X

20 Jenis-Jenis Roman – Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Mengacu pada pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Istilah ‘roman’ didefinisikan sebagai sebuah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing masing, lebih banyak membawa sifat-sifat zamannya daripada drama atau puisi. Matzkowski (1998) mengemukakan jika istilah ‘roman’ diambil dari Bahasa Perancis, ‘romanz’ yang penggunaannnya mengacu pada semua karya sastra dari golongan rakyat biasa. Istilah ‘roman’ juga identik berasal; dari ungkapan Latin ‘lingua romana’ yang artinya karya sastra dari golongan biasa.

Roman merupakan sebuah karya sastra yang menceritakan kehidupan seorang atau beberapa tokoh, mulai dari kelahirannya, dewasa, hingga keadaan kematiannya. Selain itu, roman juga didefinisikan sebagai sebuah karya sastra yang menampilkan urutan kejadian yang bersambung satu sama lain yang menggambarkan pengalaman  pengalaman tokoh tokoh yang ada dalam suatu situasi kehidupan tertentu. Gambaran pengalaman tersebut dapat berupa gambaran pengalaman secara lahir maupun batin. Roman juga menggambarkan keseluruhan kehidupan sosial tokoh.

Goethe mengungkapkan jika roman merupakan sebuah karya sastra yang fiksi. Lebih lanjutnya, Goethe mengemukakan jika roman merupakan karya sastra yang mengambarkan peristiwa yang mungkin terjadi dengan kondisi yang tidak mungkin atau hampir tidak mungkin menjadi sebuah kenyataan. Goethe juga mengemukakan jika roman bersifat subjektif karena pengarang akan berusaha mengambarkan dunia menurut pendapatnya sendiri dalam karya sastra tersebut.

Pendapat lainnya dari Jasin (1959) mengungkapkan jika roman merupaka cerita yang melingkupi selurih kehidupan tokoh, pelaku pelakunya digambarkan dari kehidupan di masa kecilnya hingga kematoannya. Namun, ada pendapat lain pula yang menjelaskan jika tokoh dalam roman tidak selalu diceritakan hingga meninggal , tapi ada pula yang diceritakan masih hidup hingga akhir cerita.

Perbedaan Roman dan Novel

Dalam perkembangannya, roman sering kali disamakan dengan novel karena dianggap memiliki berbagai kemiripan jika dilihat sekilas. Meskipun begitu, roman dan novel merupakan dua karya sastra yang berbeda. Menurut perngertian dalam sastra Jerman, berikut ini beberapa hal yang membedakan roman dari novel, yakni :

  • Roman merupakan cerita yang dijabarkan secara panjang lebar, menceritakan tokoh-tokoh atau peristiwa-peristowa fiktif. Sedangkan novel merupakan sebuah cerita yang menyajikan peristiwa dengan panjang cerita yang melebihi cerpen akan tetapi lebih pendek daripada roman.
  • Novel ditulis dengan banyak penggunaan repertoar atau realitas eksternal dalam peristiwa historis.
  • Dalam segi kedalaman cerita, roman menggambarkan kronik kehidupan tokohnya secara lebih rinci dan mendalam. Sedangkan novel hanya berfokus pada suatu peristiwa luar biasa yang terjadi dalam kehidupan tokoh cerita, dimana peristiwa tersebut menimbulkan krisis atau pergolakan batin yang mengubah nasib dari tokoh tersebut.

Ciri-Ciri Roman

Untuk lebih mudah dalam hal membedakan roman dengan karya sastra lain, berikut ini adalah ciri ciri dari roman,

  • Roman bercerita tentang seorang tokoh fiktif.
  • Biasanya tokoh dalam roman menceritakan perjalanannya mulai dari kelahirannya hingga kematiannya.
  • Memiliki alur cerita yang kompleks

Jenis-Jenis Roman

Roman diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan beberapa kategori menurut berbagai pendapat dari para ahli seperti Ruttkowsko dan Reichman serta Badudu. Roman dapat dibedakan berdasarkan penggambaran utama di dalamnya dan penitikberatan cerita. Selain itu, sumber lain menjelaskan jika roman juga dapat diklasifikasikan berdasarkan materi, tema, teknik penceritaan, sasaran pembaca, juga tujuan penulisan.

Jenis Roman Berdasarkan Penggambaran Utama dalam Cerita

Ruttkowski dan Reichman (1974) mengklasifikasikan roman menjadi beberapa jenis berdasarkan penggambaran utama yang ada dalam cerita. Jenis jenis roman tersebut antara lain,

  1. Figurenroman (Roman Tokoh), roman jenis ini menitikberatkan penggambaran seorang atau beberapa tokoh di dalam cerita. Atau dengan kata lain fokus utama cerita pada roman jenis ini berkisar pada tokoh yang ada di dalamnya. Salah satu contoh roman jenis ini adalah roman klasik Kisah Tiga Kerajaan.
  1. Raumroman (Roman Dunia), roman jenis ini lebih mengutamakan penggambaran tentang sebuah dunia dalam ceritanya.
  1. Handlungsroman (Roman Tindakan), roman jenis ini mengisahkan pembentukan suatu tingkah laku atau tindakan yang menarik. Atau dengan kata lain  fokus utama dalam cerita ini adalah tentang suatu kejadian atau tindakan.

Jenis Roman Berdasarkan Penitikberatan Cerita

  1. Roman Kriminal dan Detektif (Krim- und Detektivroman)

Roman yang digolongkan menjadi roman  kriminal menjadikan psikologi seorang penjahat sebagai fokus utama ceritanya. Sedangkan jenis roman detektif lebih menenkankan ceritanya pada teka teki atau kasus yang harus dipecahkan oleh seorang tokoh detektif dengan kemampuan analisis dan melacaknya. Ketika membaca roman jenis ini, pembaca seolah olah diajak untuk ikut berpikir bagaimana menghadapi suatu masalah, memperkirakan apa yang akan terjadi, hingga ikut larut dalam ketegangan menanti akhir cerita. Contoh roman jenis ini antara lain roman karya Suman Hasibuan, yakni ‘Mencari Pencuri Anak Perawan’. Roman ‘Mencari Pencuri Anak Perawan’ ini menceritakan tentang tokoh Sir Jon, yang diceritakan berjiwa detektif, yang berusaha merebut kembali tunangannya, Nona, dari tangan tokoh bernama Taro, yang diceritakan memiliki berbagai tipu muslihat untuk mempengaruhi orang tua Nona agar menikahkan gadis itu dengannya. Contoh contoh lain roman jenis detektif dan kriminal adalah Roman ‘Percobaan Seria’ dan ‘Kasih Tak Terlerai’ karya Suman Hasibuan pula, serta roman karya Adi Soma ‘Cincin Stempel’.

  1. Roman Petualangan (Abenteuerroman)

Dalam tulisannya, Bittner (2006) mengungkapkan jika roman petualangan pertama kali ditulis pada abad ke-20 dan diperkenalkan sebagai roman jenis baru yang berbeda dari roman adat istiadat. Roman jenis ini memiliki ciri khas, yakni memberikan gambaran riil tentang sebuah kejadian lewat tingkah laku tokoh. Dalam roman jenis ini, situasi situsi akan berubah secara cepat, selain itu setiap tempat kejadian di dalam cerita tersebut sebagian besar menjadi latar kejadian kejadian yang luar biasa, menimbulkan ketegangan, namun juga memberikan hiburan. Lebih lanjut, Bittner (2006) menjelaskan jika titik berat pada roman petualangan adalah tokoh utama dalam cerita nantinya akan pergi dari dunia yang sehari hari dijalaninya menuju ke dunia baru yang asing dan berbahaya, namun nantinya sang tokoh akan berhasil menaklukkan dunia tersebut setelah melewati  rintangan rintangan berbahaya. Berikut ini beberapa ciri ciri roman petualangan,

  • Tujuan perjalanan tokoh dalam cerita biasanya menyelamatkan seseorang atau menyelamatkan dunia sang tokoh.
  • Biasanya diceritakan melalui sudut pandang tokoh utama.
  • Tokoh utama mempresentasikan kebaikan dan biasanya dikisahkan berjuang melawan kejahatan atau kekuasaan yang menyengsarakan hingga akhirnya menang.
  • Disusun dalam bahasa yang lebih sederhana dan deskriptif.
  • Biasanya berupa cerita tunggal.
  • Dibangun dalam alur yang pendek yang menyampaikan kejadian aktual dengan cara langsung dan mudah dimengerti.

Contoh roman jenis ini antara lain roman ‘Dr. Haslinda’ karya Rivai Marlaut serta roman ‘Surapati’ karya Abdul Muis.

  1. Roman Psikologi (Psychologischer Roman)

Roman psikologi, seperti yang dijelaskan oleh Kwiatkowski (1989), merupakan jenis roman yang berfokus pada keadaan batin tokohnya sehingga tingkah laku dan perbuatan sang tokoh hanya diulas sedikit. Dalam roman jenis ini, penulis tertarik untuk menggambarkan kejiwaan dan karakter seorang manusia secara lebih dalam. Singkatnya, roman ini menceritakan perjalanan hidup, keadaan kejiwaan, serta perilaku tokoh berdasarkan tinjauan psikologi atau ilmu yang pembelajari tentang kejiwaan. Salah satu contoh roman psikologi adalah roman ‘Atheis’ karya Achadiat Karta Miharja. Roman ini menceritakan tentang bagaimana pemikiran dan tanggapan dari tokoh bernama Hasan, yang merupakan penganut islam yang taat, dalam menanggapi pemikiran dan perilaku tokoh Rushi, Anwar, dan Tini, di mana ketiga tokoh tersebut memiliki paham Marxisme. Di dalam roman ‘Atheis’ perkembangan jiwa tokoh Hasan dan segala konflik batin yang dialaminya digambarkan secara jelas oleh sang penulis. Contoh lain roman psikologi adalah roman ‘Katak Hendak Jadi Lembu’ karya Nur Sutan Iskandar.

  1. Roman Percintaan (Liebesroman)

Wilpert (1989) mengemukakan pendapatnya jika roman percintaan merupakan roman yang yang mengangkat kisah percintaan pada zaman romantic sebagai tema utama dalam roman ini. Roman percintaan dianggap sebagai salah satu roman jenis roman yang digemari pembacanya oleh kaum wanita. Roman jenis ini biasanya banyak menceritakan tentang sisi kepahlawanan seorang wanita dengan gaya bahasa yang tidak serius serta biasanya memiliki akhir cerita yang bahagia dan kurang realistis. Contoh roman jenis ini antara lain roman ‘Gadis Empat Zaman’ karya Salkha serta roman ‘Medan di Waktu Malam’ karya O. M. Taufik.

  1. Roman Hiburan (Unterhaltungsroman)

Roman hiburan merupakan roman yang ditulis dengan tujuan memberikan hiburan kepada pembacanya. Gaya penulisan pada roman jenis ini dibuat ringan dan memudahkan pembaca untuk memahaminya. Roman jenis ini tidak mengangkat cerita yang terlalu serius dan berat, serta tidak bercerita tentang perselisihan yang mendalam dengan permasalahan yang mengharukan. Akhir cerita roman jenis ini biasanya berakhir bahagia.

  1. Roman Anak dan Remaja (Kinder- und Jugendroman)

Menurut Groschenek (1979), roman jenis ini secara khusus ditujukan bagi pembaca anak-anak dan remaja. Roman jenis ini biasanya memiliki aspek hiburan serta memiliki masuk untuk mengajar atau mendidik serta menanamkan nilai nilai tertentu kepada pembacanya. Roman anak dan remaja umumnya dilengkapi dengan gambaran atau lukisan, dengan maksud agar pembaca lebih mudah menangkap isi cerita yang ada dalam roman tersebut. Kata-kata atau kalimat yang terdapat pada roman jenis ini disesuaikan dengan psikologi pembacanya, yaitu anak dan remaja yang menjadi sasaran utamanya. Contoh roman anak anak antara lain ‘Si Jamin dan Si Johan’ karya Merari Siregar serta ‘Si Dul Anak Jakarta’ karya Aman. Sedangkan contoh roman remaja antara lain ‘Pertemuan Jodoh’ karya Abdul Muis serta roman ‘Asmara Jaya’ karya Adinegoro.

  1. Roman Pendidikan (Bildungsroman)

Mengacu pada pendapat Dilthey (1989), Roman pendidikan memiliki tema dan isi cerita, yang menjadikan tokoh utama sebagai fokus ceritanya adalah perkembangan pendidikan. Dalam ruang lingkup roman pendidikan, istilah pendidikan mengacu pada istilah ‘vollenderer humanitat’ atau ‘kemanusiaan yang sempurna’. Selain perkembangan pendidikan tokohnya, roman jenis ini juga bercerita tentang perkembangan kejiwaan dan karakter manusia. Contoh dari roman jenis ini antara lain ‘Neraka Dunia’ karya Nur Sutan Iskandar serta roman ‘Salah Asuhan’ karya Abdul Muis.

Jenis Roman Menurut Badudu (1977)

Seorang ahli di bidang sastra, Badudu (1977) mengemukakan pendapatnya tentang pembagian jenis jenis roman. Badudu mengklasifikasikan roman kedalam enam jenis roman, yakni roman bertenden, roman sejarah, roman psikologi, roman kemasyarakatan, roman adat, serta roman detektif.

  1. Roman Bertenden

Roman bertenden merupakan jenis roman yang mengangkat kisah tentang suatu keganjilan atau kepincangan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Roman jenis ini memiliki tujuan untuk memperbaiki keganjilan atau kepincangan tersebut. Dengan kata lain, roman bertenden mengandung isi tentang cita cita atau maksud tertentu yang ingin dicapai penulisnya. Salah satu contoh roman bertenden adalah roman ‘SIti Nurbaya’ karya Marah Rusli. Roman ‘Siti Nurbaya’ bercerita tentang seorang gadis bernama Siti Nurbaya yang dipaksa untuk menikah dengan tokoh bernama Datuk Maranggi. Roman Siti Nurbaya mengangkat adat istiadat Minangkabau pada masanya yang menimbulkan berbagai dampak baik itu positif maupun negatif. Marah Rusli, lewat roman ‘Siti Nurbaya’ mencoba mengoreksi serta memperbaiki kepincangan dalam adat tersebut, yakni tentang kawin paksa. Contoh lain roman jenis ini adalah roman ‘Layar Terkembang’ karya Sutan Takdir A. serta roman ‘Andang Taruna’ karya Jauhar Arifin.

  1. Roman Sejarah

Roman sejarah merupakan jenis roman yang menggambarkan kehidupan tokoh tokoh cerita dalam suatu masa sejarah. Roman sejarah memfokuskan dalam penggambaran unsur unsur dan peristiwa sejarahnya saja. Contoh roman jenis ini adalah roman ‘Hulubalang Raja’ karya Nur Sutan Iskandar. Roman ‘Hulubalang Raja’ menceritakan tentang kedatangan orang orang Belanda ke daerah pesisir Sumatera Utara sekitar tahun 1665 hingga 1668. Contoh lain roman sejarah adalah roman ‘Pahlawan Minahasa’ karya Marius Ramis Dayoh.

  1. Roman Psikologi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, roman psikologi merupakan roman yang ceritanya berfokus pada perkembangan kejiwaan tokoh-tokoh di dalam ceritanya. Contoh roman jenis ini adalah roman ‘Atheis’ karya Achdiat Karta Miharja dan ‘Katak Hendak Jadi Lembu’ karya Nur Sutan Iskandar.

  1. Roman Kemasyarakatan

Roman kemasyarakatan atau roman masyarakat sering juga disebut sebagai roman sosial. Roman jenis ini menggambarkan tentang kehidupan atau suka duka yang dialama tokoh-tokoh dalam suatu lapisan sosial masyarakat tertentu. Contoh roman masyarakat salah satunya roman ‘Katak Hendak Jadi Lembu’ karya Nur Sutan Iskandar yang juga dikategorikan sebagai roman psikologi. Roman ‘Kadak Hendak Jadi Lembu’ ini mengambil latar daerah Periangan pada zaman Belanda yang menceritakan tentang seorang tokog bernama Surya yang berprofesi segai pegawai negeri (priyayi) yang ingin hidup sesuai gaya hidup orang orang kebanyakan di sekitarnya, yakni gaya hidup berlebihan dan foya foya. Sehingga dalam cerita tokoh Surya diceritakan memikul beban ekonomi yang cukup berat atau istilahnya ‘gali lubang, tutup lubang’ hanya demi status sosial dalam masyarakat. Contoh lain roman sosial adalah roman “Tak Putus Dirundung Malang’ karya Sutan Takdir A. serta ‘Kehilangan Mestika’ karya Hamidah.

  1. Roman Detektif

Roman jenis ini secara umum merupakan roman yang menceritakan seorang atau beberapa tokoh yang berperan layaknya detektif. Contoh roman jenis ini adalah roman ‘Mencari Pencuri Anak Perawan’ karya Suman Hasibuan serta ‘Cincin Stempel’ karya Ardi Soma.

Jenis Roman Menurut Sumber Lain

Selain jenis jenis roman seperti yang dijelaskan sebelumnya, roman juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut,

  1. Berdasarkan Materi : roman petualangan (abenteuerroman), roman pahlawan (ritterroman), roman criminal (kriminalroman),dan roman perjalanan (reiseroman).
  2. Berdasarkan Tema : roman percintaan (liebesroman), roman pendidikan (erziehungsroman), roman sosial (gesellschraftsroman).
  3. Berdasarkan Teknik Penceritaan : roman orang pertama (ich-romane), roman orang kedua (er-romane).
  4. Berdasarkan Tuntutan : roman picisan (triviaroman), roman hiburan (unterhaltungsroman).
  5. Berdasarkan Sasaran : romam perempuan (freuenroman), roman remaja (jugendroman), serta roman anak anak (kinderroman).

Demikian artikel yang membahas tentang jenis jenis roman – pengertian, ciri ciri dan contohnya, semoga bermanfaat 🙂

Categories: roman
Ratna Sumarni S.Pd: