Contoh Paragraf Narasi tentang Pendidikan dalam Bahasa Indonesia
Paragraf narasi merupakan paragraf yang berisi cerita, mulai dari awal, pertengahan, hingga akhir. Paragraf ini termasuk salah satu jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya, selain paragraf deskripsi, paragraf argumentasi, serta contoh kalimat dan paragraf persuasi. Artikel kali ini akan menampilkan jenis paragraf tersebut yang di dalamnya mengandung tema tertentu, yakni pendidikan. Tema ini sendiri sudah dijadikan tema di beberapa artikel, seperti contoh paragraf persuasi tentang pendidikan ataupun contoh paragraf argumentasi tentang pendidikan.
Adapun contoh paragraf narasi tentang pendidikan adalah sebagai berikut.
Raden Dewi Sartika, Pelopor Pendidikan untuk Kaum Perempuan
Raden Dewi Sartika merupakan tokoh pahlawan yang dikenal sebagai perintis pendidikan untuk kaum perempuan. Beliau lahir di Bandung, pada 4 Desember 1884, dan berpulang pada tanggal 11 September 1947. Sejak kecil, perempuan berdarah Sunda ini sudah memperlihatkan bakat sebagai seorang pendidik. Hal itu bisa dilihat saat dari salah satu kebiasaan beliau yang selalu memerankan diri sebagai guru saat bermain sekolah-sekolahan bersama teman-temannya.
Pada saat usianya 20 tahun (1904), Raden Dewi Sartika pun mendirikan sebuah sekolah bernama “Sekolah Isteri.” Sekolah itu didirikan atas dasar keinginan beliau agar anak-anak peempuan di sekitarnya dapat memperoleh kesempatan untuk menuntut ilmu. Sekolah yang berdomisili di Bandung tersebut hanya berisi dua kelas, sehingga tidak cukup untuk menampung seluruh kegiatan yang dilakukan di sekolah. Sebagai gantinya, beliau pun meminjam sebagian ruang Kepatihan yang ada di Bandung. Di Sekolah Isteri, para perempuan diajari bagaimana caranya membaca, menulis, berhitung, menjahit, merenda, menyulam, dan mendalami ilmu agama.
Semula, sekolah ini hanya terdiri atas dua puluh murid saja. Namun, sekolah yang didirikan atas bantuan R.A.A Martanegara (kakek Raden Dewi Sartika) dan Den Hamer (Inspektor Kantor Pengajaran) ini kian bertambah jumlah muridnya seiring dengan apresiasi positif terhadap sekolah tersebut. Semakin meningkatnya jumlah murid Sekolah Isteri mengakibatkan ruang kelas hingga ruang kepatihan tidak sanggup lagi menampung para murid. Sebagai gantinya, sekolah itu pun dipindahkan ke tempat yang lebih luas.
Selain berpindah, nama sekolah pun juga berganti menjadi “Sekolah Keutamaan Isteri.” Beberapa mata pelajaran baru pun dimasukkan ke dalam sekolah tersebut. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran kerumahtanggaan. Beliau sengaja memasukkan mata pelajaran tersebut agar para perempuan bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik, mandiri, luwes, dan terampil. Semua biaya operasional Sekolah Keutamaan Isteri diperoleh melalui usaha Raden Dewi Sartika yang membanting tulang mencari dana ke sana kemari.
Hasil kerja keras Raden Dewi Sartika pun menuai pujian dan menginspirasi berdirinya berbagai sekolah khusus perempuan yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat. Pada tahun 1912, tercata sudah ada sembilan sekolah khusus perempuan yang tersebar di kota-kota dan kabupaten di Jawa Barat. Tak hanya sampai di situ, sekolah perempuan pun juga mulai berdiri di Bukittinggi, Sumatera Barat, di mana pendiri dari sekolah ini adalah Encik Rama Saleh. Atas jasanya di bidang pendidikan perempuan tersebut, pemerintah Hindia-Belanda pun memberikan anugerah bintang jasa kepada Raden Dewi Sartika.
Demikianlah contoh paragraf narasi tentang pendidikan dalam bahasa Indonesia. Pembaca bisa membaca contoh-contoh paragraf narasi lainnya melalui artikel contoh paragraf narasi pendek dan contoh paragraf narasi singkat tentang liburan. Semoga contoh padaartikel kali ini dimengerti dan bermanfaat untuk pembaca sekalian. Terima kasih.