Sponsors Link

Contoh Teks Eksplanasi dalam Bahasa Indonesia

Mendengar kata eksplanasi yang akan muncul dalam benak kita kemungkinan adalah tentang adanya sebuah peristiwa. Ya, teks eksplanasi lebih sering berkaitan dengan terjadinya sebuah peristiwa dan diterangkan melalui teks secara akurat. Pernyataan mengenai teks eksplanasi tersebut tidaklah salah karena memang demikian adanya. Berbagai ciri khas yang ditampakan pada teks eksplanasi selalu dikolaborasikan dengan kejadian, terutama kejadian alam. Melalui artikel berikut, akan dijelaskan mengenai pengertian atau definisi teks eksplanasi menurut ilmu kebahasaan. Mari kita simak bersama!

Pengertian Teks Eksplanasi

Pengertian teks eksplanasi secara umum diartikan sebagai suatu teks yang membahas tentang “mengapa” dan “bagaimana”. Definisi tersebut kemudian dijelaskan kembali dalam ebberapa literatur bahasa bahwa teks eksplanasi adalah sebuah teks yang menjelaskan atau menerangkan mengenai suatu peristiwa terjadi, baik peristiwa alam maupun social. Dari pengertian tersebut maka bisa dimengerti sebab teks eksplanasi selalu ditemukan dalam bentuk penjelasan peristiwa alam.

Eksplanasi merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris “explanation” yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia bermakna “menjelaskan”. Dari istilah tersebut maka muncul definisi bahwa teks eksplanasi adalah suatu teks yang berisikan proses yang berhubungan dengan fenomena alam, social, budaya, dan ilmu pengetahuan. Jadi, jelaslah sudah bahwa teks eksplanasi memang dikaitkan dengan berbagai gejala yang terjadi dalam hidup manusia dari segala aspek.

Struktur Kebahasaan Teks Eksplanasi

Teks yang merupakan media bagi seseorang untuk mengungkapkan dan menjelaskan segala sesuatu memang mengandung unsure tertentu. Hal tersebut adalah ciri utama dari kaidah dalam bahasa Indonesia, dimana setiap teks tertentu pasti memiliki struktur kebahasaan untuk membedakannya dengan jenis teks yang lain. Berikut ini adalah struktur kebahasaan dalam teks eskplanasi.

  • Pernyataan umum, merupakan suatu paragraf yang menyatakan penjelasan mengenai fenomena atau kejadian yang akan diterangkan pada tekks tersebut. Pada tahap ini, penulis akan menyatakan pendapat umum, memberikan sedikit gambaran mengenai suatu fenomena tersebut, atau dengan kata lain memperkenalkan jenis fenomena yang akan dibahas.
  • Penjelas, pada tahap ini tulisan akan mendetailkan beberapa hal yaitu jawaban dari pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” kejadian tersebut bisa terjadi. Biasanya pada bagian ini penjelasan akan lebih banyak atau lebih dari dua paragraf.
  • Interpretasi, yang dimaksud dengan interpretasi adalah sebuah pendapat yang bersifat opsional dari penulis teks mengenai peristiwa yang sedang dibahasnya itu. Hal tersebut bukan sebuah keharusan, akan tetapi sangat mendukung teks eksplanasi tersebut secara umum jika dibaca oleh orang lain.

Pada ketiga struktur teks eksplanasi tersebut harus memiliki ciri yang disematkan pada masing-masing skema. Pada pernyataan umum misalnya, harus disajikan secara ringkas dan menarik sehingga pembaca semakin penasaran untuk mengetahui hal yang akan dijelaskan. Sementara pada skematik selanjutnya yaitu penjelas, diharapkan untuk tersaji secara detail dan akurat. Pada bagian terakhir yang tidak harus ada, diharapkan teks bisa disajikan dengan kalimat interpretasi yang membuat pembaca semakin ingin tahu dan mencari referensi berikutnya.

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Beberapa ciri-ciri teks eksplanasi yang bisa tampak agar mudah dikenali yaitu :

  • Bersifat fokus pada hal yang umum
  • Banyak menggunakan istilah ilmiah
  • Memakai kata kerja material dan relasional, konjungsi waktu dan kausalitas
  • Kalimatnya pasif
  • Bertujuan untuk menjustifikasi bahwa sebuah peristiwa itu benar adanya

Contoh Teks Eksplanasi

1. Banjir

Banjir adalah sebuah peristiwa alam yang berupa meluapnya air ke daratan. Peristiwa ini biasanya muncul di kota-kota besar seperti yang banyak terjadi di wilayah Indonesia. Secara singkat banjir dapat diartikan sebagai peristiwa meluapnya air dalam jumlah yang besar dan menerjang suatu daerah. Biasanya banjir yang terjadi di kota-kota besar disebabkan karena meluapnya air sungai yang sudah tidak mampu lagi menampung air dalam jumlah besar. Secara definisi, banjir diartikan sebagai kondisi permukaan air yang sudah melebihi batasan normal. Dari beberapa pengertian tersebut, bisa disimpulkan secara singkat bahwa banjir merupakan suatu bencana alam yang wajib untuk ditanggulangi, terutama di wilayah perkotaan.

Munculnya banjir dalam suatu wilayah bisa disebabkan oleh dua faktor pemicu. Pertama, dikarenakan adanya faktor alam. Faktor alam yang dimaksudkan disini adalah terjadinya curah hujan sangat tinggi pada suatu daerah, atau letak daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. Kedua, dikarenakan adanya faktor manusia. Faktor manusia, seperti yang banyak kita ketahui adalah kesalahan manusia yaitu penebangan hutan, serta kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Kedua faktor pemicu banjir tersebut mengakibatkan air yang datang menjadi tersumbat serta meluap ke pemukiman penduduk.

Berbagai kerugian bisa ditimbulkan oleh banjir. Kerugian ini pada akhirnya memunculkan jumlah kemiskinan yang semakin meningkat. Selain harta benda yang hilang akibat banjir, belum terhitung kerugian lain seperti terkendalanya transportasi, dan memicu munculnya penyakit seperti diare atau penyakit kulit yang semakin meraja lela. Bahkan tidak jarang banjir juga bisa menyebabkan hilangnya nyawa manusia jika terjadi secara besar-besaran. ‘
Sebagai manusia yang harusnya peduli mengenai beragam risiko banjir tersebut sudah semestinya dimulai gerakan untuk menggalakan berbagai kegiatan pencegah banjir. Mulai dari penghijauan, perbaikan saluran air, serta yang paling penting adalah menghilangkan kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Dengan begitu, diharapkan banjir tidak akan melanda pemukiman warga lagi.

Keterangan:
Paragraf pertama merupakan pernyataan umum.
Paragraf kedua dan ketiga adalah penjelas.
Paragraf keempat adalah penutup yang berisi pendapat atau interpretasi.

2. Petir

Mendengar kata petir pasti akan teringat suara yang dihasilkan setelah kilatan petir tersebut muncul di langit. Fenomena ini merupakan bagian dari peristiwa alam yang seringkali diikuti oleh hujan serta awan kelabu. Secara ilmiah petir termasuk dalam gejala peristiwa alam yang berkaitan dengan salah satu ilmu fisika yaitu mengenai listrik statis. Jadi, aliran listriklah yang menyebabkan petir muncul disertai dengan suara gemuruh sesaat setelahnya.

Petir dikarenakan adanya pemuaian udara dalam waktu singkat yang dilalui oleh bunga api listrik. Bunga api listrik ini lebih besar muatannya ketika hujan atau awan sedang tebal sehingga wajar jika semakin gelap awan atau semakin derasnya hujan, intensitas besarnya gemuruh akan semakin keras terdengar. Jika disimak kembali, petir terjadi saat hujan atau mendung karena udara ketika waktu tersebut banyak mengandung air. Tingginya kandungan air dalam udara akan membuat arus listrik lebih cepat mengalir dan menurunkan daya isolasinya.

Pada umumnya, petir mempunyai 4 hingga lima jalur dikarenakan proses ionisasi. Dari peristiwa inilah yang pada akhirnya membuat petir terdengar lebih lama beberapa saat setelah terjadinya kilatan cahaya dengan kekuatan petir rata-rata sekitar 20.000 Ampere. Dari penjelasan tersebut akhirnya terjawab pertanyaan tentang sebab bunyi gemuruh yang baru terdengar setelah cahaya terlebih dulu muncul di permukaan langit. Hal tersebut karena proses ionisasi dari gelombang listrik dan pemuaian udara dari proses terjadinya petir yang membutuhkan waktu sekitar lebih kurang 0,004-0,005 second.

Keterangan:
Paragraf pertama merupakan pernyataan umum.
Paragraf kedua adalah penjelas.
Paragraf ketiga adalah penutup yang berisi pendapat atau interpretasi.

3. Bencana Longsor

Bencana Longsor merupakan salah satu jenis peristiwa alam yang cukup banyak terjadi di kawasan Asia. Jika didefinisikan, longsor merupakan bentuk peristiwa pergerakan tanah atau geologi yang ditimbulkan dari adanya pergerakan batuan atau tanah yang terdiri dari beragam tipe. Menurut penelitian, terjadinya tanah longsor ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu kondisi material bebatuan serta penyebab pergerakan batuan tersebut.

Kondisi alam di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan secara garis besar jarang menimbulkan longsor yang signifikan. Material tanah di perkotaan secara umum masih dibuat dengan kokoh sehingga terkadang hanya menimbulkan keretakan di beberapa sisi saja. berbeda halnya dengan kawasan pedesaan yang material batunya masih dikenal rapuh dan tidak kokoh. Seperti yang diketahui, di pedesaan merupakan wilayah dengan pembangunan yang seadanya, bahkan cenderung tertinggal karena mata pencaharian utama penduduknya adalah berasal dari tanah yang masih belum dipoles dengan kokohnya aspal.

Terjadinya bencana longsor juga bisa dikarenakan ulah manusia yang ilegal seperti penebangan hutan dan pembangunan gedung bertingkat. Jika di perkotaan tanah ambles disebabkan karena banyaknya pembangunan gedung bertingkat, di pedesaan banyak disebabkan karena illegal logging. Ketiadaan pohon untuk tempat penyerapan air saat curah hujan tinggi akan berakibat timbulnya rongga tanah. Jika dibiarkan terlalu lama terkena air, maka rongga tanah tersebut akan membuat celah lebih besar dan menimbulkan gerakan lateral. Secara otomatis, saat curah hujan tinggi beserta angin yang kencang bisa berakibat pohon tumbang diikuti dengan fenomena longsor tanah tersebut.

Sebagai manusia yang diciptakan memiliki akal setidaknya penting bagi semua masyarakat untuk menyadari betapa pentingnya keberadaan pohon dan hutan di sekitar kita. Terlebih lagi, pohon yang sudah ditebang sudah semestinya mendapatkan penggantian untuk mempersiapkan masa depan lebih baik dan tidak lagi cemas dengan bencana longsor. Pengawasan illegal logging juga harus dilakukan bersama oleh seluruh lapisan masyarakat untuk menghindari bencana serupa yang merugikan nantinya.

Keterangan:
Paragraf pertama adalah pernyataan umum.
Paragraf kedua dan ketiga merupakan suatu penjelas.
Paragraf keempat adalah penutup yang berisi pendapat serta interpretasi.

4. Pengangguran di Kota

Fenomena sosial yang seringkali terlihat di perkotaan adalah banyaknya pengangguran. Pengangguran di wilayah perkotaan sudah menjadi pemandangan yang lumrah karena memang tidak semua orang yang hidup di kota mampu memenuhi syarat untuk bisa bekerja. Pemandangan semacam ini sudah menjadi ciri khas perkotaan yang sebetulnya adalah masalah besar dan pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat. Penanganan untuk mengatasi banyaknya pengangguran sudah dilakukan tidak hanya sekali, namun hal tersebut masih saja menjadi masalah tahunan yang tidak bisa diselesaikan keseluruhan.

Masalah pengangguran tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di banyak negara lain yang berkembang pesat. Angka pengangguran yang semakin tinggi setiap tahun ini juga dikarenakan proses urbanisasi tidak terkontrol yang dilakukan sekelompok penduduk desa yang ingin mengadu nasib di kota. Perjuangan kehidupan yang keras di perkotaan banyak tidak disadari oleh mereka, atau banyak juga mereka yang acuh dan memilih tetap ke kota untuk berjudi nasib.

Alasan yang beragam tersebut juga diimbangi dengan faktor pendidikan yang tidak merata. Banyak diantara penduduk pendatang yang tiba di kota hanya berbekal ijazah Sekolah Menengah Atas yang pasti kalah bersaing dengan mereka yang telah lulus di tahap Strata 1. Tidak hanya masalah pendidikan, beberapa faktor seperti nepotisme jabatan juga masih menjadi kerikil bagi pengangguran saat melamar suatu pekerjaan. Perusahaan atau instansi lebih tertarik mempekerjakan mereka yang sudah berpengalaman atau mereka yang punya koneksi orang dalam. Hasilnya, hanya sebagian dari penduduk pendatang yang bisa masuk kriteria perusahaan atua instansi tersebut.

Hal yang demikian ini agaknya menjadi permasalahan bagi pemerintah pusat untuk menyediakan semakin banyak lapangan pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing. Selain itu, mengadakan seleksi sesuai kemampuan untuk mengurangi adanya nepotisme di kalangan instansi akan lebih menguntungkan bagi pengangguran yang sudah mencoba mengadu nasibnya di kota-kota besar.

Keterangan:
Paragraf pertama berisi tentang pernyataan umum mengenai pengangguran
Paragraf kedua dan ketiga merupakan bentuk paragraf penjelas mengenai faktor penyebab pengagguran.
Paragraf ketiga berisi mengenai interpretasi dalam mengurangi pengangguran.

5. Gerhana Bulan

Gerhana bulan adalah sebuah peristiwa alam yang cukup sering terjadi di wilayah Indonesia. Secara ilmiah gerhana bulan didefinisikan sebagai peristiwa bulan saat beroposisi dengan matahari. Akan tetapi, tidak selalu oposisi bulan terhadap matahari tersebut akan memunculkan fenomena gerhana. Terjadinya gerhana bulan hanya bisa disaksikan apabila bulan berada di titik nude, yaitu dua titik yang terbentuk dari perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika.

Sebagian besar gerhana bulan masih tetap memperlihatkan wujud bulan di permukaan langit. Secara umum hal ini lumrah terjadi karena sinar matahari yang berbelok ke arah bulan memiliki spectrum berwarna kemerahan yang mengakibatkan sinar bulan masih tampak meskipun sedikit berwarna lebih gelap. Bisa juga spectrum kemerahan yang dibelokkan tersebut memunculkan warna jingga atau cokelat pada bulan yang dilihat dari bumi.

Mengamati peristiwa gerhana bulan diyakini aman-aman saja meskipun dilakukan dengan mata telanjang. Apalagi bagi sebagian umat Muslim yang ada di Indonesia, peristiwa langka semacam ini dijadikan sebagai momentum untuk melaksanakan ibadah sholat gerhana secara serentak atau sholat Khusuf.

Peristiwa gerhana bulan juga banyak dinanti masyarakat karena tidak terjadi setiap hari, dan memunculkan fenomena yang menarik diatas langit. Jika dilihat dari bumi, kemungkinan hanya tampak rona merah saja di sebagian penampakan bulan. Pada proses ini bayangan bumi telah menutupi penampang bulan, dan kejadian tersebut bisa berlangsung selama beberapa menit bergantung pada letak sinar matahari yang terhalang oleh bumi saat menuju ke bulan.

Keterangan:
Paragraf pertama adalah bentuk pernyataan umum.
Paragraf kedua dan ketiga adalah bentuk penjelas mengenai gerhana dan terjadinya gerhana.
Paragraf keempat merupakan penutup yang berisi pendapat serta interpretasi.

Demikianlah beberapa contoh teks eksplanasi dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.

, , , , , , ,
Post Date: Monday 07th, August 2017 / 04:00 Oleh :
Kategori : teks berita