X

25 Macam-Macam Majas Penegasan dan Contohnya

Bahasa Indonesia memiliki keragaman bahasa yang tidak hanya dapat diungkapkan melalui sebuah kalimat yang secara langsung menyatakan makna sebenarnya. Bahasa Indonesia juga mengenal dan menggunakan sebuah kata/kalimat yang tidak mengungkapkan secara langsung makna atau tujuan sebenarnya, yang disebut dengan majas. Majas atau gaya bahasa merupakan suatu penggunaan kekayaan bahasa tertentu agar memperoleh efek tertentu pada sebuah wacana atau karya tulis.

Beberapa jenis majas sudah pernah kita bahas dalam artikel sebelumnya adalah contoh majas sinekdoke dan majas kontradiksi interminus. kali ini kita akan menambah jenis majas lainnya yaitu tentang macam macam majas penegasan dan contohnya.

Pengertian 

Majas penegasan merupakan majas atau gaya bahasa yang mengulang suatu kata dengan tujuan untuk menegaskan tentang sesuatu. Penegasan diungkapkan melalui pengulangan kata yang sama namun berbeda makna ataupun kata yang tidak persis sama namun maknanya masih berkaitan. Majas penegasan ini dikenal juga dengan sebutan majas pengulangan.

Macam-macam majas penegasan terbagi menjadi 25 jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Majas Aliterasi atau Preterisio : majas yang bertujuan untuk menegaskan perihal sesuatu hal dengan mengulang konsonan pada awal kata secara berurutan.

  • Contoh : Lebarkanlah sayapmu. Lihatlah betapa indahnya dunia ini.

2. Majas Alonim : majas yang menggunakan variasi lain dari nama sesuatu sebagai bentuk penegasan.

  • Contoh : “Lalu bagaimana solusi terbaik jika terjadi kesalahan pada sistem ini Bu?” tanyaku penasaran perihal topik serba serbi sistem komputer yang diajarkan oleh Bu Desliana.

3. Majas Antanaklasis : majas yang menegaskan tentang sesuatu hal dengan menggunakan perulangan kata yang sama namun berlainan makna.

  • Contoh : Bisa ular kobra bisa membunuh orang yang menjadi korban gigitannya dalam hitungan detik.

4. Majas Antiklimaks : majas yang mengungkapkan sesuatu hal secara berurutan, dari yang kompleks/paling penting menurun ke hal yang sederhana.

  • Contoh : Semua warga sekolah ikut dalam liburan bersama kali ini, termasuk penjaga sekolah.

5. Majas Apofasis : majas yang menegaskan tentang sesuatu hal dengan cara seolah-olah menyangkal hal yang ditegaskan tersebut.

  • Contoh : Saya pribadi ingin sekali menyambung kontrak kerja anda namun kondisi keuangan perusahaan saat ini tidak memungkinkan untuk menyambung kontrak kerja karyawan.

6. Majas Asindeton : majas yang menegaskan tentang sesuatu hal dengan mengungkapkan suatu kalimat/wacana tanpa adanya kata penghubung.

  • Contoh : Dalam kesedihan, kegagalan, keterpurukan aku tetap berusaha untuk melanjutkan perjuangan hingga akhirnya berhasil mendapat gelar sarjana.

7. Majas Elipsis : majas ini diutarakan dengan cara menghilangkan satu atau beberapa unsur kalimat, dimana unsur kalimat tersebut seharusnya ada dalam pola kalimat lengkap.

  • Contoh : Ayah ke atas untuk memperbaiki atap rumah yang bocor.

8. Majas Eksklamasio : majas yang menegaskan sesuatu dengan menggunakan ungkapan kata-kata seru.

  • Contoh : Lihatlah, aku masih disini menanti keajaiban itu datang.

9. Majas Enumerasio : majas yang menggunakan ungkapan berupa penjabaran bagian demi bagian secara keseluruhan.

  • Contoh : Kecelakaan itu sangat parah, kedua motor hancur lebur, terbanting sejauh sekitar 10 meter dari tempat kejadian, kedua pengendara motor tersebut luka parah.

10. Majas Interupsi : majas penegasan dengan menggunakan ungkapan berupa penyisihan keterangan tambahan yang terdapat antara unsur-unsur kalimat.

  • Contoh : Pak Adi, manager divisi periklanan yang baru dipindahkan dari kota Malang, orangnya masih muda dan lajang.

11. Majas Inversi : majas penegasan tentang sesuatu dengan meletakkan predikat di awal kalimat.

  • Contoh : Kukecup kening beliau untuk terakhir kalinya sebelum wajah itu ditutupi kain kafan.

12. Majas Klimaks : majas yang mengungkapkan sesuatu hal secara berurutan yang diawali dari hal yang sederhana terus meningkat ke hal yang kompleks.

  • Contoh : Anak-anak dibawah umur dilarang ikut serta, hanya orang dewasa yang telah berumur lebih dari 17 tahun diperbolehkan mengikuti perlombaan.

13. Majas Kolokasi : majas asosiasi tetap antara satu kata dengan kata lainnya yang saling berdampingan dalam sebuah kalimat.

  • Contoh : Kebodohanku, terlalu mudah percaya dengan orang hanya karena dia bersikap baik.

14. Majas Koreksio : majas yang menegaskan perihal sesuatu yang dianggap kurang tepat dan kemudian dikoreksi atau diperbaiki.

  • Contoh : Kau sudah bisa menyalakan api, eh maaf, kau sudah bisa menyalakan lilin.

15. Majas Paralelisme : majas yang menggunakan perulangan sebuah kata untuk mengungkapkan penegasan. Majas ini biasanya terdapat dalam karya sastra puisi.

  • Contoh : Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah pengorbanan.

16. Majas Pararima : majas yang mengulang konsonan awal dan akhir dari suatu kata atau bagian kata yang berlainan.

  • Contoh : Para pemuda yang sedang bermain judi itu kocar kacir ketika polisi tiba-tiba datang menggerebek mereka.

17. Majas Pleonasme : majas yang menggunakan kata yang berlebihan untuk menegaskan arti dari suatu kata yang sebenarnya tidak diperlukan.

  • Contoh : Jangan biarkan ia menangis berurai airmata karena kata-kata kasarmu.

18. Majas Polisindenton : majas yang menegaskan sesuatu hal dengan mengungkapkan suatu kalimat atau wacana yang dihubungkan oleh kata penghubung.

  • Contoh : Setelah merapikan tempat tidur, lalu dia mandi, kemudian bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah dan tidak lupa ia berpamitan kepada orang tuanya.

19. Majas Preterito : majas penegasan yang menyampaikan dengan cara menyembunyikan fakta sesungguhnya.

  • Contoh : Jangan kamu beritahu ibu, kalau tadi aku tidak berangkat sekolah.

20. Majas Repetisi : majas yang menggunakan kata, frasa dan klausa yang sama secara berulang-ulang dalam satu kalimat.

  • Contoh : Dia akan menepati janjinya, aku percaya kepadanya, dia pasti akan menepati janjinya padaku.

21. Majas Retorik : majas berupa pertanyaan namun sebenarnya tidak membutuhkan jawaban karena pertanyaan tersebut hanya bersifat menegaskan.

  • Contoh : Mengapa kita harus terus berdebat, bukankah ini hanya sebuah perbedaan pendapat yang biasa saja?

22. Majas Sigmatisme : majas yang menegaskan sesuatu dengan mengulang bunyi konsonan “s” dengan tujuan memberi efek tertentu. Majas ini biasanya ditemukan dalam karya tulis sastra seperti puisi dan prosa.

  • Contoh : Hapus saja, kenangan yang tak seberapa itu memang sudah sepantasnya terhapus.

23. Majas Silepsis : majas yang menegaskan sesuatu hal dengan menggunakan satu kata yang memiliki satu atau lebih makna yang berfungsi pada satu atau lebih konstruksi sintaksis.

  • Contoh : Ia selalu membersihkan tangan dan kakinya sebelum tidur di malam hari.

24. Majas Tautologi : majas yang menggunakan sebuah kata dengan berulang kali dalam satu kalimat dengan tujuan untuk menegaskan.

  • Contoh : Jangan, jangan, jangan sakiti anak kucing itu. Bagaimanapun juga dia adalah makhluk hidup, kita tidak boleh menyakitinya.

25. Majas Zeugma : majas yang menggunakan satu kata yang memiliki makna lebih dari satu mengakibatkan kalimat tersebut menjadi rancu.

  • Contoh : Saya perlu tekankan disini, bahwa semua karyawan boleh datang agak siang tapi jangan sampai terlambat.

Demikian pembahasan kita kali ini tentang macam macam majas penegasan dan contohnya. Semoga bermanfaat.

Categories: Majas
Ratna Sumarni S.Pd: