Sponsors Link

50 Contoh Peribahasa Perumpamaan beserta Maknanya

Peribahasa merupakan salah satu karya sastra dalam bahasa Indonesia. Peribahasa sudah sangat umum kita dengar dan diberikan dari mulai pendidikan dasar. Peribahasa berfungsi sebagai kalimat yang bermakna menyindir atau juga untuk memperindah bahasa. Peribahasa memiliki susunan kata-kata yang sudah pasti dan tidak dapat dirubah. Peribahasa memiliki beberapa macam bentuk, diantaranya peribahasa pepatah, perumpamaan, dan pemeo. Bahasan kita kali ini khusus mengenai contoh peribahasa perumpamaan beserta maknanya.

Pengertian 

Peribahasa adalah kalimat yang menyatakan suatu situasi, kondisi yang mengungkapkan perbuatan, tingkah laku mengenai diri seseorang. Peribahasa perumpamaan adalah perbandingan antara perilaku manusia dengan sesuatu yang ada di alam sekitarnya. Berdasarkan pembentukan katanya, perumpamaan dapat dipisah menjadi per-umpama-an yang memiliki kata dasar ‘umpama’ yang berarti ‘seperti’. Perumpamaan dicirikan dengan kalimat yang diawali dengan kata seperti, bak, atau bagai.

Contoh Peribahasa Perumpamaan

Dalam bahasa Indonesia terdapat banyak sekali peribahasa perumpamaan, di artikel ini kita akan memberikan beberapa contoh untuk dipelajari. Berikut adalah contoh peribahasa perumpamaan beserta artinya :

  1. Bagai air di atas daun talas : orang yang tidak tetap hati atau bingung dan mudah terombang ambing dalam suatu keadaan.
  2. Bagai kumbang putus tali : sesuatu yang lancar jalannya, tanpa rintangan/hambatan.
  3. Bagai ayam bertelur di lumbung padi : orang yang senang tiada khawatir kekurangan apapun.
  4. Bagai mencencang air tak putus : mengerjakan pekerjaan yang mustahil dan tidak mungkin untuk dikerjakan.
  5. Gajah berjuang sama gajah, pelanduk mati di tengah : jika ada dua orang besar (penguasa) sedang berselisih, maka yang menjadi korban dan menderita adalah orang kecil (rakyat).
  6. Gajah mati karena semut : orang yang berkuasa dikalahkan oleh orang lemah.
  7. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading : orang besar (ternama) bila mati meninggalkan jasa yang besar (dikenang), jika baik ya baik yang dikenang jika buruk ya buruk yang dikenang.
  8. Bagai anak ayam kehilangan induk : kesusahan karena berpisah (kehilangan) panutan.
  9. Bagai anjing mengunyah tulang : orang yang selalu bersungut-sungut (marah).
  10. Bagai harimau menyembunyikan kuku : orang yang menyembunyikan kelebihannya (kekuatannya).
  11. Bagai cacing kepanansan : keluh kesah orang yang mendapat masalah besar (keadaan yang sangat sulit).
  12. Bagai batu jatuh ke lubuk : orang yang sudah meninggalkan tempatnya dan tidak mungkin kembali lagi.
  13. Seperti biduk dikayuh hilir : menyuruh orang yang hendak pergi.
  14. Seperti bunga dadap, sungguh merah, berbau tidak : sesuatu yang tampaknya bak dan indah, tetapi sebenarnya biasa saja.
  15. Seperti durian dengan mentimun : lawan yang sangat tidak sebanding, satu pihak sangat kuat sedangkan lawannya sangat lemah.
  16. Seperti gunting makan diujung : disangka tidak ada apa-apa, tiba-tiba melakukan kejahatan.
  17. Seperti katak dalam tempurung : menganggap dirinya sangat besar, merasa besar karena tidak mau membandingkan dengan orang lain.
  18. Seperti kejatuhan bulan : mendapat keuntungan yang luar biasa.
  19. Seperti kucing dengan anjing : orang yang tidak pernah bisa akur atau berdamai.
  20. Seperti lampu kekurangan minyak : orang yang benar-benar kesulitan.
  21. Seperti orang buta kehilangan tongkat : mengalami keadaan yang sangat sulit dan tidak memiliki pegangan (sandaran).
  22. Seperti pinang dibelah dua : dua hal yang sama persis.
  23. Seperti rabuk dengan api : keadaan yang mudah dipertemukan atau berbahaya.
  24. Seperti pungguk merindukan bulan : mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai.
  25. Bagai makan buah si malakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati : serba sulit dalam menentukan sikap atau tindakan.
  26. Bagai kacang lupa kulit : orang yang tidak tahu mengenang budi.
  27. Bagai pinang dibelah dua : pasangan yang sama padan.
  28. Seperti api dalam sekam : perbuatan jahat yang tersembunyi.
  29. Seperti ular kena palu : jalan atau barisan yang bengkok.
  30. Bagai si kudung mendapat cincin : orang yang tidak dapat merasakan nikmat atau menggunakan kemudahan yang diperoleh.
  31. Bagai gadis jolong bersubang : orang yang sombong karena habis menerima kenyataan.
  32. Seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk : orang yang berilmu tinggi tidak akan menyombongkan diri.
  33. Bagai bumi dan langit : dua hal yang sangat jauh berbeda.
  34. Bagai ayam termakan rambut : seseorang yang tersengal-sengal karena nafasnya sesak.
  35. Bagai bergantung diujung rambut : seseorang yang selalu khawatir atau cemas.
  36. Bagai teluk diujung tanduk : seseorang dalam keadaan yang sangat membahayakan, menyulitkan dan mengkhawatirkan.
  37. Bagai kambing yang dimandikan : seseorang yang sangat malas mengerjakan sesuatu hal pekerjaan karena pekerjaan tersebut kurang disenangi.
  38. Bagai menghitung bulu kucing : mengerjakan suatu pekerjaan yang amat sulit dan jelas tidak ada gunanya.
  39. Bagai kapal kehilangan kemudi : sesuatu perbuatan tanpa tujuan karena tak ada pedoman yang dapat membantunya.
  40. Bagaikan air dengan minyak : dua orang yang tidak mau bersatu (selalu bermusuhan).
  41. Bagai air di dalam daun talas : seseorang yang tidak mempunyai pendirian tetap.
  42. Bagai ayam mati di lumbung : seseorang yang sengsara (mati atau binasa) dalam keadaan kecukupan.
  43. Bagai ayam bertelur di lumbung padi : seseorang yang sangat bahagia tanpa khawatir kekurangan sesuatu dalam hidupnya.
  44. Bagai mendapat durian runtuh : mendapat rejeki yang menyenangkan tanpa diduga-duga sebelumnya.
  45. Seperti kuda lepas dari pingitan : orang yang gembira karena baru saja lepas dari belenggu atau ikatan.
  46. Bagai siang dan malam : dua hal yang tidak mungkin dipertemukan.
  47. Bagai guna alu, sesudah menumbuk dicampakkan : sesuatu yang sudah tidak berguna lagi, biasanya dicampakkan begitu saja.
  48. Bagai kucing dibawakan lidi : seseorang yang sangat ketakutan karena suatu hal.
  49. Bagai terpijak bara hangat : orang yang gelisah karena ditimpa kemalangan.
  50. (Wajahnya) bagai bulan kesiangan : roman muka yang tampak pucat kurang tidur.

Contoh peribahasa perumpamaan tersebut seperti diatas bisa Anda gunakan untuk menyatakan suatu kondisi atau situasi seseorang dengan sopan dan memiliki makna yang lebih indah dengan kata-kata yang dibuat sedemikian rupa sehingga arti makna kalimatnya disamarkan secara langsung. Peribahasa perumpamaan memiliki struktur mengumpamakan seseorang atau perilaku seseorang dengan benda, makhluk hidup lain, atau dengan apa yang ada disekitarnya sehingga memiliki arti terselubung yang lebih berseni. Makna yang terkandung dalam peribahasa perumpamaan biasanya menunjukkan kemiripan dilihat dari bentuk objek atau warna atau sifat yang dimiliki.

Demikian artikel tentang peribahasa perumpamaan beserta maknanya ini, semoga artikel ini bisa membantu Anda lebih memahami peribahasa perumpamaan.

, , , , ,
Post Date: Saturday 04th, March 2017 / 05:55 Oleh :
Kategori : Peribahasa