Penggunaan Tanda Elipsis dan Tanda Penyingkat Apostrof dalam Bahasa Indonesia
Dalam penggunaan tanda baca, terdapat banyak sekali tanda baca yang ada dalam bahasa indonesia. Di artikel kali ini ada 2 (dua) tanda baca yang akan dibahas yaitu Penggunaan Tanda Elipsis dan Tanda Penyingkat Apostrof. Masing-masing tanda baca tersebut akan dijelaskan lebih lengkap dalam ulasan berikut ini.
Tanda Elipsis
Kata elipsis berasal dari bahasa yunani, yaitu elleipsis yang artinya “penghilangan”. Tanda baca elipsis adalah tanda baca yang berupa tiga buah titik yang berderet dimana menunjukkan jeda pada pembicaraan, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis), pikiran yang belum selesai atau pada akhir kalimat. Simbol dari tanda baca elipsis adalah ( … ).
Penggunaan Tanda Elipsis
Beberapa penggunaan tanda baca elipsis menurut EYD, diantaranya :
1. Digunakan dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus
Contoh :
- Kalau begitu … ya, ayo kita pulang
- Ayo … kita serang mereka!” teriak komandan pasukan.
- “Tetapi … ya sudahlah, tidak apa-apa,” katanya lirih.
- “Hmm … selanjutnya apa yang harus kita lakukan?” mata mereka bertatapan.
- Jadi … kita akan kembali ke toko buku itu lagi.
2. Digunakan dalam suatu kalimat/naskah dimana ada bagian yang dihilangkan
Contoh :
- … hari yang mencekam. Para pencuri itu tengah menyoroti rumah salah satu warga.
- Aku dan temanku akan pergi … Taman Bungkul Surabaya besok.
- Pengalaman kita … masih belum ada apa-apanya
- … selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
- Ibu baru pulang … pasar.
3. Digunakan dalam kalimat langsung (dialog) dan kalimat tidak langsung (karya sastra seperti puisi atau prosa).
Contoh pada kalimat langsung :
- Dalam murungnya dia berkata, “Aku … mau es krim, Bunda!”
- “Baiklah … Kita ke rumah Pak Togu sekarang.”
- “Mari … Ikut kami, Zul.” Sigapnya.
- “Ayo… lewat jalan belakang. Pencurinya lewat samping.”
- Sambil menghentikan dengan tongkatnya, “Jangan… dia lagi sakit.”
Contoh pada kalimat tidak langsung :
- Hening … dalam ruangan itu semua orang tertunduk.
- Suara … memekakkan telinga para audiens.
- Mungkin dia … pulang setelah hujan reda.
- Hanyalah kicauan burung di pagi … yang berbunyi.
- … kau lah yang selalu disebutnya.
Tanda Apostrof (Penyingkat)
Tanda apostrof disebut juga dengan tanda penyingkat. Menurut Oxford English Dictionary, kata apostrof berasal dari bahasa Yunani hē apóstrophos [prosōidía], yang artinya peniadaan bunyi dalam ucapan.
Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), tanda apostrof merupakan tanda baca yang menggunakan alfabet latin (tertentu) dengan menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Tanda apostrof disimbolkan dengan (‘) yaitu penutup tanda petik tunggal dan juga dengan simbol prima, meskipun memiliki fungsi yang berbeda.
Penggunaan Tanda Apostrof (Penyingkat)
Penggunaan tanda apostrof menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), diantaranya :
1. Sebagai Penghilangan bagian kata
Contoh :
- Senja ‘lah datang. (‘lah = telah)
- Ibu ‘kan kukabari. (‘kan = akan)
- Ayah ‘lum juga kembali. (‘lum=belum)
2. Sebagai Penghilangan bagian Tahun
Contoh :
- 11 Juli ’66 (’66 = 1966)
- September ’08 (’08 = 2008)
- Pembukaan UUD ’45 (’45 = 1945)
Demikianlah penggunaan tanda elipsis dan tanda penyingkat apostrof dalam bahasa Indonesia beserta contoh dan penjelasannya. Semoga dapat dipahami dengan baik dan bermanfaat.