Syair merupakan karya sastra khas melayu kuno yang cukup populer. Pada awalnya syair berasal dari peradaban Arab yang kemudian masuk ke daerah Melayu kuno. Namun seiring dengan perkembangannya, syair mulai dimodifikasi dan diubah menjadi syair khas Melayu. Khususnya karena pengaruh tokoh pujangga terkenal seperti Hamzah Fanzuri. Pada pembahasan artikel sebelumnya, telah diberikan ciri ciri syair dan beberapa contoh syair nasihat. Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui klasifikasi dari syair itu sendiri.
Klasifikasi Syair
Syair sebagai salah satu jenis jenis puisi lama dikenal memiliki 4 baris dalam satu bait syair dan bersajak a/a/a/a. Namun ada juga jenis lain, yaitu syair yang memiliki 3 baris dalam satu bait bersajak a/a/b dan syair yang memiliki 2 baris dalam satu bait bersajak a/b. Meskipun demikian kedua bentuk syair ini tidak populer. Syair dengan 4 baris ini sekilas mirip dengan jenis jenis pantun. Meskipun ada persamaan, namun keduanya merupakan jenis karya sastra yang berbeda.
Persamaan syair dengan pantun meliputi jumlah baris dan dalam satu baris terdiri dari 8 – 12 suku kata. Namun perbedaan antara ciri ciri pantun dan syair cukup signifikan. Pantun bersajak a/b/a/b sedangkan syair memiliki sajak a/a/a/a. Baris pertama dan kedua pantun dikenal sebagai sampiran dan baris ketiga dan keempatnya disebut isi. Pada syair tida ada istilah sampiran karena semua baris dalam syair adalah isinya. Selain itu pantun juga hanya terdiri dari satu bait, berbeda dengan syair yang bisa memiliki puluhan bait.
Pada dasarnya syair diklasifikasikan dari segi penceritaannya. Syair dikategorikan menjadi 2 yaitu syair naratif dan syair non-naratif. Syair naratif memiliki bentuk penceritaan seperti cerita. Macam macam syair yang masuk dalam kategori ini adalah syair sejarah, syair panji, syair kiasan dan syair romantis. Sedangkan syair non-naratif bentuknya bukan cerita, namun nasihat atau pengajaran. Jenis jenis syair yang masuk dalam kategori ini adalah syair agama dan syair yang memiliki tema lain.
Syair Pendidikan
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, syair non-naratif mencakup syair dengan tema lain selain cerita dan nasihat agama. Salah satu syair yang masuk dalam syair non-naratif adalah syair pendidikan. Sama dengan namanya, syair ini berisikan kandungan pesan tentang pendidikan. Baik dalam sistem pengajaran, kualitas pendidik dan siswa, serta hal hal lain yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Contoh Syair Pendidikan dan Maknanya
Contoh 1:
(1) Dengarlah wahai anakanda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
sebagai bekal sepanjang usia
(2) Dengan ilmu engkau terjaga
Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa
Menyinari dirimu di masa dewasa
(Karya Gina Hayana)
Makna syair:
Syair pendidikan ini hanya memiliki 2 bait yang masing masing terdiri dari 4 baris dan bersajak a/a/a/a. Meskipun hampir mirip dengan ciri ciri pantun, syair ini memiliki perbedaan yang jelas. Dilihat dari contoh 1, baris 1 dan 2 pada syair tidak berfungsi sebagai sampiran. Semua baris berfungsi sebagai isi. Secara umum, syair pendidikan ini berisikan pesan untuk anak/pelajar tentang pentingnya belajar dan mencari ilmu. Pada bait (1) pengarang memberikan nasihat agar tidak pernah berhenti belajar dan mencari ilmu. Selanjutnya pada bait (2) dijelaskan bagaimana manfaat ilmu untuk kehidupan dan masa depan anak.
Contoh 2:
(1) Inilah syair tentang hardiknas,
jangan dibaca hati yang panas,
untuk pengingat supaya awas,
bukannya pujian supaya puas.
(2) Sekarang dunia sangatlah maju.
janganlah sampai kita tertipu,
kualitas rendah dibanding lalu,
tak pernah bergerak dititik itu.
(3) Pendidikan sudah dibuat pilar,
agar menjadi bangsa nan besar,
tapi masalahnya tak kelar-kelar,
bak benang kusut berpusar-pusar.
(Karya Agus Purnomo)
Makna Syair:
Syair pendidikan diatas berisikan tentang kritikan pengarang tentang kualitas pendidikan di Indonesia. Dari contoh 2, terlihat pengarang menggunakan banyak bahasa kiasan untuk mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan. Pada bait (1) pengarang mengingatkan bahwa syairnya dia buat dalam rangka memperingati hardiknas dan sebagai pengingat saja. Pada bait (2) dia menyatakan banyak perubahan pada pendidikan seiring perkembangan zaman, namun kualitasnya di lapangan justru semakin buruk. Selanjutnya pada bait (3) meskipun disadari sebagai pilarnya kemajuan kualitas SDM tetapi dalam dunia pendidikan itu sendiri masih banyak masalah yang perlu direvisi.
Contoh 3:
(1) Pergi ke sekolah jangan malas
Belajar yang rajin di dalam kelas
Jaga sikapmu jangan culas
Agar hati tiada keras
(2) Sekolah tempat mencari ilmu
Luruskan niat dan itikadmu
Belajar giat tekun selalu
Agar baik masa depanmu
(3) Hormati olehmu para guru
Agar berkah turun padamu
Ilmu mudah masuk ke kalbu
Pertanda baik hati dan jiwamu
(4) Hargai kawan serta sahabat
Tanda hidup bermufakat
Agar diri menjadi hebat
Terhormat serta bermartabat
(5) Jangan sombong jangan takabur
Segala anugerah sudah diatur
Banyaklah engkau bersyukur
Iman di dada semakin subur
(Karya Gina Hayana)
Makna syair:
Contoh 3 adalah syair pendidikan yang berjumlah 5 bait. Secara umum syair ini mendorong pembacanya untuk tidak malas bersekolah, mencari ilmu dan bersosialisasi. Pada bait (1) penulis memberikan semangat untuk belajar dan tidak bersikap culas. Bait (2) juga isinya hampir sama dengan bait (1). Penulis menekankan prioritas utama pelajar adalah belajar dan ilmu yang didapat bisa menentukan masa depannya. Bait (3) mengingatan bahwa guru adalah pendamping dan perantara ilmu. Oleh karena itu, hormatilah guru yang telah bersusah payah membantumu belajar. Dengan begitu, ilmu yang kamu dapat menjadi lebih bermakna dan tertanam kuat didalam jiwa. Sedangkan pada bait (4) penulis mengingatkan bahwa sekolah juga tempat untuk bersosialisasi. Oleh karena itu hargai teman dan sahabat yang kamu miliki. Selanjutnya pada bait (5) mengingatkan hendaknya jangan takabur dan sombong selama menuntut ilmu. Bukan berarti orang yang mendapat nilai bagus akan sukses di masa depan. Syukuri apa yang dimiliki hari ini dengan demikian ilmu dan iman yang dimiliki semakin kuat.
- makna kontekstual dan konseptual
- kalimat minor dan kalimat mayor
- contoh kalimat kritikan dan pujian
- kata benda konkret dan kata benda abstrak
- kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap
- penggunaan imbuhan -man, -wan, dan -wati
- penggunaan tanda petik dan petik tunggal
- contoh kalimat majemuk rapatan
- jenis jenis kata penghubung antarkalimat
- macam macam imbuhan konfiks
- contoh syair nasihat 4 bait dan maknanya
- contoh makna kias
- contoh karangan persuasi tentang pendidikan
- gurindam pengertian ciri jenis dan contohnya
- contoh majas anadiplosis dalam bahasa indonesia
Demikian contoh syair pendidikan dan makna singkatnya. Semoga dapat membantu anda yang sedang mempelajari materi ini. Semoga bermanfaat.