X

21 Jenis-Jenis Puisi Baru beserta Pengertian dan Contohnya

Jenis-Jenis Puisi Baru beserta Pengertian dan Contohnya – Setelah sebelumnya kita memaparkan mengenai jenis jenis puisi dan jenis jenis puisi lama, maka pada kesempatan kali ini materi yang akan dibahas adalah jenis-jenis puisi baru. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, puisi baru merupakan salah satu jenis puisi di Indonesia. Untuk lebih memahami jenis jenis puisi baru beserta pengertian dan contohnya, berikut diuraikan dibawah ini. Selamat belajar.

Pengertian Puisi Baru

Puisi baru merupakan salah satu jenis puisi yang mempunyai bentuk yang lebih bebas dalam hal aturan. Baik itu aturan mengenai jumlah baris, suku kata, ataupun rima dan irama. Puisi baru tidak kaku seperti halnya puisi lama.

Ciri-ciri yang bisa digunakan untuk mengenali puisi baru antara lain:

  • Berbentuk simetris dan rapi
  • Persajakan akhirnya teratur
  • Pola yang dominan adalah pola sajak pantun dan syair
  • Hampir semua merupakan puisi empat seuntai
  • Setiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Setiap gatra terdiri atas 2 kata, atau 4-5 suku kata.

Jenis-Jenis Puisi Baru

Seperti halnya puisi lama, puisi baru juga terdiri dari beberapa jenis. Pembagian puisi baru didasarkan pada dua hal, yaitu berdasarkan isi dan bentuknya. Berikut diuraikan setiap jenis dari puisi baru berdasarkan isi dan berdasarkan bentuknya.

Puisi Baru Berdasarkan Isinya

Berdasarkan isi atau bahasan dalam puisi, puisi baru dibedakan menjadi 7 jenis yaitu balada, himne, ode, epigram, romansa, elegi, dan satire.

1. Balada

Balada merupakan sebuah puisi yang berisi kisah atau cerita tertentu. Jenis puisi baru ini terdiri dari 3 bait, dengan masing-masing bait terdiri atas 8 baris. Skema rima yang digunakan dalam balada adalah a-b-a-b-b-c-c-b  kemudian beralih dengan skema rima  a-b-a-b-b-c-b-c.

Contoh: Berikut adalah salah satu contoh balada yang terkenal karya WS Rendra

Balada Ibu yang dibunuh

Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.
Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.
Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.
Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.
Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga
Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara
Lalu satu ketika di pohon tua meliang
Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.
Dan jalannya semua peristiwa
Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

2. Hymne

Hymne merupakan sebuah puisi yang berisi pujian untuk Tuhan, dewa, pahlawan, tanah air, atau almamater (dalam dunia sastra). Dewasa ini, hymne menjadi sebuah puisi yang dinyanyikan.

Contoh:

Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
 Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu

3. Ode

Ode merupakan puisi yang berisi sanjungan atau pujian. Kata-kata yang digunakan bernada anggun tapi resmi.

Contoh:

Guruku…
Cahaya dalam kegelapanku
Pengisi semua kekosonganku
Penyejuk kelayuan hatiku
Kau sirnakan segala kebodohan
Kau terangi setiap sisi jiwa
Kau terjang segala pandang negatif
Sungguh mulia hatimu
Sungguh besar pengorbananmu
Sungguh tak ternilai keikhlasanmu
Jasamu bagai emas mulia
Tak kan terganti sampai maut menjemput
Tak kan tertutup oleh keburukan dunia
Guruku…
Terima kasihku dari dalam lubuk hatiku

4. Epigram

Epigram adalah puisi yang memuat tuntunan dalam hidup.

Contoh:

Hari itu tak ada tempat berlari
Tak ada tempat bersembunyi
Tak ada memohon belas kasih
Semua sudah menyatu
Amal satu-satunya penolong
Amal satu-satunya cahaya
Merintih tiada berarti
Menyesal tiada berguna
Barulah sadar dunia yang fana

(memuat pengingat untuk beramal selagi masih hidup)

5. Romansa

Kata romansa berasal dari bahasa Perancis yaitu “romantique” yang berarti keindahan perasaan. Romansa adalah puisi baru yang merupakan luapan perasaan cinta kasih.

Contoh:

Kisah ini hanya kau dan aku
Tak ada ketiga, keempat, kelima
Aku adalah kau
Kau adalah aku
Senyummu adalah bahagiaku
Tangismu adalah laraku
Citamu adalah wajibku
Karena kau…
Adalah tulang rusukku

6. Elegi

Berkebalikan dengan romansa, elegi merupakan puisi yang berisi tentang kesedihan. Puisi ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa duka, sedih, rindu, terutama karena kepergian seseorangatau penyesalan di masa lalu.

Contoh:

Dalam erangan jiwa
Aku menangis mengingat-Mu
Dalam pilunya hati
Aku bersujud kepada-Mu
Dalam ratap tangisku
Aku berserah kepada-Mu
Renungi semua dosa dan khilaf
Takutku dan sesalku
Merangkai doa selalu kupanjatkan
Ya Tuhan…
Ampunilah dosaku
Ampunilah khilafku

7. Satire

Satire adalah puisi yang memuat sindiran kepada penguasa/orang yang memiliki posisi/jabatan. Tokoh sastrawan yang terkenal dengan karya satirenya adalah W.S. Rendra.

Contoh:

Lihatlah kami
Peluh dan keringat adalah kawan kami
Banting tulang adalah kesetiaan kami
Kekurangan adalah kelebihan kami
Penderitaan adalah keseharian kami
Tapi lihatlah dirimu
Tertawa di atas peluh keringat kami
Bersantai di atas remuknya tulang kami
Berfoya di atas kekurangan kami
Kau curi semua hak kami
Kau curi sesuap nasi kami
Kau berlimpah harta atas nama kami
Kau berjanji atas nama kami
Kami hanya cukup diam
Di atas sajadah kami
Semoga Tuhan membalas kezhaliman ini

Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, puisi baru dibedakan menjadi 8 jenis yaitu distikon, terzina, quatrain, kuint, sektet, septime, oktaf, dan soneta.

1. Distikon, adalah puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya.

Contoh:

Pandanglah mata ibumu
Sayu namun penuh kasih sayang
Pandanglah mata ayahmu
Tegas namun penuh kasih sayang
Untukmu…mereka berjuang
Agar kelak kau sukses dunia akhirat

2. Terzina, adalah puisi yang terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya.

Contoh:

Ayah…
Tajamnya matamu menyiratkan kekuatan
Dalam mendidik kami untuk tegap
Ayah..
Otot tanganmu tak pernah lelah
Membimbing kamu selalu maju ke depan
Terima kasih slalu kuucapkan
Atas semua pengorbanan dan letihmu
Semoga Tuhan selalu menjagamu

3. Quatrain, adalah puisi yang terdiri atas empat baris dalam tiap baitnya.

Contoh:

Mulai menyeruak pelan
Kenangan masa kecil dulu
Mulai teringat pasti
Peluhmu untuk tawaku
Kini semua tak serupa
Tawamu bahkan tak bisa kuperjuangkan
Tawamu tak bisa kepandang
Oh Ibuku tersayang

4. Kuint, adalah puisi yang terdiri atas lima baris dalam tiap baitnya.

Contoh:

Detak jantungmu mengubah hidupku
Gerakan halusmu menyeruak jiwaku
Tendangan kencangmu menengok dunia
Selamat datang…
Putri kecilku

5. Sektet, adalah puisi yang terdiri atas enam baris dalam tiap baitnya.

Contoh:

Bangunan reot kayu tua
Atap jerami yang mulai tertembus
Pintu yang tak lagi rapat
Tanpa jendela melihat dunia
Rintikan hujan tak lagi bisa dibendung
Rumahku kenanganku

6. Septime, adalah puisi yang terdiri atas tujuh baris dalam tiap baitnya.

Contoh:

Akankah datang…
Pagi esok dengan embun di atas daun
Sapaan halus dari bibir kecilmu
Rengkuhan manja dari tangan kecilmu
Langkah terhuyung namun semangat
Suaramu yang selalu memanggilku
Ibu…

7. Oktaf/stanza, adalah puisi yang terdiri atas delapan baris dalam tiap baitnya.

Contoh:

Selama langit masih biru
Selama awan masih putih
Selama matahari masih bersinar
Selama siang berganti malam
Selama bintang bersama bulan
Kupanjatkan selalu doaku
Semoga kau sehat selalu
Oh Ayah Ibu…

8. Soneta

Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris dan terbagi menjadi dua. Dua bait pertama berisi masing-masing empat baris, dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berbeda dengan puisi baru lainnya. Perbedaan ini terletak pada ketidakbebasannya dalam hal rima. Rima pada bait pertama sama dengan rima pada bait kedua. Sedangkan pola rima pada bait ketiga sama dengan rima pada bait keempat.

Contoh:

Siapa aku ini     (a)
Hamba yang tak rajin sembahyang   (b)
Tapi menuntut berumur panjang    (b)
Tak tahu malu diri ini     (a)
Ingin bisa selalu berdiri     (a)
Ingin selalu dipandang orang    (b)
Banyak rizki tanpa jauh dari kandang    (b)
Ingin semua serba pasti     (a)
Siapa aku ini     (a)
Tanpa ada ikhlas hati     (a)
Dan berserah diri     (a)
Ampunilah aku Ya Tuhan     (c)
Hamba yang selalu meminta kelebihan     (c)
Tanpa ada dalam diri suatu kebaikan     (c)

Demikian artikel tentang Jenis-Jenis Puisi Baru beserta Pengertian dan Contohnya. Semoga materi tentang jenis jenis puisi baru yang dipaparkan diatas mudah dimengerti dan dapat dijadikan referensi belajar. Terima kasih.

Categories: Puisi
Ratna Sumarni S.Pd: