Sponsors Link

14 Penulisan Angka dan Bilangan yang Benar Menurut EYD dalam Bahasa Indonesia

Setelah pada kesempatan sebelumnya membahas tentang penggunaan tanda bacapenggunaan huruf kapital serta penggunaan huruf miring yang benar menurut Ejaan yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia. Artikel kali ini akan dibahas tentang penulisan angka dan bilangan yang benar menurut EYD serta perbedaan dari keduanya.

Pengertian Angka dan Bilangan

Dalam dunia matematika ada hal yang selalu kita temukan, yaitu angka dan bilangan. Dalam penggunaan sehari-harinya angka dan bilangan dianggap dua hal yang sama. Namun kenyataannya, kedua hal tersebut adalah dua entitas yang berbeda, yang memiliki pengertian, fungsi dan penggunaan yang berbeda.

Angka adalah tanda atau lambang untuk menyatakan suatu bilangan. Sedangkan bilangan adalah suatu unsur matematika yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan pencacahan.

Jenis-jenis Bilangan

  1. Bilangan Nol
    Bilangan nol adalah bilangan yang hanya terdiri dari bilangan nol, tanpa ada bilangan lainnya.
    Contoh : {0}
  2. Bilangan  Asli
    Bilangan asli terdiri dari bilangan positif yang dimulai dari bilangan 1 (satu) dan seterusnya.
    Contoh : {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …, …, …, ….}
  3. Bilangan Bulat
    Bilangan bulat terdiri dari bilangan nol, bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif.
    Contoh : {…., -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ….}
  4. Bilangan Prima
    Bilangan prima terdiri dari bilangan yang tidak bisa dibagi oleh bilangan apapun selain bilangan itu sendiri dan bilangan 1 (satu).
    Contoh : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 39, 43, ….}
  5. Bilangan Cacah
    Bilangan cacah terdiri dari bilangan nol dan bilangan yang bernilai positif.
    Contoh : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ….}
  6. Bilangan Pecahan
    Bilangan pecahan terdiri dari bilangan yang dinyatakan atau ditulis dengan bentuk a/b, dimana a dan b adalah bilangan bulat, sedangkan b≠0. Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut.
    Contoh : {½, ¼, ⅓, ⅔, ⅛, ⅝, ….}
  7. Bilangan Rasional
    Bilangan rasional terdiri dari bilangan bulat yang dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b, dan b≠0.
    Contoh : {½, ¼, ….}
  8. Bilangan Irrasional
    Bilangan irrasional terdiri dari bilangan yang bukan termasuk kedalam bilangan rasional atau bilangan yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan.
    Contoh : {√2, √3, √5, √7, ….}
  9. Bilangan Real
    Bilangan real terdiri dari gabungan bilangan rasional dan irrasional.
    Contoh : {½, ¼, √2, √3, √5, √7, ….}
  10. Bilangan Positif
    Bilangan positif terdiri dari bilangan yang bernilai positif selain bilangan nol.
    Contoh : {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ½, ¼, ….}
  11. Bilangan Negatif
    Bilangan negatif terdiri dari bilangan selain nol yang bernilai negatif.
    Contoh : {-5, -4, -3, -2, -1, -8, -12, -16, ….}
  12. Bilangan Ganjil
    Bilangan ganjil terdiri dari bilangan bulat yang tidak habis jika dibagi dengan angka 2, atau dapat dinyatakan dengan rumus 2n-1.
    Contoh : {-9, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, ….}
  13. Bilangan Genap
    Bilangan genap terdiri dari bilangan bulat yang habis jika dibagi dengan angka 2.
    Contoh : {-8, -6, -4, -2, 2, 4, 6, 8, 10, 12, ….}
  14. Bilangan Komposit
    Bilangan komposit terdiri dari bilangan yang tidak termasuk kedalam bilangan prima dan bilangan asli yang nilainya lebih besar dari 1 (satu).
    Contoh : {2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, ….}
  15. Bilangan  Riil
    Bilangan riil terdiri dari bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal (berkoma).
    Contoh : {½, ¼, √3, √5, √7, log 10, ….}
  16. Bilangan Imajiner
    Bilangan imajiner terdiri dari bilangan yang dituliskan dengan satuan imajiner (i) yang merupakan lambang bilangan baru.
    Contoh : {i, 2i, 3i, 4i, 5i, 6i, 7i, 8i, 9i, ….}
  17. Bilangan Kompleks
    Bilangan kompleks terdiri dari bilangan yang dapat dinyatakan dengan  rumus (a+bi), dimana a adalah bilangan riil sedangkan bi adalah bilangan imajiner.
    Contoh : {2-3i, 3-4i, 4-5i, 5-6i, ….}
  18. Bilangan Romawi
    Bilangan romawi merupakan sistem bilangan yang berasal dari bangsa romawi kuno, yang penulisannya menggunakan huruf latin untuk menyatakan angka.
    Contoh : {I=1, II=2, III=3, IV=4, V=5, VI=6, VII=7, VIII=8, IX=9, X=10, …}
  19. Bilangan Kuadrat
    Bilangan kuadrat terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri sebanyak 2 kali, dimana bilangan kuadrat ini disimbolkan dengan angka 2.
    Contoh : {22, 32, 42, 52, 62, 72, 82, 92, 102, ….}

Penulisan Angka dan Bilangan

1. Untuk menyatakan nomor atau lambang bilangan, dapat ditulis dengan angka Romawi atau Arab.

Contoh :

  • Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …
  • Angka Romawi : V=5000, M=1000 D=500, C=100, L=50, X=10, VIII=8, V=5, IV=4, III=3

2. Untuk menyatakan nilai nominal suatu uang.

Contoh :

  • Ia menjual laptopnya seharga Rp. 2.000.000,00
  • Ani menarik depositonya senilai $ 100

3. Untuk menyatakan jumlah atau kuantitas, ukuran (panjang, berat, isi, luas, volume).

Contoh :

  • Dalam sebulan kami biasanya menghabiskan beras sebanyak 50 kg.
  • Taman kota itu dibangun diatas lahan kosong seluas 800 meter persegi.
  • Tamu undangannya berjumlah sekitar 1.500 orang

4. Untuk menyatakan satuan waktu.

Contoh :

  • Kereta jurusan Bandung-Jakarta akan tiba pukul 12.00
  • Penerbangan jakarta-bali ditempuh kurang lebih 2 jam 10 menit
  • Ia akan berangkat ke Inggris, tanggal 12 Januari

5. Untuk melambangkan nomor kamar, rumah/hotel/apartemen, jalan pada alamat.

Contoh :

  • Kami menginap di hotel Sangrila kamar nomor 132.
  • Salah satu museum kebanggaan kota ini berada di Jalan Diponegoro No. 10.

6. Untuk memberi nomor bagian-bagian dari suatu buku/karangan, kitab suci, majalah, surat kabar.

Contoh :

  • Berita tentang pemilihan umum ada di halaman 8 surat kabar hari ini.
  • Kami disuruh ibu guru mengerjakan semua latihan yang ada di halaman 102-104.

7. Untuk menuliskan lambang bilangan yang menggunakan huruf secara terpisah antar bagian dan awalan (seperti per pada pecahan), maka penulisannya disatukan dengan bagian lain yang berada setelah/di belakangnya. 

Contoh :

  • Korban gempa yang terjadi kemarin, 1% nya adalah anak-anak.
  • Dari hasil survei yang kami buat, ¾ dari populasi penduduk memilih tinggal di perdesaan

8. Untuk menyatakan lambang bilangan tingkat dari angka Romawi, dapat ditulis dengan memakai tanda hubung (ke-) kemudian diikuti dengan angka atau dirangkaikan penulisannya jika angka tersebut dinyatakan dengan kata.

Contoh :

  • Abad millenium dimulai dari abad ke-20 Masehi.
  • Dia merupakan pemain bulu tangkis peringkat ke-7 tingkat dunia.

9. Untuk menyatakan lambang bilangan yang ditambahkan dengan imbuhan akhiran -an, penulisannya memakai tanda hubung setelah angka (seperti : …-an) atau dapat dirangkaikan jika angka tersebut dinyatakan dengan kata.

Contoh :

  • Gelanggang olahraga ini sanggup menampung sekitar 1300-an penonton.
  • Sebanyak 500-an orang telah terdaftar sebagai anggota perkumpulan ini.

10. Untuk menyatakan lambang bilangan yang terletak di awal kalimat, ditulis dengan huruf dan jika diperlukan susunan kalimatnya dapat dirubah.

Contoh :

  • Dua ratus pasang sepatu disumbangkan dalam acara bakti sosial kemarin.
  • Dua orang peserta dinyatakan gugur karena terbukti menggunakan obat-obat terlarang.

11. Untuk menyatakan angka dari suatu bilangan utuh besar agar mudah dieja dan dibaca.

Contoh :

  • Total sumbangan yang terkumpul untuk korban gempa bumi itu adalah sebesar 650 juta rupiah.
  • Pembangunan jalan layang ini memakan biaya sekitar 120 milyar rupiah.

12. Untuk bilangan yang terdiri dari angka dan huruf, tidak ditulis secara sekaligus keduanya kecuali dalam penulisan suatu dokumen resmi (seperti akta dan kuitansi).

Contoh :

  • Bulan lalu salesman itu menjual dua unit mobil seharga tiga miliar rupiah
  • Asuransinya senilai 100 jta rupiah sudah cair tadi siang.

13. Untuk bilangan yang menyatakan suatu jumlah atau bilangan ordinal, ditulis serangkai dengan angka.

Contoh :

  • Uang muka untuk sewa apartemen itu tertulis Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
  • karena lalai, ia di denda senilai Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

14. Untuk menyatakan suatu urutan, ditulis serangkai dengan angka. Jika menggunakan angka Romawi maka bilangan tersebut ditulis sendirian (berdiri sendiri). Jika menggunakan angka Arab, maka ditulis diawali kata hubung ke-.

Contoh :

  • Angka Arab : abad ke-21
  • Angka Romawi : abad XXI

Demikianlah pembahasan tentang penulisan angka dan bilangan yang benar menurut EYD dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.

, , , , , ,
Post Date: Tuesday 03rd, January 2017 / 06:37 Oleh :
Kategori : angka dan bilangan