13 Jenis Jenis Kata Ulang beserta Contoh dan Maknanya
Kata adalah elemen dari kalimat. Terdapat beragam jenis-jenis kata untuk bisa disatukan menjadi kalimat. Ada kata kerja, kata tanya, kata benda, kata keterangan, kata sifat, kata majemuk, kata penghubung (konjungsi), kata ulang, kata ganti, dan masih banyak lagi lainnya. Sekedar mengetahui tapi tidak memahami tentu akan kurang bermanfaat. Akan butuh banyak waktu untuk memahami semuanya. Dan pada kesempatan kali ini, kita akan menjelaskan salah satu di antaranya, yaitu kata ulang.
Sebelum ke penjelasan lebih lanjut tentang kata ulang, perhatikan dulu ya kalimat berikut!
“Kakak, ayo kita main rumah-rumahan.”
Pernahkah kalian mendengar atau malah mengucapkan kalimat ini? Lebih spesifiknya mengucapkan kata yang dicetak tebal, yaitu rumah-rumahan. Permainan ini mengarah kepada makna rumah yang bukan sebenarnya. Tapi bukan permainan ini yang sekarang akan kita bahas. Pembahasan kali ini mengenai salah satu jenis kata yaitu jenis jenis kata ulang. Salah satu contoh dari kata ulang ini adalah kata “rumah-rumahan” pada kalimat di atas.
Pengertian Kata Ulang
Kata ulang terdiri dari kata dan ulang. Tidak perlu repot mengartikannya satu per satu. Kata ulang dapat diartikan secara langsung sebagai kata yang mengalami proses pengulangan kata. Pengulangan kata ini bermacam-macam, ada yang sebagian dan ada yang diulang secara penuh. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas dalam jenis jenis kata ulang.
Jenis Jenis Kata Ulang
Kata ulang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Klasifikasi ini didasarkan pada bentuk kata dan makna yang terbentuk. Berikut penjelasannya,
Kata Ulang berdasarkan Bentuk Kata
Jenis kata ulang ini terbentuk dari adanya proses reduplikasi (pengulangan kata atau unsur kata) pada bentuknya. Macam-macam dari kata ulang jenis ini adalah:
1. Kata Ulang Sebagian (Dwipurna)
Proses reduplikasi pada kata ulang jenis ini hanya terjadi pada sebagian unsur kata saja. Pengulangan terjadi hanya di bagian suku awal kata atau dapat juga ditambah akhiran.
Contoh pengulangan pada suku awal kata dasar antara lain:
- Lelaki : proses reduplikasi pada suku “la” dari kata dasar laki. Akan tetapi selanjutnya mengalami pelemahan sehingga menjadi ‘e’. Dan kata ulang yang terbentuk adalah lelaki.
- Leluhur : proses reduplikasi pada suku “lu” dari kata dasar luhur. Selanjutnya mengalami pelemahan sehingga menjadi ‘e’. Dan kata ulang yang terbentuk adalah leluhur.
Contoh lain adalah kata ulang yang mendapat akhiran, antara lain:
- Pepohonan
- Bebatuan
2. Kata Ulang Utuh (Dwilingga)
Pada kata ulang utuh, proses reduplikasi terjadi pada seluruh bentuk kata. Bentuk kata yang dimaksud di sini adalah kata dasar ataupun kata berimbuhan. Contoh kata ulang utuh diantaranya : anak-anak, jenis-jenis, penurunan-penurunan, ibu-ibu, bapak-bapak.
3. Kata Ulang Berubah Bunyi (Dwilingga Salin Suara)
Perubahan suara menjadi ciri khas pada kata ulang jenis ini. Reduplikasi pada jenis kata ulang ini terjadi pada seluruh bentuk dasar kata. Contohnya: sayur-mayur, bolak-balik, lauk-pauk, gerak-gerik, teka-teki, serba-serbi.
4. Kata Ulang Berimbuhan
Proses reduplikasi terjadi pada kata dasar dan sekaligus mendapat imbuhan. Contohnya: bersalam-salaman, tukar-menukar, rumah-rumahan, anak-anakan.
5. Kata Ulang Semu
Kata ulang ini sebenarnya adalah kata dasar. Akan tetapi jika dilihat dari struktur katanya terlihat seperti kata ulang utuh. Contoh: kupu-kupu, empek-empek, ubur-ubur, ubun-ubun, cumi-cumi, pura-pura.
Kata Ulang berdasarkan Makna yang Terbentuk
Klasifikasi kata ulang juga dapat ditinjau dari makna yang terbentuk setelahnya. Berikut penjelasannya,
- Makna Menyerupai / Mirip. Contoh: rumah-rumahan, anak-anakan, keibu-ibuan.
- Makna Bermacam-macam. Contoh: buah-buahan, tumbuh-tumbuhan.
- Makna Jamak. Contoh: anak-anak, buku-buku.
- Makna Saling. Contoh: bersalam-salaman, tarik-menarik.
- Makna Agak. Contoh: kemerah-merahan, kekuning-kuningan, kekanak-kanakan.
- Makna Menguatkan. Contoh: hiruk-pikuk, sunyi-senyap.
- Makna Berulang-ulang. Contoh: memanggil-manggil.
- Makna Paling. Contoh: sekecil-kecilnya,
- Makna Perbalasan. Contoh: tolong-menolong, bahu-membahu.
- Makna Dalam Keadaan. Contoh: hidup-hidup.
- Makna Intensitas. Contoh: mondar-mandir, bolak-balik.
- Makna Himpunan. Contoh: berhari-hari.
- Makna Kolektif. Contoh: tiga-tiga.
Hanya sekedar contoh pasti terasa kurang. Contoh adalah hal yang paling dicari dalam suatu penjelasan. Oleh karena itu berikut akan di tampilkan contoh-contoh penggunaan kata ulang dalam kalimat.
Contoh Kata Ulang dalam Kalimat
- Sejak ayah sakit-sakitan, Ibu menjadi tulang punggung keluarga.
- Rani masih saja kekanak-kanakan di depan orang tuanya walaupun dirinya telah berkeluarga.
- Sang suami terus saja mondar-mandir di depan kamar operasi sejak 2 jam lalu.
- Sangat tega pembunuh itu, mengubur korbannya hidup-hidup.
- Semua warga tolong-menolong dalam membuat tanggul sungai.
- Permainan favoritku saat kecil adalah masak-masakan sembari mendirikan tenda.
- Anak-anak terus saja berlarian di lapangan saat bulan purnama.
- Muka Santi terus saja kemerah-merahan setiap kali Irfan berada di sampingnya.
- Tradisi bermaaf-maafan selalu ada setiap kali lebaran tiba.
- Anak lelaki sangat senang bermain mobil-mobilan dan tembak-tembakan.
- Ibu selalu membeli sayur mayur dan buah-buahan ketika pergi ke pasar.
- Banyak sekali pengunjung pantai Selatan yang terkena sengatan ubur-ubur beracun.
- Ayah menghindari makanan yang mengandung cumi-cumi untuk menjaga kadar kolesterolnya tetap stabil.
- Reni pura-pura tidak mengetahui kedatangan Galih di rumahnya.
- Sikap kebapak-bapakan mulai muncul dalam diri Boy setelah kelahiran putri pertamanya.
- Para peserta membutuhkan nilai serendah-rendahnya 400 untuk lolos tes CAT.
- Kutub yang tidak sejenis pada dua magnet akan tarik menarik ketika saling didekatkan.
- Ibu selalu memanggil-manggil nama anaknya ketika jatuh sakit karena terlalu rindu.
- Ibu guru memerintahkan setiap siswa mengambil lembar jawab ujian masing-masing satu.
- Berbulan-bulan Joko merantau di Jakarta, tetapi tidak membuahkan hasil sama sekali.
- Lelaki tua itu berjalan terhuyung-huyung di trotoar jalan.
- Saat terjadi hujan lebat disertai angin, pak Amat selalu berkata bahwa roh leluhur sedang marah.
- Pepohonan dan rumah hancur diterjang bencana tanah longsor, tiada yang tersisa satupun.
- Bebatuan besar banyak yang tertinggal setelah bencana gunung berapi meletus.
- Ibu selalu membawakan empek-empek sebagai oleh-oleh saat mengunjungi keponakannya.
- Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi beraneka ragam lauk pauk.
- Walaupun sudah diperingatkan berkali-kali, Andi tetap saja mengulangi kesalahan yang sama.
- Hiruk-pikuk suasana pasar malam justru membuatnya pusing dan bosan.
- Ucil mendapat julukan kecil-kecil cabe rawit dari warga desa.
- Ribuan polisi disiapkan untuk berjaga-jaga selama aksi damai 212.
- Ayah mengajak semua keluarga jalan-jalan ke kebun binatang.
- Keadaan sunyi-senyap membuat bulu kudukku berdiri sepanjang malam.
- Sambil menunggu hujan reda, kami bermain teka teki.
- Rumah tua yang di tinggal pemiliknya di ujung jalan itu, kini menjadi sarang laba-laba.
- Beberapa pemuda yang mondar mondir di depan toko kami gerak geriknya mencurigakan.
- Di pasar tradisional masih sering kita jumpai gado-gado dan ongol-ongol.
- Di sekeliling lereng pegunungan itu, dedaunan berguguran.
- Adikku menonton atraksi lumba-lumba di Dunia Fantasi minggu lalu.
- Sampai sekarang aku masih belum bisa membedakan antara penyu dan kura-kura.
- Sejak kecelakaan yang dialaminya, ia menjadi tidak leluasa untuk bergerak.
Demikian penjelasan mengenai jenis jenis kata ulang beserta contoh dan maknanya. Semoga bermanfaat.