Perbedaan Puisi dan Sajak Dalam Sastra Indonesia
Sesuai dengan judul kita kali ini, kali ini kita akan membahas mengenai Perbedaan Puisi dan Sajak dalam Sastra Indonesia. Dalam artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai jenis jenis puisi lama, jenis jenis puisi baru, jenis jenis puisi kontemporer, dan jenis jenis sajak.
Puisi dan sajak adalah dua karya sastra yang memiliki kemiripan. Kebanyakan orang menganggap kedua karya sastra ini adalah sama, padahal keduanya berbeda. Perbedaannya memang tidak secara mutlak terlihat. Hal inilah yang menyebabkan keduanya dianggap sama. Satu kunci untuk mengingatnya adalah sajak pasti merupakan puisi, akan tetapi puisi tidak pasti merupakan sajak. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi perbedaan puisi dan sajak, berikut dipaparkan beberapa hal dari puisi dan sajak.
1. Perbedaan Berdasarkan Pengertian
- Puisi
Istilah puisi berasal dari bahasa Belanda, yaitu dari kata “poezie”. Akan tetapi jika dilihat dari segi etimologinya, kata puisi berasal dari kata “poesis” (bahasa Yunani) yang berarti penciptaan. Atau dalam bahasa Inggris berasal dari kata “poetry“. Puisi dapat diartikan sebagai bentuk karya sastra yang disusun atas kata yang indah, bermakna, dan terikat oleh beberapa aturan. Sebagai kata “poetry“, puisi cenderung dipasangkan dengan prosa.
Puisi mengandung arti yang lebih umum, bahkan puisi dapat muncul dalam suatu cerpen, karangan, atau novel. Misalnya sering ada istilah “kalimatnya puitis sekali”. Hal ini menunjukkan bahwa puisi bukan selalu merupakan karya sastra yang berdiri sendiri. Puisi diartikan sebagai susunan kata indah yang bermakna dan terikat dengan aturan serta unsur bunyi.
- Sajak
Sebuah kata dalam bahasa Belanda juga ada yang berarti sajak yaitu kata “gedicht”. Dalam bahasa Inggris, sajak dikenal dari kata “poem”. Sajak merupakan puisi yang berdiri sendiri atau bersifat individu. Sajak memiliki arti yang lebih luas daripada puisi. Hal ini karena sajak lebih berkaitan dengan bunyi pada kalimat di dalamnya. Dalam sajak, antar kata saling berasosiasi karena persamaan bunyi. Pesan yang disampaikan juga tidak berinterpretasi dan bertafsir-tafsir.
Pendefinisian sajak telah diungkapkan oleh penyair Boris Pasternak dalam sajaknya yang berjudul Batasan Sajak. Berikut uraian sajaknya:
Berbeda dengan Boris Pasternak, Chairil Anwar memandang sajak sebagai suatu alat kemana ia menuju setelah lari dari gedong lebar halaman, dan ketika tersesat tak dapat jalan.
2. Perbedaan Berdasarkan Pengungkapan Kata
- Puisi
Berdasarkan pengungkapan kata-katanya, puisi mengungkapkan makna secara implisit, secara samar, dan hanya sekedar tersirat. Kata-kata yang digunakan secara dominan menggunakan majas atau cenderung memiliki arti konotatif. Penggunaan arti konotatif dalam puisi ini mengundang pembaca untuk berimajinasi sesuai interpretasi mereka masing-masing. Puisi sering memberikan ilusi kepada pembaca tentang keindahan, membawa pembaca dalam angan-angan, menciptakan suatu gagasan sesuai suasana ketika membaca puisi.
Berikut adalah contoh puisi karya WS Rendra dalam judul Mata Hitam.
Dua mata hitam adalah matahati yang biru
dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam
Dalam hal pengungkapan kata, sajak secara dominan dipengaruhi oleh unsur lagu, irama, keharmonisan bunyi. Makna yang disampaikan dalam sajak tidak hanya secara tersirat tetapi menyangkut keseluruhan isi.
Berikut sajak karya Affrini Adham dalam sajaknya yang berjudul Malaya Pasti Merdeka.
3. Perbedaan Berdasarkan Keterikatan Aturan
- Puisi
Puisi (terutama puisi lama) terikat pada aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata dan rima. Bahkan puisi (lama) cenderung terlihat sangat kaku karena keterikatannya terhadap aturan yang ada. Contoh:
Syair Pendidikan
- Sajak
Sajak merupakan karya sastra yang tidak terlalu terikat dengan aturan-aturan seperti pada puisi (lama). Karya sastra sajak juga mementingkan keselarasan bunyi sehingga sajak lebih dikenal sebagai persamaan bunyi. Contoh:
- kalimat nomina dan kalimat verba
- majas anakronisme
- majas tautologi
- kalimat tidak langsung
- penggunaan tanda elipsis dan tanda penyingkat apostrof
- ciri ciri kalimat utama dan kalimat penjelas
- paragraf deduktif induktif dan campuran
- jenis jenis kalimat majemuk
- penggunaan tanda titik koma
- contoh majas pleonasme
- ciri ciri kutipan langsung dan tidak langsung
- penulisan angka dan bilangan
- macam macam imbuhan konfiks
- jenis jenis kata benda
- ciri ciri kalimat fakta dan opini
- contoh kata pengantar
Sekian artikel mengenai perbedaan puisi dan sajak dalam sastra Indonesia. Semoga materi yang telah dipaparkan diatas dapat membuat pembaca mampu membedakan puisi dan sajak. Semoga semua dapat dipahami dengan baik dan berguna untuk sumber belajar bahasa Indonesia. Terima kasih.