Sebelumnya, kita sudah mengetahui beberapa contoh cerpen, seperti contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya, contoh cerpen pendek, contoh cerpen alur mundur, dan contoh cerpen alur campuran. Artikel kali ini pun juga akan menampilkan contoh cerpen, di mana cerpen yang ditampilkan pada artikel kali ini mempunyai tema pendidikan. Tema ini sendiri sering dijadikan tema di berbagai artikel, seperti contoh paragraf argumentasi tentang pendidikan, contoh paragraf persuasi tentang pendidikan, dan contoh paragraf narasi tentang pendidikan. Selain bertema pendidikan, contoh cerpen yang ditampilkan juga secara singkat, mengingat keterbatasan ruang, serta untuk mempermudah pembaca untuk membaca contoh cerpen yang disediakan.
Adapun contoh cerpen singkat tentang pendidikan adalah sebagai berikut.
Radi, Pak Sofyan, dan Hujan Deras yang Menerpa
Radi masih di dalam angkot menuju ke kampus tempat dia kuliah. Sepanjang angkot melintas, hujan deras terus menerpa tiada henti. Padahal, saat itu adalah waktu pagi, waktu yang biasanya relatif jarang turun hujan. Dengan harap-harap cemas, Radi pun mengucap doa di dalam hati agar dia tidak terlambat ke kampus hari ini. Radi pun juga rela jika tubuhnya akan berlumur air hujan, jika sudah sampai kampus nanti.
Benar saja, Radi tiba dikampus dengan lumuran air hujan di sekujur tubuhnya. Namun Radi tak peduli, dan dia pun tetap melangkahkan kakunya ke dalam kelas. Ah, sudah kepalang tanggung, gumamnya dalam hati.
Setiba di kelas, Radi mendapati pemandangan yang membuat dia terheran. Bagaimana tidak, ruang kelas yang biasanya riuh oleh kicauan teman-temannya tiba-tiba hening. Tak satu pun teman-temannya ada di situ. Kalaupun ada orang di situ, Pak Sofyan-lah orangnya. Dosen berusia 39 tahun itu ternyata sudah ada di kelas 15 menit sebelum Radi masuk. Setelah mengucap permisi, Radi pun masuk ke dalam kelas, dan duduk di kursi kelas sebelah kanan depan yang merupakan tempat duduk favoritnya.
“Pak, teman-teman saya mana ya, kok tidak ada? Bukankah ini sudah mulai jam perkuliahan ya?” tanya Radi.
“Memang kamu belum melihat Whatsapp-mu ya? Tadi mereka bilang bahwa mereka semua hari ini tidak akan masuk, soalnya hari ini hujan deras sekali, jadi mereka sulit datang ke sini; ke kelas kita,” timpal Pak Sofyan.
“Oh iya Pak, saya sedari tadi memang tidak mengecek Whatsapp saya, soalnya telepon genggam saya mati. Ini juga mau saya isi baterainya,” ujar Radi.
Radi pun mengisi baterai telepon genggamnya dengan menggunakan charger yang ia colok ke colokan yang ada di dalam kelas. Untungnya, charge dan telepn genggam Radi tidak kebasahan seperti tubuhnya. Sebab, keduanya ia simpan di dalam bagian tas paling dalam. Dengan begitu, telepn genggamnya pun bisa ia isi baterainya dengan aman.
Setelah mencolokkan charge ke dalam colokan atau stop contact, Radi pun melanjutkan percakapan dengan Pak Sofyan.
“Jadi, untuk perkuliahan ini bagaimana Pak? Tetap berlangsung atau dibatalkan?”
“Kalau soal itu, Bapak serahkan ke nak Radi saja, bagaimana?”
Radi pun berpikir sejenak dan akhirnya keputusan pun ia ambil dengan mantap.
“Ya sudahlah Pak, kita mulai saja perkuliahan ini. Gak apa-apa saya sekarang saya belajar sendirian. Lagian kalau pulang lagi juga percuma Pak,” ujar Radi.
“Keputusan yang bagus, Nak Radi. Mari, kita mulai saja perkuliahan kita hari ini,” pungkas Pak Sofyan dengan air muka yang ceria.
“Pak” kemudian Radi kembali berujar “Saya ingin bertanya, apa yang membuat Bapak tetap bersemangat datang dan mengajar ke kampus ini, sedangkan Bapak tahu sendiri kalau hari ini hujan begitu deras? Selain itu, jarak rumah Bapak dari kampus ini kan terbilang jauh, percis seperti jarak Bandung ke Jakarta.”
“Karena Bapak mencintai pekerjaan ini,” ujar Pak Sofyan pendek. Sekilas, aura positif dalam diri Pak Sofyan pun muncul dan mulai merasuk ke diri Radi.
Perkuliahan pun dimulai; hujan deras pun kian mereda.
Demikianlah contoh cerpen singkat tentang pendidikan. Semoga bermanfaat.