Kata Majemuk – Konsep, Pengertian, Ciri dan Contoh
Tidak hanya soulmate, beberapa kata juga memiliki kecocokan tersendiri jika bersanding antara satu dengan yang lainnya. Kata-kata tersebut dalam aturan gramatikal bahasa indonesia disebut kata majemuk dan idiom. Keduanya memiliki perbedaan dan persamaan. Bagi anda yang ingin memahami lebih dalam, berikut penjelasanya.
Pengertian Kata Majemuk
Kata majemuk merupakan gabungan dua atau lebih morfem atau kata dasar yang mengandung satu makna atau pengertian baru. Kata-kata dalam kata majemuk tidak menonjolkan makna tiap kata. Namun kelompok kata itu secara bersama-sama membentuk suatu arti atau makna baru.
Ciri atau Karakter Kata Majemuk
Kata Majemuk memiliki ciri khas berikut:
- Gabungan kata – kata tersebut membentuk satu makna baru
- Gabungan kata – kata tersebut ke luar membentuk satu pusat yang fokus terhadap kesatuan gabungan kata itu, bukan dimaknai dengan masing-masing bagian yang membentuknya.
- Gabungan kata – kata tersebut walaupun dipisah maknanya tidak jauh berbeda dibandingkan ketika menjadi kata majemuk
- Umumnya terdiri dari dua kata dasar (tanpa imbuhan).
- Frekuensi (keseringan) pemakaiannya tinggi.
- Kebanyakan sifatnya endosentris yaitu terbentuk menurut hukum Diterangkan Menerangkan (DM).
Terkadang dalam menganalisa sebuah gabungan kata, kita akan menyelidiki lebih lanjut apakah gabungan kata itu termasuk kata majemuk atau termasuk idiom atau termasuk frasa. Berikut persamaan dan perbedaan ketiganya.
Persamaan kata majemuk, Idiom dan Frasa
- Ketiganya berjumlah lebih dari 1 kata atau lebih dari 1 morfem
- Dapat terbentuk dari gabungan kata benda + kata sifat, begitu sebaliknya.
- Dapat terbentuk dari gabungan kata benda + kata benda
- Dapat terbentuk dari gabungan kata benda + kata kerja
- Dapat terbentuk dari gabungan kata bilangan + kata benda
- Dapat terbentuk dari gabungan kata kerja + kata kerja
- Dapat terbentuk dari gabungan kata sifat + kata sifat
- Tidak dihubungkan dengan konjungsi
Perbedaan Kata Majemuk, Idiom, dan Frasa
KATA MAJEMUK | IDIOM | FRASA | |
---|---|---|---|
Dominasi kata | Tidak ada dominasi kata | melebur menjadi satu makna | kata berdiri sendiri |
Proses terbentuk | A+B = AB makna baru | A+B = C makna baru | A+B = AB bukan makna baru |
Contoh gabungan | akal budi | buah bibir | gunung tinggi |
Frekuensi kata | sering berdampingan | selalu berdampingan | tidak selalu |
Kridalaksana (1988:58) mendeskripsikan proses terbentuknya kata majemuk dan frasa sebagai berikut.
Proses Terbentuknya Kata Majemuk
kata majemuk merupakan gabungan antara kata dan kata atau leksem dan leksem,
contohnya kamar makan menciptakan makna baru yaitu ‘ruangan tempat makan’. Contoh kata majemuk tersebut merupakan perpaduan antara leksem kamar serta leksem makan. Begitu pula rumah sakit menjadi kata majemuk karena perpaduan antara leksem rumah serta leksem sakit.
Proses Terbentuknya Frasa
Berbeda proses terbentuknya kata majemuk yang menggabungkan leksem, Frasa terbentuk karena adanya konstruksi sintaktis.
Perbedaan antara kata majemuk, idiom, dan frasa.
Kata majemuk pada bentuk gabungan kata kerja (verba) atau kata benda (nomina majemuk), arti katanya masing-masing masih bisa ditelusuri meskipun kata-katanya dipadukan.
Contohnya, paduan terjun dan payung di digabungkan membentuk kata majemuk terjun payung. Arti setiap leksem dari gabungan terjun payung tersebut masih bisa ditelusuri dari makna morfem terjun
Dan morfem payung, terjun artinya ‘melakukan tindakan terjun dengan menggunakan alat seperti payung dari udara’.
Kata idiom pada bentuk gabungan, arti masing masing kata yang menyusunnya tidak bisa secara langsung dilihat dari masing masing kata yang telah digabungkan.
Contohnya, bentuk kata dasar naik dapat dipadukan dengan bentuk kata dasar darah sehingga membentuk kata idiom naik darah. Tetapi, penyatuan tersebut memunculkan makna baru terlepas dari arti tiap kata, baik kata dasar naik ataupun arti kata dasar darah. Makna dari kata naik darah tidak berhubunga dengan darah yang naik.
Perbedaan antara idiom dan kata majemuk dapat digambarkan dengan formula sebagai berikut.
Idiom: : kata A + kata B menciptakan makna C (terlepas dari arti tiap kata)
Kata Majemuk : kata A + kata B menciptakan makna AB (makna baru masih memiliki hubungan dengan arti setiap kata ).
Nomina (kata benda) majemuk atau verba (kata kerja) majemuk juga dapat dibedakan membentuk frasa nomina (frasa dari kumpulan kata benda) atau frasa verba (frasa dari kumpulan kata kerja).
Dalam verba (kata kerja) majemuk atau nomina (kata benda) majemuk, urutan komponen penyusunnya seakan-akan telah menyatu sehingga tidak bisa ditukarkan tempatnya.
Contohnya, bentuk gabungan dari saudara saudari tidak bisa digantikan dengan gabungan *saudari saudara; bentuk gabungan ayah ibu tidak bisa diganti dengan gabungan kata *ibu ayah.
Hubungan antar komponen pada kata kerja (verba) atau kata benda (nomina) majemuk sangat dekat sehingga tidak bisa terpisahkan oleh kata lain, sedangkan komponen pada frasa kata kerja (verba) atau frasa kata benda (nomina), hubungan dari kata-kata tersebut bersifat sintaktis.
Contohnya, paduan terjun payung ( kata majemuk) dan sudah terjun (frasa verba / kata kerja), hubungan sintaktis yang terdapat pada frasa verba / frasa kata kerja sudah terjun mengikuti aturan kaidah sintaktis salam konsepsi bahasa Indonesia, yakni kata dasar sudah (adverbia) mendahului kata dasar terjun (verba).
Sebuah nomina (kata benda) bisa diperluas ke kanan dan ke kiri untuk menjadi sebuah frasa.
Contohnya, Nomina / kata benda rumah bisa menjadi frasa kata benda / nomina lima buah rumah atau rumah yang mewah itu.
Klasifikasi Kata Majemuk Berdasarkan Metode Penulisannya
Berdasarkan metode penulisannya, kata majemuk diklasifikasikan menjadi dua :
- Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa merupakan kata majemuk yang metode penulisannya disatukan atau dirangkaikan. Seakan sudah melebur menjadi satu kata.
contohnya :
hulubalang (gabungan morfem hulu dan balang)
matahari (gabungan morferm mata dan hari)
bumiputra (gabungan morferm bumi dan putra)
airmata (gabungan morfem air dan mata)
- Kata majemuk non-senyawa
Kata majemuk non-senyawa merupakan kata majemuk yang metode penulisan morfem dasarnya tetap dipisah.
Contohnya :
Sapu tangan (terbentuk dari morfem sapu dan morfem tangan)
Kumis kucing (terbentuk dari morfem kumis dan morfem kucing)
Cerdik pandai (terbentuk dari morfem cerdik dan morfem pandai)
Klasifikasi Kata Majemuk Berdasarkan Kelas atau Golongan Kata Pembentuknya
Berdasarkan kelas kata pembentuknya, kata majemuk diklasifikasikan menjadi :
1. Kata majemuk yang terbentuk dari kata benda (nomina) + kata benda (nomina)
Misalnya: anak emas, kapal udara, sapu tangan, kiri kanan, Air bah, Air bersih, Air liur, Air mata, Air mineral, Air minum, Air pasang, Air payau, Air raksa, Air sadah, Air sebak, Air seni, Air suci, air mineral, akta kelahiran, alam baka, alam semesta, anggota badan.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata benda (nomina) + kata benda (nomina)
- Aku menaiki kapal udara dari Surabaya menuju Manokwari.
- Wildan menjadi anak mas di kantornya, sebab ia bekerja sangat disiplin.
- Alam semesta dan seisinya menjadi wujud keberadaan Sang Pencipta.
- Minumlah air bersih untuk menjaga imunitas tubuh.
- Bolehkah aku meminjam sapu tanganmu?
2. Kata majemuk yang terbentuk dari kata benda (nomina) + kata kerja (verba)
Misalnya: anak pungut, kapal terbang, meja makan, adi daya, akal budi, anak didik.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata benda (nomina) + kata kerja (verba)
- Terdapat beberapa ayam goreng di meja makan.
- Amerika masih menjadi negara adi daya.
- Meskipun Yanto seorang anak pungut, ia tetap percaya diri menatap kehidupan.
- SMP N 1 Groboagan memiliki puluhan anak didik baru.
3.Kata majemuk yang terbentuk dari kata benda (nomina) + kata sifat (adjektiva)
Misalnya: rumah sakit, orang tua, pejabat tinggi, arus mudik, adem ayem, akal sehat, anak haram, anak muda, arus balik.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata benda (nomina) + kata sifat (adjektiva)
- Rumah Sakit Umum Daerah Purwodadi Grobogan dipenuhi pasien penderita Deman Berdarah.
- Aku tak mampu menggunakan akal sehatku, ketika berhadapan dengannya.
- Anak haram tersebut dikucilkan oleh teman-teman sebayanya.
- Anak muda harus berkontribusi terhadap masyarakat di sekitarnya.
- Jalur pantura dipadati oleh pengguna jalan ketika arus mudik.
- Arus balik tahun ini naik hingga 20% dibanding tahun lalu.
4. Kata majemuk yang terbentuk dari kata sifat (adjektiva) + kata kerja (verba)
Misalnya: Salah guna, adil makmur.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata sifat (adjektiva) + kata kerja (verba)
- Penyalanhgunaan dosis obat generik bisa membahayakan tubuh manusia.
- Rakyat adil dan makmur merupakan contoh dari keberhasilan sebuah pemerintahan.
5. Kata majemuk yang terbentuk dari kata sifat (ajektiva) + kata benda (nomina)
Misalnya : Ahli bahasa, Ahli bedah, ahli bumi, ahli hadis, ahli hukum, ahli ibadah, ahli kitab, ahli negara, ahli nujum, ahli patung, ahli pikir, ahli purbakala, ahli sejarah, ahli sihir, ahli suluk, ahli tafsir, ahli kubur, ahli waris.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata sifat (adjektiva) + kata benda (nomina)
- Persengketaan ahli waris tersebut diajukan ke kejaksaan agama.
- Ahli sejarah mengungkap kebenaran penemuan fosil baru di Jawa.
- Ahli negara berpendapat bahwa Indonesia dilanda krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
6. Kata majemuk yang terbentuk dari kata sifat (adjektiva) + kata sifat (adjektiva)
Misalnya: cerdik pandai, tua muda, besar kecil, acuh tak acuh, adi daya.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata sifat (adjektiva) + kata sifat (adjektiva)
- Kancil memang mendapat sebutan sebagai hewan yang cerdik dan pandai dalam cerpen.
- Amerika tetap menjadi negara adi daya bahkan setelah perang dingin selesai.
- Kartun Bang Jarwo digemari semua kalangan baik tua maupun muda.
- Guru honorer tidak memandang besar kecilnya gaji yang ia dapatkan, melainkan tersalurkannya ilmu yang mereka punyai.
7. Kata majemuk yang terbentuk dari kata kerja (verba) + kata kerja (verba)
Misalnya: maju mundur, naik turun, tinggi rendah, keluar masuk, pulang pergi, bolak balik, pecah belah, sepak terjang, budi pekerti, tipu daya, akad nikah.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata kerja (verba) + kata kerja (verba)
- Naik turunnya kurs mata uang dolar terhadap rupiah mempengaruhi harga saham.
- Penderita HIV keluar masuk rumah sakit beberapa minggu terakhir ini.
- Gelas berbahan kaca tetap diminati walaupun merupakan barang pecah belah.
- Rudi memesan tiket online pulang pergi pesawat Garuda Indonesia.
8. Kata majemuk yang terbentuk dari kata kerja (verba) + kata benda (nominal)
Misalnya : agenda rapat, Akad nikah, alih bahasa, angkat kaki
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata kerja (verba) + kata benda (nomina)
- Kedua mempelai tersebut melangsungkan akad nikah di KUA Kecamatan Grobogan
- Anak kecil itu angkat kaki dari rumah setelah diusir orang tuanya.
- Penerjemah itu melakukan alih bahasa Korea-Indonesia.
9. Kata majemuk yang terbentuk dari kata kerja (verba) + kata sifat (ajektiva)
Misalnya : Amar makruf
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata kerja (verba) + kata sifat (ajektiva)
Kita wajib melaksanakan amar makruf nahi munkar.
10. Kata majemuk yang terbentuk dari kata bilangan (numeralia) + kata benda (nomina)
Misalnya: dwiwarna, pancaindera, sapta marga, pra jabatan, paska bencana, pancasila, Setengah abad
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata bilangan (numeralia) + kata benda (nomina)
- Perusahaan tersebut telah berdiri setengah abad yang lalu.
- Indonesia memiliki bendera dwiwarna, yaitu merah dan putih.
- CPNS kabupaten grobogan melaksanakan prajabatan bulan November ini.
- Vietnam porak poranda paska bencana badai Nargis.
- Ardi sedang menghafalkan simbol-simbol pancasila.
11. Kata majemuk yang berbentuk dari kata bilangan (numeralia) + kata kerja (verba)
Misalnya : satu padu, serba salah.
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata bilangan (numeralia) + kata kerja (verba)
- Beberapa buruh itu bersatu padu menggelar demonstrasi.
- Semua yang dia lakukan untuk kekasihnya dianggap serba salah.
12. Kata majemuk yang terbentuk dari kata keterangan (adverbia) + kata benda (nominal)
Misalnya : abad keemasan, acap kali, alat dapur, alat ukur, aneka warna
Contoh penggunaan Kata majemuk yang terbentuk dari kata keterangan (adverbia) + kata benda (nominal)
- Islam mencapai abad keemasan ketika pemerintahan Daulah Abasyiyah
- Acap kali pendapat pribadiku tidak kamu hiraukan.
- Mainan beraneka warna itu laku keras di pasaran.
- Bunda membeli berbagai alat dapur.
Klasifikasi Kata Majemuk Ditinjau dari Segi Hubungan Kata Pembentuknya.
Berdasarkan hubungan kata pembentuknya kata majemuk dibedakan menjadi empat meliputi :
- Kata majemuk yang kata pertamanya merupakan sebuah awalan (prefiks). Misalnya : pra jabatan, pra sarana, pribumi, tanadil, prasejarah, swasembada, miskomunikasi, swalayan, swadaya
- Kata majemuk yang kata pertamanya menjadi pangkal kata. Misalnya : kapal udara, rumah sakit, meja belajar.
- Kata majemuk yang kata keduanya menjadi pangkal kata. seperti: bumiputra, mahasiswa, purbakala, mahaguru
- Kata majemuk yang kata pertamanya memiliki hubungan setara / sederajat dengan kata keduanya. seperti besar kecil, naik turun, pulang pergi, sanak saudara
Terimakasih sudah membaca, semoga pembahasan mengenai kata majemuk di atas memberi pencerahan bagi anda yang masih belum memahami perbedaannya dengan gabungan kata yang lain seperti idiom dan frasa. semoga bermanfaat.