4 Contoh Paragraf Analogi tentang Sosial Budaya dalam Bahasa Indonesia
Contoh Paragraf Analogi tentang Sosial Budaya dalam Bahasa Indonesia – Sebelumnya, kita telah mengetahui beberapa contoh paragraf analogi singkat. Kali ini, kita akan mengetahui beberapa contoh paragraf analogi, di mana untuk kali ini contoh paragraf analogi yang disajikan dengan tema khusus, yakni sosial budaya. Tema tersebut merupakan salah satu faktor terbentuknya jenis-jenis pergeseran makna, seperti makna ameliorasi, makna peyorasi dan contohnya, makna generalisasi, makna spesialisasi, makna sinestesia dan contohnya, serta contoh makna asosiasi.
Adapun contoh paragraf analogi tentang sosial budaya dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
Contoh 1 :
Arus informasi yang kian meriak membuat masyarakat menjadi kebingungan seperti orang yang hilang arah. Hal itu disebabkan arus informasi yang meriak itu membuat masyarakat tidak bisa membedakan mana informasi yang valid dan mana yang tidak valid. Perlu sejumlah cara agar informasi-innformasi tersebut tidak membuat masyarakat semakin bingung. Mengklarifikasi setiap informasi yang masuk, serta kritis dan selektif terhadap sumber informasi yang ada adalah beberapa cara yang bisa dilakukan agar masyarkat tidak menjadi seperti orang yang hilang arah.
Contoh 2 :
Tingkah remaja di masa kini seperti layaknya kacang yang lupa akan kulitnya, di mana remaja-remaja masa kini lebih condong menganut budaya barat dibanding budaya sendiri. Yang lebih parah, budaya barat yang dianut tersebut justru adalah budaya-budaya yang negatif, seperti narkoba, mambuk-mabukkan, dan sebagainya. Penyebab dari hal tersebut adalah karena kurangnya kemamampuan para remaja dalam menyerap kebudayaan barat, serta kurangnya mereka dalam menyerap nilai-nilai moral yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Menerapkan nilai budaya lokal dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari, bisa menjadi solusi agar para remaja tidak seperti kacang yang lupa akan kulitnya.
Contoh 3 :
Semut di kejauhan kelihatan, sedangkan gajah di mata tidak nampak adalah peribahasa yang sangat cocok untuk mengumpamakan pola komunikasi masyarakat saat ini. Bagaimana tidak, masyarakat Indonesia saat ini begitu sering mengobrol dengan orang lain yang letaknya lebih jauh secara geografis dibdaning berkomunikasi dengan orang yang ada di dekatnya. Hal itu dikarenakan menjamurnya media sosial di era sekarang ini yang memang mempunyai keunggulan dalam komunikaasi jarak jauh. Memang tidak salah berkomunikasi dengan orang lain yang ada di kejauhan, namun alangkah lebih bijak jika masyarakat juga mampu melakukan komunikasi dengan orang-orang terdekatnya. Dengan begitu, peribahasa semut di kejauhan kelihatan, sedangkangajah di mata tidak nampak pelahan akan meluntur dari masyarakat.
Contoh 4 :
Budaya hidup bersahaja di zaman ini kini seperti sebuah barang langka. Bagaimana tidak, masyarakat di zaman kini sudah mulai menjunjung tinggi budaya hidup mewah dan boros. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang yang menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli sesuatu yang sebetulnya bukanlah kebutuhan utamanya. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan adanya pergeseran sosial budaya ini adalah karena adanya westernisasi dan kecanggihan teknologi yang justru melenakkan masyarakat. Dengan demikian, budaya hidup bersahaja pun menjadi seperti sebuah barang langka. Padahal, udaya hidup bersahaja merupakan salah satu budaya luhur negeri ini yang telah dipraktikan oleh para leluhur maupun tokoh-tokoh nasional Indonesia pada zaman dahulu.
Contoh-contoh di atas hanya segelintir dari contoh paragraf analogi tentang sosial budaya dalam bahasa Indonesia. Pembaca bisa mengembangkan dan mengkreasikan sendiri contoh paragraf analogi yang diinginkan. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan pembaca sekalia dalam ranah bahasa Indonesia. Sekian dan terima kasih.