Secara umum majas adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan kesan imajinatif atau menciptakan efek tertentu bagi orang yang membacanya (pembaca). Selanjutnya, majas sindiran adalah majas/gaya bahasa yang digunakan untuk menyakiti, menyindir seseorang atau sesuatu, baik menggunakan kata yang berlawanan dari keadaan dan maksud yang sebenarnya maupun menggunakan kata-kata yang sebenarnya secara terang-terangan. Majas sindiran terbagi atas beberapa jenis diantaranya yakni majas ironi, majas sinisme, dan majas sarkasme.
Pada artikel sebelumnya telah dibahas tentang contoh majas ironi dan pengertian majas sinisme. Maka, pada kesempatan kali ini kita akan membahas jenis majas sindiran selanjutnya, yaitu sarkasme. Lebih lanjut, dibawah ini, kita akan menguraikan mengenai pengertian dan contoh majas sarkasme.
Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarkasme adalah penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau ejekan kasar.
Sedangkan seorang sastrawan berkebangsaan Rusia yang bernama Fyodor Dostoyevsky menyatakan bahwa sarkasme merupakan pelarian terakhir dari orang-orang yang berjiwa sahaja dan murni ketika rasa pribadi jiwa mereka secara kasar dan paksa dimasuki.
Majas sarkasme adalah majas/gaya bahasa yang digunakan untuk menyinggung dan menyindir seseorang atau sesuatu secara langsung tanpa menggunakan kiasan maupun kata sebaliknya yang berlawanan dengan maksud yang ingin disampaikan.
Kata-kata yang digunakan dalam majas sarkasme dapat berupa kata hinaan yang mengungkapkan rasa marah/kesal dengan menggunakan kata-kata yang kasar. Majas sarkasme ini merupakan majas dengan sindiran paling kasar diantara dua jenis majas sindiran lainnya.
Contoh Majas Sarkasme
- Dasar otak udang, disuruh melakukan pekerjaan yang sangat mudah seperti ini saja kau tidak bisa. Lalu apa yang kau bisa?
- Cepat kesini, dari tadi kupanggil masih saja kau asyik bermain disitu. Apa kau tak punya telinga? Apa perlu ku seret kau kesini?
- Biarkan saja dia bermimpi, karena hanya itu saja yang ia bisa. Harta dan keahlian saja ia tak punya, bagaimana ia akan mewujudkan mimpinya.
- Untuk apa kau letakkan tangga ini disini. Bukannya membantu pekerjaan kita, justru tangga ini membuat tempat ini semakin sempit. Campakkan saja tangga ini kesana!
- Aku tak peduli dengan airmatanya bahkan jika dia menangis darah sekalipun. Aku tak akan tertipu lagi dengan airmata buayanya.
- Dasar anak tak tau diri! Dari kecil kau kami rawat dan kami kasih makan, sekarang setelah dewasa dan sukses di rantau malah tak kau anggap lagi kami ini sebagai orang tuamu. Apa ini balasanmu pada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkanmu?
- Untuk apa kau datang kemari? Kami sudah tak membutuhkan orang tak bisa apa-apa dan tak berguna sepertimu.
- Kalau kau sudah tak sanggup untuk berjalan, tak usah kau paksakan. Sudahlah, terima saja kenyataan hidupmu itu bahwa kini kau sudah cacat.
- Jangan pernah kau undang dia kerumahmu ketika ada aku. Aku tak sudi bertemu dan kenal dengan temanmu yang gembel dan kampungan itu.
- Kenapa masih saja kau melewati jalan ini, apa kau tak bisa melihat pemberitahuan di ujung gang sana yang mengatakan jalan ini sedang diperbaiki. Dimana letaknya matamu?
- Aku tak heran jika dia gagal ujian kali ini. Otak dungu seperti dia tak akan mampu lulus ujian tanpa menyontek dan bantuan dari orang lain.
- Sudahlah, tak usah bermimpi kau bisa bergaul dengan kami. Bahkan minuman paling murah yang biasa kami minum saja kau tak akan mampu membelinya.
- Apa kau yakin dia adalah gadis tercantik di kampung ini? Melihat wajah dan penampilannya saja aku tak tertarik sama sekali. Bahkan dia tidak termasuk dalam kategori cantik sedikitpun.
- Dia benar-benar tak punya malu. Sudah dihina dan diberhentikan secara tidak hormat karena penggelapan dana perusahaan yang ia lakukan. Bisa-bisanya sekarang ia masih datang ke kantor dan meminta untuk bekerja kembali.
- Apa kau tak punya hati? Ibumu terbaring lemah di rumah sakit, jangankan untuk merawat beliau bahkan sekedar datang berkunjung pun kau tidak pernah.
- Aku merasa jijik dan mau muntah jika berada didekatnya. Badannya sangat bau seperti tak pernah mandi selama satu tahun.
- Sudahlah, jangan kau habiskan uangmu untuk membeli obat. Semua itu hanya sia-sia, kau terima saja kenyataan bahwa tinggi badanmu memang ditakdirkan dibawah rata-rata.
- Percuma saja dia sekolah tinggi-tinggi sampai jenjang S2. Ucapannya sangat kasar dan perilaku kurang ajarnya seperti orang yang tidak berpendidikan.
- Jangan bermimpi kau bisa menjadi menantu keluarga terhormat itu. Kau hanyalah anak dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan. Bahkan jadi pembantu mereka saja kau tidak akan diterima.
- Aku sangat kecewa padamu. Kau adalah teman yang selama ini ku anggap sudah seperti keluarga sendiri. Tetapi justru kau yang mampu mengkhianatiku layaknya seorang musuh bebuyutan. Pergilah kau dari hidupku, dasar pengkhianat!
- Dasar playboy kelas teri! Modal dompet tipis dan wajah standar saja kau sudah berani mempermainkan hati wanita.
- Kau benar-benar orang yang tidak tau terima kasih. Sudah menumpang dirumah ini, piring dan pakaian kotor bekas kau pakai kami juga yang membersihkan.
- Kalau aku punya adik seperti dia, pasti aku tidak akan mau mengakuinya. Dia benar-benar tidak tau sopan santun, seperti tidak punya orang tua dan keluarga saja.
- Apa kau yakin ingin tinggal di kawasan perumahan ini? Lihatlah sekelilingmu, lingkungannya sangat kotor dan tak terurus. Lingkungan disini tidak layak disebut sebagai kawasan perumahan tapi lebih seperti perkampungan kumuh.
- Apa kau serius ingin memperkenalkan dia pada orang tuamu? Lebih baik kau pertimbangkan kembali niatmu itu. Melihat penampilan dan cara berpakaiannya, aku yakin tidak ada orang tua yang akan mengizinkan anak gadisnya berhubungan dengan laki-laki seperti itu.
- Dasar pemalas, sudah siang begini kau baru bangun.
- Aku tidak selera mencicipi masakannya. Baunya saja tidak enak apalagi rasanya. Kasihan lidahku, bisa-bisa mati rasa karena mencicipi masakan itu.
- jenis jenis paragraf
- jenis jenis akronim
- jenis jenis kalimat aktif
- jenis jenis imbuhan
- penggunaan tanda pisah
- penggunaan tanda titik koma
- penggunaan tanda titik
- penggunaan tanda koma
- penulisan angka dan bilangan
- tata cara penulisan gelar
- tata cara penulisan catatan kaki
- fungsi kah lah tah pun
- fungsi kata tanya
- ciri ciri kata baku dan tidak baku
- ciri ciri kalimat fakta dan opini
Demikianlah pembahasan tentang contoh majas sarkasme. Semoga artikel ini bermanfaat.