X

Perbedaan Akronim dan Singkatan beserta Contohnya

Dalam sebuah penulisan terkadang kita membutuhkan sebuah penyingkatan kata atau kalimat. Penyingkatan ini dimaksudkan agar penulisan dalam bahasa Indonesia tidak terlalu panjang atau bertele tele. Penyingkatan kata yang sudah lazim digunakan dalam bahasa Indonesia adalah singkatan atau akronim. Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menyingkat kata, namun memiliki ciri yang berbeda. Untuk mengetahui lebih dalam tentang perbedaan singkatan dan akronim, dalam artikel ini kita akan membahasnya secara lengkap.

Pengertian

Akronim dan singkatan merupakan sebuah pemendekkan kata yang memiliki perbedaan dalam penulisan dan pembacaan kata yang disingkatkannya. Akronim adalah  gabungan huruf awal atau suku kata awal dari beberapa kata yang kemudian diperlakukan sebagai kata atau dengan kata lain akronim dapat dibaca langsung. Sedangkan singkatan adalah pemendekkan kata dengan cara menggabungkan satu atau lebih huruf pada awal kata yang kemudian digabungkan dari beberapa kata. Singkatan dibaca berdasarkan bunyi asli hurufnya.

Perbedaan Akronim dan Singkatan 

Perbedaan akronim dan singkatan dapat di lihat dalam beberapa hal, diantaranya adalah :

1. Dari segi penggunaan tanda baca titik

  • Akronim, pada akronim, penulisan tanpa disertai tanda titik sama sekali. Contoh :
    • ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
    • SIM (Surat Ijin Mengemudi)
    • IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
    • humas (hubungan masyarakat)
    • rusun (rumah susun)
    • ruko (rumah toko)
  • Singkatan, pada singkatan, penulisan disertai oleh tanda titik di antara huruf ataupun di akhir huruf sesuai aturannya, kecuali penulisan nama lembaga/organisasi dan surat resmi. Contoh :
    • R.A. (Raden Ajeng)
    • S.H. (Sarjana Hukum)
    • Bpk. (bapak)
    • Kapt. (Kapten), A.T. (Anton Timoti)
    • S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
    • B.W. (Bruce Willis)
    • J.D. (Johny Deep)
    • Muh. Ali
    • a.n. (atas nama)
    • dsb. (dan sebagainya)
    • dst. (dan seterusnya)

2. Dari pengejaan hasil penyingkatannya

  • Akronim, pada akronim, kita bisa membaca penyingkatan kata secara langsung seperti layaknya membaca sebuah kata yang baru terbentuk. Contoh :
    • Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
    • Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional)
    • ormas (organisasi masyarakat)
    • raker (rapat kerja)
    • rudal (peluru kendali)
  • Singkatan, pada singkatan, pembacaan ejaannya dilakukan dengan membaca atau mengeja huruf per huruf sesuai dengan bunyi asli huruf tersebut. Contoh :
    • SMA (Sekolah Menengah Atas)
    • DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
    • KTP (Kartu Tanda Penduduk)
    • HP (Hand Phone)
    • PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

3. Penggunaan Huruf Kapital

  • Akronim,
    • Untuk nama organisasi atau lembaga jika gabungan tersebut terdiri dari huruf-huruf, maka semua huruf ditulis dalam huruf kapital. Contoh :
      • LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
      • PASI (Pasukan Atletik Seluruh Indonesia)
      • KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)
      • PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
      • MA (Mahkamah Agung)
      • KPU (Komisi Pemilihan Umum)
    • Untuk nama organisasi atau badan yang berupa campuran gabungan suku kata dan huruf, ditulis dengan huruf kapital pada huruf awalnya saja. Contoh :
      • Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
      • Iwapi (Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia)
      • Harkitnas (Hari Kebangkitan Nasional)
      • Bulog (Badan Urusan Logistik)
    • Untuk yang bukan nama badan atau organisasi, maka penulisannya cukup dengan huruf kecil semua. Contoh :
      • pemilu (pemilihan umum)
      • jurdil (jujur dan adil)
      • rapim (rapat pimpinan)
  • Singkatan,
    • Untuk semua yang berkenaan dengan lembaga atau organisasi Pemerintahan/Negara, termasuk dokumen resmi negara, maka penulisan semua hurufnya harus huruf kapital. Contoh :
      • MPR (Majelis Permusyarawatan Rakyat)
      • APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
      • TVRI (Televisi Republik Indonesia)
    • Untuk semua yang berkaitan dengan nama orang baik itu jabatan, gelar, pangkat, alias/sapaan, ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertamanya. Contoh :
      • Ir. Basuki Ismail
      • Sdr. (Saudara) Adelina Puspita
      • Dian Anggraini, S.E.
      • Kol. (Kolonel) Suripto
    • Untuk yang bersifat umum, ditulis dengan huruf kecil. Contoh :
      • a.l. (antara lain)
      • s.d. (sampai dengan)
      • hlm. (halaman)
      • dll. (dan lain lain)
      • ybs. (yang bersangkutan)
      • Yth. (Yang terhormat)
      • kg
      • rp
      • cm

Semoga artikel perbedaan akronim dan singkatan beserta contohnya ini dapat bermanfaat.

Categories: Akronim
Ratna Sumarni S.Pd: