Cara Membedakan Pelengkap dan Keterangan dalam Kalimat Bahasa Indonesia – Dalam Bahasa Indonesia, kalimat merupakan satuan bahasa terkecil untuk mengungkapkan pikiran baik dalam wujud lisan maupun tertulis. Dan dalam suatu kalimat yang sempurna terdiri beberapa unsur yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Setiap unsur ini memiliki kekhasan masing-masing. Jabatan subjek dan predikat adalah yang paling penting dalam suatu kalimat. Subjek adalah pelaku predikat. Sedangkan predikat adalah kata kerja, dan objek adalah hal yang dikenai kata kerja. Unsur subjek dan predikat adalah dua unsur yang wajib ada untuk diakui sebagai sebuah kalimat.
Unsur pelengkap dan keterangan merupakan unsur fungsional dalam sebuah kalimat. Kedua unsur ini sebenarnya hampir sama karena keduanya dapat berupa nomina atau frasa nomina, melengkapi unsur predikat, dan terletak di belakang verba. Walaupun memiliki beberapa kesamaan, bukan berarti unsur pelengkap dan keterangan adalah unsur yang sama. Keduanya masih memiliki perbedaan. Untuk membedakan antara pelengkap dan keterangan, dapat diperhatikan dari ciri-ciri kedua unsur tersebut. Berikut dipaparkan ciri-ciri pelengkap dan keterangan.
Pelengkap
Pelengkap sering juga disebut sebagai komplemen. Unsur kalimat ini berfungsi untuk melengkapi unsur kalimat lainnya seperti subjek, predikat, dan ojek. Berikut adalah ciri-ciri dari pelengkap:
1. Pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek
Objek dapat berubah menjadi subjek jika kalimat yang memuat objek tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Berbeda dengan objek, pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut:
- Ibu membuatkan adik bubur ayam ketika sakit.
Pada kalimat di atas, terdapat dua kelompok kata yang dapat berperan sebagai pelengkap yaitu “adik” dan “bubur ayam”. Untuk memeriksa kata mana yang berperan sebagai pelengkap maka kita harus memeriksa masing-masing kata tersebut dengan mengubahnya sebagai subjek.
- Ketika sakit, adik dibuatkan bubur ayam oleh ibu.
- Ketika sakit, bubur ayam dibuatkan adik oleh ibu.
Berdasarkan kedua kalimat tersebut, kalimat pertama merupakan kalimat yang sesuai. Berbeda dengan kalimat kedua yang merupakan kalimat yang sesuai alias tidak ada keanehan arti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “bubur ayam” berperan sebagai pelengkap dan “adik” berperan sebagai objek.
2. Unsur pelengkap dapat berupa nomina, frasa, ataupun klausa
Unsur pelengkap dalam sebuah kalimat dapat berupa nomina, frasa ataupun klausa. Perhatikan contoh berikut:
- Ayah membelikan adik sepeda baru.
Pada kalimat di atas terdapat dua buah nomina yaitu adik dan sepeda baru. Untuk menentukan nomina mana yang merupakan pelengkap, maka harus ditentukan nomina mana yang berfungsi sebagai subjek ketika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Nomina yang dapat menjadi subjek pada kalimat pasif tergolong sebagai objek, dan nomina yang tidak dapat menjadi subjek pada kalimat pasif tergolong sebagai pelengkap. Perhatikan kalimat berikut:
- Nomina “adik” : Adik dibelikan sepeda baru oleh ayah
- Nomina “sepeda baru” : Sepeda baru dibelikan adik oleh ayah
Berdasar dua kalimat di atas, terlihat bahwa nomina “sepeda baru” tidak bisa berperan sebagai subjek dalam kalimat pasif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nomina “sepeda baru” adalah pelengkap. Contoh kalimat dengan dengan menggunakan pelengkap berupa frasa dan klausa adalah sebagai berikut:
- Para pejuang itu bersenjatakan bambu runcing. (frasa “bambu runcing” berkedudukan sebagai pelengkap)
- Ayah berpendapat bahwa semua anaknya harus bekerja keras. (klausa “bahwa semua anaknya harus bekerja keras” berkedudukan sebagai pelengkap)
3. Posisinya di belakang predikat
Dalam suatu kalimat, letak pelengkap dapat berbeda-beda. Pelengkap dapat terletak persis di belakang predikat atau di belakang objek (jika ada unsur objek setelah predikat). Contoh:
- Bu Rahmi berjualan ketupat tahu.
S P Pel
- Pak Anwar bercucuran keringat.
S P Pel
- Pemerintah memberikan rakyat miskin bantuan langsung tunai.
S P O Pel
- Tina mengajarkan Anto bahasa Arab.
S P O Pel
Dua contoh pertama memperlihatkan pelengkap terletak persis di belakang predikat, sedangkan dua contoh selanjutnya memperlihatkan pelengkap terletak di belakang predikat tetapi setelah objek.
Keterangan
Keterangan adalah unsur dalam kalimat yang berfungsi untuk menerangkan keseluruhan bagian kalimat. Adanya keterangan pada suatu kalimat akan menjelaskan bagaimana, kapan, dan dimana peristiwa dalam kalimat tersebut. Suatu keterangan dapat terletak dimana saja. Ciri-ciri dari keterangan adalah:
1. Jenis-jenis keterangan
Keterangan dalam suatu kalimat dapat berupa:
Jenis Keterangan | Contoh |
---|---|
Tempat | di rumah, di sekolah, di kantor |
Waktu | pagi tadi, tadi malam, ketika hujan |
Alat | menggunakan pisau, dengan traktor |
Cara | dengan santai, dengan bersemangat |
Tujuan | supaya sadar, agar cepat |
Penyerta | bersama keluarga, ditemani temannya |
Syarat | asalkan dia ikut |
Posesif | meskipun sakit, walaupun terlambat |
Contoh kalimat yang memuat unsur keterangan adalah:
- Ibu berbelanja kebutuhan rumah di pasar.
- Pagi tadi Reno memutuskan pergi dari rumah.
- Ratna memotong pengikat kakinya menggunakan pisau.
- Pemerintah menanggapi isu makar dengan santai.
- Tiwi memutuskan ikut rekreasi asalkan ibunya turut serta.
2. Penjelas dalam suatu kalimat
Berbeda dengan pelengkap yang tidak terlalu menambah kejelasan dalam kalimat, keterangan justru sebagai sebuah penjelas. Dengan adanya kalimat, suatu kalimat menjadi mempunyai makna lebih. Keterangan akan membuat kalimat menjadi lebih bermakna. Contoh:
- Ayah mengirimi ibu surat permintaan maaf.
- S P O Pel
- Dua hari yang lalu Ayah mengirimi ibu surat permintaan maaf.
- K-waktu S P O Pel
Kalimat kedua tersusun dengan pola K-S-P-O-Pel. Secara spesifik, jenis keterangan yang digunakan adalah keterangan waktu. Berbeda dengan kalimat pertama dengan susunan pola S-P-O-Pel, informasi yang ada dalam kalimat kedua (memuat unsur keterangan) menjadi lebih lengkap. Pada kalimat kedua tidak hanya menginformasikan bahwa ayah mengirim surat untuk ibu, akan tetapi juga menginformasikan kapan surat tersebut dikirim.
3. Letaknya dapat berpindah-pindah
Unsur keterangan tidak dibatasi terkait tata letaknya. Keterangan dapat diletakkan baik di awal atau akhir kalimat. Penempatan keterangan dengan letak yang berbeda tidak akan mengubah makna kalimat. Perhatikan contoh berikut:
- Meskipun sakit Ibu tetap memasak untuk kami.
- K S P Pel
- Pak Camat memimpin sosialisasi di balai desa.
- S P O K
- Bayi harus minum ASI selama dua tahun.
- S P O K
- macam macam imbuhan konfiks
- jenis jenis imbuhan
- majas simile
- majas paradoks
- tata cara penulisan gelar
- paragraf argumentasi
- tata cara penulisan catatan kaki
- paragraf narasi
- perbedaan puisi dan sajak
- jenis jenis sajak
- kalimat nomina dan kalimat verba
- contoh kalimat imperatif
- kalimat imperatif deklaratif dan interogatif
- ciri ciri kalimat pasif
- penggunaan tanda titik
- penggunaan tanda kurung dan tanda kurung siku
Sekian penjelasan mengenai cara membedakan pelengkap dan keterangan dalam kalimat bahasa Indonesia. Semoga uraian dalam artikel ini dapat berguna bagi proses belajar para pembaca sekalian. Terima kasih.