘juru bicara’ yang ahli dalam berkomunikasi.

Demikianlah penjelasan mengenai penggunaan tanda petik dan petik tunggal  yang benar sesuai EYD. Semoga penjelasan yang telah dipaparkan dapat bermanfaat dalam kegiatan belajar Anda.

Categories: Tanda baca
Ratna Sumarni S.Pd: