4 Jenis-Jenis Pantun Berdasarkan Bentuknya dalam Bahasa Indonesia
Jenis-Jenis Pantun Berdasarkan Bentuknya dalam Bahasa Indonesia – Sebelumnya, kita telah mengetahui jenis-jenis pantun berdasarkan isinya, di mana jenis-jenis pantun ini terdiri atas contoh pantun anak, contoh pantun agama, contoh pantun jenaka, contoh pantun nasihat, contoh pantun cinta, contoh pantun teka-teki dan jawabannya, dan lain sebagainya. Kali ini, kita juga akan membahas jenis-jenis pantun lainnya, yaitu jenis-jenis pantun berdasarkan bentuknya.
Dilansir dari laman Wikibuku, jenis-jenis pantun berdasarkan bentuknya terdiri atas:
1. Pantun Biasa
Adalah jenis pantun yang bentuknya sesuai dengan ciri-ciri pantun pada umumnya. Contoh:
(1) Percuma punya bunga cempaka
Kalau tak pernah dimamah biak
Percuma jadi si cendekia
Jikalau punya watak yang tamak
(2) Di tengah hutan ada si kancil
Tengah berjalan bersama lutung
Menabung mulai semenjak kecil
Saat dewasa mendapat untung
2. Seloka
Adalah jenis pantun yang terdiri atas dua bait atau lebih. Setiap baris kedua dan keempat di bait pertama pantun seloka akan menjadi baris pertama dan ketiga di bait selanjutnya. Nama lain dari pantun ini adalah pantun berkait. Berikut pantun seloka atau pantun berkait dan contohnya dalam bahasa Indonesia:
Untuk apa punya belati
Jika tidak pernah diasah
Untuk apa beranak bini
Jika tidak dikasih nafkah
Jika tidak pernah diasah
Si belati akan menumpul
Jika tidak dikasih nafkah
Nanti dapur takkan mengepul
3. Talibun
Merupakan jenis pantun yang terdiri dari 6, 8, atau 10 baris. Jika Talibun terdiri atas 6 baris, maka 3 baris pertama harus merupakan sampiran dengan pola rima akhir a-b-c- dan tiga baris sisanya adalah isi dengan pola rima yang sama. Jika terdiri dari 8 baris, maka 4 baris awal adalah sampiran berima akhir a-b-c-d dan sisanya adalah isi dengan pola rima yang sama. Pola serupa juga berlaku pada talibun 10 baris. Contoh pantun talibun:
3.1. Talibun 6 Baris
Bandung itu Kota Kembang
Surabaya Kota Pahlawan
Yogya itu Kota Pelajar
Jika ada umur panjang
Moga ada perjumpaan
walau dalam waktu sebentar
3.2. Talibun 8 Baris
Berwisata ke Lamongan
Jangan lupa makan soto
Jika nanti akan pulang
Jangan lupa buah tangannya
Jika ambil keputusan
Jangan dengan cara sembrono
Harus pikir dengan matang
Agar nanti baik hasilnya
3.3. Talibun 10 Baris
Ada banyak menu buka puasa
Dari gorengan dan juga kolak
Hingga martabak dan kue cucur
Semua boleh untuk dimakan
Saat sang waktu mencapai magrib
Wahai kalian umat manusia
Kebohongan harus kalian tolak
Dan berkatalah dengan jujur
Karena itu menyebabkan
Kalian jadi orang yang galib
4. Karmina
Adalah jenis pantun yang bentuknya terdiri atas dua baris, berima akhir a-a, dan mempunyai suku kata sebanyak 8 sampai 12 buah. Selain itu, baris pertama pantun ini adalah sampiran dan baris lainnya adalah isi. Pantun ini juga sering disebut sebagai pantun kilat. Contoh pantun karmina:
(1) Diwaktu petang langit memerah
Dahulu senang sekarang susah
(2) Langit memerah di waktu petang
Dahulu susah sekarang senang
(3) Kawanan itik di pinggir rawa
Hei gadis cantik siapa namanya
Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa jenis-jenis pantun berdasarkan bentuknya terdiri atas empat jenis, yaitu pantun biasa, seloka, talibun, dan karmina. Keempatnya mempunyai karakter dan ciri khas masing-masing. Demikianlah pembahasan seputar pantun kali ini. Semoga pembaca dapat memahami pembahasan kali ini sekaligus dapat menambah wawasan baik mengenai pantun ataupun bahasa Indonesia pada umumnya. Terima kasih.