X

3 Jenis-Jenis Alur Cerita dalam Kesusasteraan Indonesia

Jenis-Jenis Alur Cerita dalam Kesusasteraan Indonesia – Sebelumnya, kita telah mengetahui beberapa tahapan dalam alur cerita, dimana tahapan-tahapan tersebut terdiri atas tahapan pengenalan, kemunculan konflik, tahapan konflik memuncak atau klimaks , konflik menurun atau antiklimaks, dan tahapan penyelesaian. Selain tahapan, alur cerita juga mempunyai sejumlah jenis, di mana jenis-jenis alur cerita itu ada di setiap jenis-jenis prosa lama dan jenis-jenis prosa baru, seperti macam-macam hikayat, macam-macam dongeng, contoh dongeng fabel singkat, macam-macam cerpen, jenis-jenis novel, jenis-jenis roman, dan jenis-jenis drama.

Adapun jenis-jenis alur cerita dalam kesusasteraan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Alur Maju atau Progresif

Jenis alur ini adalah jenis alur yang lazim ditemui dalam sebuah cerita. Dalam alur ini, cerita diawali dengan pengenalan awal yang terdiri dari pengenalan toko beserta wataknya, pengenalan latar tempat, waktu, dan peristiwa, serta latar suasana yang hendak di bangun dalam suatu cerita.

Setelah semua itu diperkenalkan, permasalahan pun tiba-tiba muncul dalam sebuah cerita. Masalah atau konflik tersebut ditandai dengan pertikaian dua tokoh di dalam cerita atau munculnya ketegangan di dalam suatu cerita. Masalah yang muncul itu pun berkembang dan semakin rumit. Tahap merumitnya suatu permasalahan disebut dengan tahap konflik meningkat atau klimaks.

Setelah konflik kian merumit atau klimaks, si tokoh pun pelahan-lahan bangkit dan menemukan solusi atas konflik yang dia hadapi. Ditemukannya solusi atas konflik yang dialami sang tokoh biasa disebut sebagai antiklimaks. Setelah solusi ditemukan, masalah atau konflik pun akhirnya terselesaikan, dan cerita pun telah sampai di tahapan penyelesaian. Jika dibentuk ke dalam sebuah pola, maka pola tahapan alur pada alur maju atau progersif akan berbentuk seperti di bawah ini:

Tahapan Pengenalan→Tahapan Kemunculan Konflik→Tahapan Konflik Memuncak→Tahapan Konflik Menurun→Tahapan Penyelesaian

2. Alur Mundur atau Regresi

Alur ini adalah kebalikan dari alur maju. Di dalam alur ini, cerita justru diawali oleh tahapan penyelesaian yang kemudian terus mundur ke tahapan antiklimaks, klimaks, kemunculan konflik, dan berakhir ke tahap pengenalan. Cerita yang menggunakan alur ini biasanya berisi cerita kilas balik seorang tokoh dalam menjalani kehidupannya.

Jika dibentuk ke dalam pola, maka pola tahapan alur pada jenis alur ini adalah sebagai berikut:

Penyelesaian→Konflik Menurun atau Antiklimaks→Konflik Memuncak atau klimaks→Kemunculan Konflik→Pengenalan

3. Alur Campuran atau Maju-Mundur

Adalah suatu jenis alur yang ceritanya dimulai dari tahap klimaks. Pada alur ini, tahap klimaks yang telah dipaparkan di awal cerita kemudian dimundurkan ke tahap pengenalan masalah. Hal itu bertujuan agar pembaca atau penonton bisa tahu asal mula dari adanya konflik di cerita tersebut. Agar lebih memahami lagi permasalahan atau klimaks tersebut, alur cerita pada jenis alur ini dimundurkan kembali ke tahap pengenalan. Setelah itu, baru dinaikkan ke tahap antiklimaks dan berakhir di tahap penyelesaian.

Bila dibentuk pola, tahapan alur pada alur campuran adalah sebagai berikut:

Klimaks atau Puncak Konflik→Kemunculan Konflik→Pengenalan→Antiklimaks atau Konflik Menurun→Penyelesaian

Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa alur cerita mempunyai tiga jenis, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Masing-masing dari ketiganya mempunyai pola tahapan alur yang khas seperti yang sudah dijelaskan di atas. Adapun pembahasan jenis-jenis alur cerita dalam kesusasteraan Indonesia dicukupkan sampai di sini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan para pembaca sekalian di ranah kesusasteraan maupun bahasa Indonesia. Sekian dan terima kasih.

Ratna Sumarni S.Pd: